12

853 130 19
                                    

"Ngerokok buat apa sih?" Jungkook bertanya membuat Yeonjun terkekeh sinis "nenangin pikiran mungkin"

"Bukannya malah nyari penyakit?"

Lantas Yeonjun terkekeh pelan "itu urusan belakang"

Dari samping, Yeonjun bisa merasakan bahwa pemuda yang sejak tadi menemaninya itu menghelah nafas berat. "Gua bisa minta tolong?"

"Hm?"

"Gua butuh bantuan lu Njun. Boleh ya?"

Yang ditanya tak langsung menjawab melainkan menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskan dengan kasar. Rokok di tangannya dibuang begitu saja tanpa khawatir bisa menimbulkan api besar.

"Soal apa?"

"Temuin daddy gua" sontak Yeonjun membulatkan mata tak percaya.

"Ngaco"

"Serius Njun.. Lu satu-satunya yang bisa gua harepin."

"Kenapa harus gua?"

"Gak tau..." lalu menggigit bibir bawahnya pelan "ngeliat cara lu memperlakukan Soobin tadi, gua yakin lu gak bakal nolak. Lu mau kan Njun?"

"Gua aja gak tau daddy lu bentuk...."

"Dokter Seokjin" potong Jungkook membuat Yeonjun melongo.

"T-tunggu... M-maksudnya g-gimana?" justru Jungkook terkekeh gemas melihat remaja disampingnya yang tergagap.

"Dokter Seokjin adalah daddy gua, sayangnya dia gak tau kalo di dunia ini ada seorang anak bernama Jungkook, darah dagingnya."

"Wait.... What?" ini fakta mengejutkan bagi Yeonjun.

"Ceritanya panjang. Masa lalu daddy dan mama cukup ribet hehe... Gua gak bisa cerita sekarang Njun.... Tapi plis.." bisa dilihat Yeonjun dengan jelas bagaimana tatapan penuh permohonan dari Jungkook.

"Oke oke... Tapi gua harus ngomong apa ke beliau?"

"Bilangin, anaknya pengen dipeluk"

"Tapi kan dia gak tau kalo punya anak!" Yeonjun sedikit ngegas.

"Ya kasih tau dululah, goblok!" dibalas dengan suara tinggi juga.

Yeonjun memutar bola matanya malas "terus gimana caranya mau meluk lu? Ngeliat aja kagak bisa"

"Rumah sakit Permata. Gua disana"

"Hah?"

"Raga gua di sana Njun... Daddy bisa nemuin gua di sana siang hari karena mama jam segitu masih kerja. Gak ada yang jagain gua"

"Wait..." memijit pelipisnya dengan lembut "maksudnya lu masih idup?"

"Tepat... Tapi gua lagi koma"

"Hah?"

"Bisa kagak lu? Tolongin gua lah, pliss"

"Lu boongin gua perihal malaikat pencabut nyawa?!" sekali lagi Yeonjun ngegas. Dan yang ditanya cuma menyengir memperlihatkan gigi kelincinya.

"Sinting lu ya.. Gua udah percaya juga"

"Mengenai Soobin dan lu dan kecelakaan itu, ceritanya panjang Njun. Kapan-kapan ingetin gua buat cerita ya"

Yeonjun tidak lagi menanggapi, kakinya yang sejak tadi ditekuk, kini diluruskan lagi. Kepalanya menengadah memandang langit gelap, sampai akhirnya teringat sesuatu. "Lu sakit apa sampe bisa koma?"

"Paru-paru... Gua butuh pendondor dalam waktu dekat, kalo nggak  gua bakal mati"

"Kok bisa?"

"Waktu gua masih bayi, mama depresi berat karena ngurus bayi sendirian. Beliau selalu ngerokok buat ilangin stress tanpa peduli bahwa anak bayi digendongannya dalam bahaya. Sampai akhirnya dokter bilang kalo paru-paru gua penuh asap." Jungkook menghelah nafas "semuanya jadi lebih sulit, lebih berat. Tapi papa lu datang dan nikahin mama. Tanpa papa lu tau kalo mama punya gua saat itu. Tanpa tau kalo mama nikah sama dia tanpa rasa cinta, mama cuma pengen duitnya doang. Dan ya... Karma datang. Perusahaan papa lu bangrut karena mama suka ngambil duit diam-diam buat biaya berobat gua. By the way, Papa lu gak pernah tau kalo mama punya gua sebelum mereka menikah. Dia cuma taunya mama ngabisin banyak duit buat jajan sembarangan.

Serendipity [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang