"Siapa pun dia, entah dia baik atau pun jahat. Bahkan sekalipun dia orang baik dan orang jahat di masa depan dan di masa sekarang. Aku akan melakukan apa pun untuknya"-Abell
Perasaan tidak tenang ketika melihat dia tergeletak tidak sadarkan diri, membuatku hanya bisa mengobatinya dengan daun-daun obat yang aku haluskan kemudian aku tempelkan dibagian kepala yang berdarah. Aku lalu membersihkan darah yang mulai mengering, berharap luka dikepalanya akan baik-baik saja. Setelah itu, kemudian aku keluar mencari sesuatu yang mungkin bisa dimakan. Tapi setelah mencari kemana-mana dan berkeliling di sekitar gubuk, mataku tiba-tiba tertuju pada sungai jernih yang luas. Karena penasaran, aku lalu mendekati sungai itu. Saat sampai didekat sungai, aku melihat ada perahu dan sebuah mesin yang menempel. Sangat bagus, untuk seukuran dan model perahu di tepi hutan tidak berpenghuni seperti ini. tapi jika dilihat warnanya, sudah mulai agak pudar. Aku pun lalu berlari ke arah gubuk untuk menemuinya kembali, aku yang melihat dia yang belum sadarkan diri membuatku ingin membawanya pergi dari tempat ini. Seketika muncul dipikiranku untuk membawanya menggunakan perahu yang sudah aku temukan tadi, lebih baik aku bawa pergi saja. Daripada lama-lama di sini akan membuat kondisinya makin parah, aku pun menggendongnya dengan sebelah tangannya mengandeng pundakku. Aku membawanya berjalan pelan-pelan bersamaku, aku benar-benar kelelahan membawanya. Dia sangat berat, padahal badannya kurusan dan tinggi. Tapi aku merasa sedang menggendong sumo, aku lalu berhenti sejenak sebelum sampai ditepi sungai. Aku lalu melihat dia mulai bergerak, dia batuk-batuk dan akhirnya sadarkan diri.
"Baguslah, kalau kamu sudah sadarkan diri. Jadi aku tidak perlu bersusah payah mengendongnya lagi. Hayati lelah ey, bersyukur juga dia bisa bangun karena aku bisa kembali tenang dan tidak takut lagi"ucapku membatin dan tersenyum
"Ki-kita di mana?"ucapnya seakan memaksa untuk mengeluarkan suara
"Kita di bawah langit di atas tanah"
"Dih, dasar cewek aneh!"ucapnya lalu duduk sambil menahan sakit dibagian kepala
Aku yang mendengar dia mengatakan seperti itu seakan ingin menjitak kepalanya dibagian yang sakit, biar tambah sakit.
"Kamu ngga buka masker aku kan?"tanyanya dengan tatapan lain, sambil mengarahkan jarinya ke arahku. Karena aku benar-benar kesal padanya, dia bahkan tidak bertanya kenapa bisa selamat atau apa. Tapi malah menuduhku yang tidak-tidak, Seketika aku mengigit jarinya lalu berlari menuju arah sungai. Aku meninggalkannya, dia pun mencoba untuk berdiri dan menyeimbangkan tubuhnya agar bisa berjalan ke arahku. Sebenarnya aku ngga tega, tapi aku benar-benar kesal. Akhirnya setelah beberapa menit, dia sampai di tepi sungai dan mulai mendekatiku. Tangannya masih memegang kepalanya, aku tau itu pasti sakit. Tapi sepertinya dia perlu berjuang, karena jika bersamaku. Harus siap mati kapanpun, kalau bisa bertahan. Aku hanya bisa bersyukur, bahwa dia akan selalu bersamaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of You
Teen Fiction#1 in #tentangrindu (16/02/2020) #2 in #akukamudia (16/02/2020) #1 in #menantimu (14/03/2020) Pernah melakukan sesuatu hanya demi seseorang? kenapa kita mau berkorban hanya karena kita menyukai sesuatu? Kenapa kita tidak bertanya, apakah dia seseo...