Beda 8: Baik-Baik Saja

9.5K 860 95
                                    

Bila ditanya, apa kondisi Vino sudah membaik? Vino pasti mengatakan sudah! Walaupun kenyataanya, kepalanya masih pening bila dia bawa berdiri lebih lama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bila ditanya, apa kondisi Vino sudah membaik? Vino pasti mengatakan sudah! Walaupun kenyataanya, kepalanya masih pening bila dia bawa berdiri lebih lama. Wajahnya juga masih pucat. Mungkin bila Vino mau, dia bisa saja meminta lipstik bunda agar bibirnya tak telrihat pucat.

Ken sudah menemuinya tadi pagi. Mengatakan agar Vino beristirahat sehari lagi di rumah. Namun keras kepala adiknya yang sudah mendarah daging, membuat Ken tidak bisa banyak melawan. Setidaknya, dia masih bisa mengawasi Vino lagi hari ini.

"Serius lo udah baikan?" Ken menarik sarapan yang sudah bunda siapkan. Adiknya sudah lebih dulu disana, karena Ken tinggalkan mengambil tasnya tadi.

Vino menoleh, lalu mengangguk. "Gue udah istirahat dua hari. Lo masih ragu?"

"Gue gak pernah percaya sama lo, kalau lo lupa!" Ucap Ken yang membuat Vino mendengus malas.

"Gue seriusan udah sehat!"

"Iya, iya. Tapi janji, jangan bertingkah lagi hari ini. Apa-apa hubungin gue! Sekali aja, gue minta tolong, kalau lo kenapa-kenapa kasi tahu gue. Jangan diem!"

Vino tersenyum. Sebenarnya mendengar Ken posesif itu biasa. Tapi kadang lucu juga. Dengan adik sendiri saja dia sebawel itu, apalagi dengan pacarnya nanti. Vino tak bisa membayangkan, bagaimana sabarnya bila menjadi pacar Ken nanti.

"Udah?" Vino kembali melirik kearah Ken disebelahnya. "Iya, gue telpon lo nanti. Tapi kalau gue telpon, diangkat. Kalau gue sms, dibales. Ngerti?"

"Iya, gue salah. Nanti gak lagi-lagi gue cuekin."

"Yaelah, baperan. Bercanda kali gue. Tapi, Ken.. lo gak ada buat masalah kan sama Raffa?"

Ken menggeleng, "gue gak mungkinlah nyari perkara sama dia."

"Baguslah! Gue gak akan ladenin dia lagi, asal lo juga jangan buat masalah sama dia. Jangan belain gue lagi di depan dia. Gue bisa bela diri gue sendiri! Paham?" Vino bangkit, kembali menatap Ken yang masih terdiam karena kalimatnya. "Biar gue kena masalah karena tu bocah. Lo jangan!"

Kata-kata Vino masih menggema, bahkan saat anak itu sudah berjalan menjauh. Sebenarnya, sejak lama Vino itu sudah peduli. Hanya saja, caranya yang kadang membuat orang was-was. Bahkan Vino tahu bagaimana cara melindungi Ken dari masalah, hanya saja bagi Ken itu akan tetap menimbulkan masalah untuk Vino.

^^

Vino menyandarkan tubuhnya malas. Dia baru saja dipanggil oleh kepala sekolah, setelah 2 hari dia dituduh lari dari masalah. Padahal seingatnya, ayah sudah datang untuk mendapat teguran dari kepala sekolah. Tapi tetap saja dia dipanggil hanya untuk diberi ceramah tentang kesalahannya kemarin.

"Gak usah di pikirin." Suara Bayu membuat Vino menoleh. Mendapati Bayu datang dengan air mineral dan biskuit yang diborong dari kantin.

"Capek banget gue kayak gini." Sahut Vino. Meneguk air mineralnya, sebelum kembali menatap lurus ke depan. "Dua hari gak ada gue, Raffa gak buat masalah kan sama kalian?"

Berbeda ✔️ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang