"Laki-laki itu menatap serius, seakan mata indahnya ingin mengatakan sesuatu. Tapi dia memilih meninggalkanku, namun dia kembali untuk membuatku tenang. Entahlah, sebegitu spesial itukah aku? atau mungkin hanya perasaan kasihan?"-Abell
Tanggisku pecah memenuhi ruangannya, dia mendekatiku dan berbisik.
"Jika kau berlama-lama di sini, itu hanya akan menyulitkanku. Aku bahkan tidak pernah bertemu perempuan yang masuk sembarangan ke kamarku, silakan menanggis sepuasnya. Ruangan ini akan merekam suara jelekmu, aku pergi"ucapnya lalu berlalu dari hadapanku, ia keluar. Entah kemana, tapi aku tidak mempedulikannya. Aku hanya tetap menanggis dan menanggis, Seketika ruangan mulai sepi. Aku mulai merasa ketakutan, bayang-bayang perasaan yang mencekam membawaku kembali pada kejadian yang telah berlalu. Tapi benar, saat ini keberadaanku memang di posisi yang sulit. Aku tidak tau harus meminta bantuan kepada siapa, selain pada laki-laki yang telah meninggalkanku tadi. Aku pun tidak tau kalau dia akan kembali atau tidak, di sini. Di kamar ini, aku akan menunggunya kembali. Aku yakin, dia pasti kembali. Entah sampai jam berapa aku menunggunya, perasaanku pun mulai tenang dan kemudian tertidur. Sekitar jam 3 pagi, aku terbangun. Suasana kamar gelap, tidak ada cahaya apapun. Aku pun dari ranjang, saat aku ingin melangkahkan kaki untuk menyalakan lampu. Aku merasa kakiku menyentuh sesuatu, aku pun tiba-tiba berteriak. Seketika ada suara orang yang kesakitan, segera aku menyalakan lampu. Setelah itu, aku melihat laki-laki itu ternyata tidur di bawah. Anehnya, saat kesakitan dia malah tidur lagi. Dia bahkan tidak merasa kalau aku menyalakan lampu, aku pun mematikan lampu dan menyalakan lampu otomatis yang penerangannya meredup. Aku pun kembali ke tempat tidurku, tapi mataku sudah tidak bisa untuk diajak tidur. Terlebih mataku terasa perih dan bengkak, saat itu perasaanku makin lama makin terasa tenang jika dia ada. Entah kenapa pikiranku seakan ingin bermain dan bertanya-tanya, aku lalu bangun dan mencoba membuka masker dari wajah laki-laki itu. Seketika dia bangun dan menarik tanganku keras, aku menyuruhnya untuk melepaskan. Tapi dia malah semakin mengeratkan tangannya dilenganku, terasa sakit. Namun perlahan ia melepaskannya, ia lalu bangun dan kemudian pergi ke kamar mandi. "Entahlah, laki-laki aneh"pikirku.
Keesokan harinya, aku terbangun dengan posisi tidur yang ternyaman. Ruangannya full AC, aku bahkan semakin menutup diriku dengan selimut tebal. Hari sudah pagi, tapi aku tidak mendengar apa pun. Aku memanggilnya dengan sebutan cowok aneh, setelah 3 kali aku memanggil namanya. Tidak ada respon apa-apa, mungkin saja dia tidak berada di tempat. Aku lalu segera meninggalkan kenyamanan, sebenarnya aku tidak ingin. Aku masih ingin menikmati hangatnya selimut dengan ruangan yang begitu dingin seperti dirinya, jika bertemu dengan dia. Pasti rasa kesal yang membuatku ingin bertahan didekatnya, karena dia cowok teraneh yang pernah aku temui. Tapi, hal inilah yang membuatku kembali ke masalalu. Di mana saat itu, aku bertemu seseorang yang sama di waktu yang sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of You
Teen Fiction#1 in #tentangrindu (16/02/2020) #2 in #akukamudia (16/02/2020) #1 in #menantimu (14/03/2020) Pernah melakukan sesuatu hanya demi seseorang? kenapa kita mau berkorban hanya karena kita menyukai sesuatu? Kenapa kita tidak bertanya, apakah dia seseo...