Part 14 (Where are you? Part II)

16 6 0
                                    

"Jika ada waktu yang bisa kembali dengan sendirinya, maka aku tidak perlu menunggu waktu. Tapi menjagamu kembali{}"-Abell

Aku terdiam sepi dan bingung ingin melakukan apa, lagi-lagi aku terpikir pada cowok misterius waktu itu. Dia menghilang entah kemana, aku pun tidak mengerti kenapa dia harus secepat itu menghilang dariku. Aku menantinya, tapi kabarnya saja sudah tidak ada lagi. "Kamu di mana?" ucapku membantin dan seketika airmataku menetes begitu saja.

Keesokan harinya, saat aku bangun dari tidur. Mataku sembab dan perih, ini pasti karena aku menanggis semalaman. Ada perasaan tenang, namun aku menanti hadirnya. Aku lalu berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci muka dan sikat gigi di wastafel, tiba-tiba aku mendengar suara ketukan pintu. Ternyata pengantar makanan, aku lalu menyuruhnya masuk. Aku tetap sibuk di dalam kamar mandi dan mengelap wajahku dengan handuk yang telah tersedia. Saat aku ingin kembali ke tempat tidurku, aku melihat ada sebuah kotak berwarna putih didekat sajian makananku. Aku lalu segera membuka pintu dan memeriksa sekitar, tapi aku tidak menemukan hal yang mencurigakan. Entah apa isi dari kotak itu, tapi aku takut untuk membukanya. Karena perutku sudah sangat lapar, aku pun mengabaikannya dan segera menyantap makanan. Aku makan sampai kenyang, bahkan rasa kantuk malah menyerangku. Aku terdiam sambil menatap ponsel yang bahkan tidak pernah ada notifikasi dari siapa pun. Setelah selesai makan, aku lalu menonton tv. Entah siaran apa saja yang aku pindah-pindah sedari tadi karena tidak menemukan film yang aku suka. Sesaat kemudian, aku menemukan siaran horor. Karena aku suka, jadi aku menontonnya. Entah adengan apa itu, membuatku refleks berteriak kencang dan ketakutan. Seketika pintu terbuka, aku terdiam. Cowok itu menatapku dan membuka pembicaraan.

"Bisa tolong jangan ribut?"ucapnya lalu pergi

Aku yang melihatnya dan tiba-tiba keluar lalu menutup pintu, aku segera bangun dan ke kamarnya.

Saat aku ingin mengetuk pintu, ternyata pintunya terbuka. Aku lalu masuk, seketika dia langsung mengarahkan tangannya ke leherku dan membuatku bersandar di dinding. Aku berteriak,

"Hei! Aku tetanggamu!"ucapku sambil menutup mata, dia menatapku seakan ingin membunuh saat itu. Segera dia melepaskan tangannya dari leherku,

"Apa yang kamu lakukan di sini? Kenapa tidak mengetuk pintu?"

"A...aku tadinya mengetuk pintumu, tapi ternyata tidak terkunci. Jadi aku langsung masuk, kamu sendiri tadi ke kenapa langsung masuk ke kamarku tanpa mengetuk pintu juga? Huh?"

"Pintumu juga tidak terkunci, kalau jadi cewek itu. Pintu harus diperiksa selalu, kalau ada yang masuk dan melakukan sesuatu padamu bagaimana?"

"Suka-suka aku dong,"

"Sekali lagi kamu tidak mengunci kamarmu, aku pastikan akan membunuhmu di tempat!"

"Memangnya siapa kamu? Aku salah apa?"

"Kamu masuk ke kamar orang yang salah, sekali masuk. Tidak akan pernah kubiarkan keluar"ucapnya dengan tatapan mencurigakan, aku sedikit takut dan mencoba tenang. Dia lalu mencoba mendekatiku Kembali, segera aku mendorongnya dan berlari keluar dari kamarnya.

Aku lalu mengunci kamarku, teringat kata-katanya membuatku takut dan segera tidur lalu menyelimuti diri. Padahal ini masih pagi, tapi aku merasa malam. Entahlah, sama saja. Namanya juga apartement, aku benar-benar malas untuk keluar kamar. Apa lagi setelah kejadian tadi, aku benar-benar tidak ingin bertemu cowok itu lagi.

Sekitar jam 4 sore, aku terbangun dari tidurku. Aku lalu bangun dan menyalakan lampu kamarku, suasana kamarku benar-benar sepi. Perutku sepertinya lapar, aku lalu mengambil jaket dan membenahi rambutku. Aku lalu keluar untuk mencari makan, saat berada di lift aku sibuk memainkan ponselku. Entah siapa yang tiba-tiba masuk dan mengambil ponselku, aku menatapnya. Ternyata cowok itu lagi, "ah sialan! Kenapa harus bertemu lagi sih?"pekikku dalam hati

"Kembalikan ponselku?"

"Ini, jangan memainkan ponsel jika berada dalam lift"ucapnya sambil memberikan ponsel dan keluar lebih dulu

Aku pun segera keluar mencari makanan kesukaanku di sebuah restoran dekat apartmentku, di sana aku makan. Seketika ada yang datang memberikanku kue ulang tahun, saat dia memberikannya kepadaku. Aku melihat dia memakai lencana keluargaku, aku menatapnya lama. Kemudian pura-pura menerimanya dan tersenyum. Seketika pikiranku mulai takut, aku tertunduk diam. Ternyata orang suruhan ayah di sini, sepertinya mereka sudah menemukanku. Aku lalu segera menyelesaikan aktivitas makanku, kemudian aku membayarnya dan segera berlari menuju apartmentku. Seketika aku melihat pintu kamarku terbuka, aku lalu mengetuk pintu kamar cowok yang tadi pagi sempat mengangguku. Dia lalu membuka pintu, aku pun segera masuk.

"Apa yang kau lakukan huh?"tanyanya penuh heran

"Ku mohon, biarkan aku di sini untuk sementara"ucapku ketakutan dan duduk memeluk diri sambil menanggis

"Apakah kamu di sini untuk siap aku bunuh?"

"Bunuh saja aku! Daripada aku harus hidup dengan ketakutan yang tidak pernah berakhir ini! Huh" ucapku menanggis dan suara tanggisku memenuhi ruangannya. Seketika dia diam dan mendekatiku.

Because Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang