Part 10 (Mysterious Boy)

29 6 0
                                    

"Siapa dia? Jika dilihat dari gerak-geriknya, sepertinya laki-laki. Tapi kenapa dia membantuku? Siapa dia? Apakah orang yang akan berpihak padaku? Atau hanya sekadar menjaga namun tidak ingin terlihat? Entahlah, yang pasti dia menjagaku saja sudah membuatku tenang"-Abell

1 bulan setelah masuk ke sekolah yang baru, wali kelas kami mengajak untuk studytour ke taman rimbun konservasi di Tanggerang.

Kami berangkat hari jum'at sepulang dari sekolah, hari itu benar-benar hari yang sangat berharga untuk dinikmati. Kami sangat menikmati perjalanan dengan menggunakan bus sekolah, kami bernyanyi dan bermain gitar dengan penuh keceriaan.

Entahlah, setiap ada waktu kebahagiaan untukku. Aku merasa seperti tidak menikmati apa pun, karena aku harus waspada. Aku ngga mau kejadian-kejadian yang aneh menimpaku lagi, saat ini aku hanya perlu bersama teman-temanku. Jika menyendiri, itu hanya akan membawaku pada masalah yang menakutkan.

Aku duduk dengan tenang sambil mendengar mereka bernyanyi dan bermain gitar, tiba-tiba bus berhenti mendadak. Kami yang tadinya ribut, jadi terdiam semua.

"Pak? Ada apa?"

"Ngga ada apa-apa neng, bapak ngantuk aja"

"Minum air dulu pak"ucap temanku memberi minuman

"Hati-hati ya pak,"

"Iyaiya"

Aku yang melihat ekspresi wajah sopir bus itu seakan mencurigakan, sepertinya hanya disengaja. Aku pun duduk kembali dan meminta teman-teman untuk duduk agar bisa berjaga-jaga, namun mereka tidak mendengarkanku. Ada yang diam dan malah ribut dan bernyanyi, seketika bus itu berhenti tiba-tiba lagi. Mereka semua teriak, aku hanya diam. Bagiku menegur 1 kali saja, tinggal mereka aja yang mau mendengarkan aku atau tidak.

"Bapak mau membunuh kita ya?"

"Iya nih, dari tadi berhenti mendadak terus"

"Kalau ngantuk, ngga usah jadi sopir pak!"

Teman-temanku seakan kesal tapi tidak bisa berbuat apa-apa, mereka hanya kembali duduk. Bus pun berjalan kembali, namun entah apa yang sopir itu lakukan. Dia menyuntikan sesuatu pada dirinya dan kemudian melompat keluar dari bus, kami yang menyaksikannya sangat ketakutan. Aku lalu menyuruh teman-teman untuk tetap tenang, tapi sopir itu tiba-tiba melompat. Jadi yang mengemudi sudah tidak ada lagi, aku pun memberanikan diri untuk menyetir bus dan Alhamdulillah berjalan dengan baik. Aku menyuruh salah satu dari mereka untuk menghubungi polisi, wali kelas dan pihak sekolah. Karena kami sebentar lagi akan sampai, aku pun segera menginjak remnya dengan penuh tenaga. Teman-teman melihatku penuh khawatir, mereka takut kita semua kenapa-kenapa. Aku pun menyuruh mereka untuk berdoa, semoga saja perjalanan ini bisa berakhir dengan baik.

Aku berkeringat dingin, penuh ketakutan dalam diriku. Namun aku mencoba untuk tetap tenang dan yakin pasti bisa melewati semua ini, aku duduk dan fokus melihat ke depan. Teman-temanku juga tenang melihatku tenang, aku pun tidak ingin mereka melihat diriku dengan kondisi yang sebenarnya.

Setelah 30 menit lebih aku menyetir, sampailah kami di tempat tujuan. Aku pun langsung menginjak rem pelan-pelan dan berhenti dengan baik.

Mereka lalu keluar dari bus, kami pun berkumpul. Alhamdulillah di tempat kemah kami, banyak orang. Jadi kami agak sedikit tenang, namun masih terbayang dengan sopir yang melompat tanpa berkata apa pun membuat kami masih khawatir dan takut.

Because Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang