Sinar matahari pagi menerangi kamarku.
Ups. Sepertinya tidak menerangi juga, karena gorden kamarku masih tertutup.
Aku menggeliat, berusaha mengusir kantuk yang sebenarnya masih dengan setia menghantuiku.
Perlahan aku berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan badan dan memulai pagi.
Tepatnya, bersiap untuk kuliah.
.
.
.
.
Setelah memastikan pintu apartemenku terkunci, aku berjalan seperti biasanya menuju kampus.
"Yo, Chul-hyung!" Aku menoleh, mendapati remaja laki-laki berambut hitam dengan raut wajah memelas, sedang berlari kecil ke arahku. Ah, Yesung rupanya. Tadinya dia tetanggaku, tapi akhirnya pindah ke kompleks apartemen lain, tepatnya ke kompleks apartemen yang ditempati orang yang disukainya.
"Tumben berangkat pagi, Yesung-ah." Dia hanya mengangguk menanggapiku. Sepertinya berusaha mengatur napasnya.
"Iya, aku mau nyontek tugas dulu." Aku hanya bisa geleng-geleng saja.
Perjalanan kami menuju kampus, diiringi keheningan.
Sampai Yesung yang berusaha memecahkannya terlebih dahulu.
"Hyung."
"Hm?"
"Tadi aku lihat kamar di sebelahku sudah ada yang menempati." Aku tertawa mendengar perkataannya.
"Terus kenapa?"
"Sepertinya dia akan masuk kampus kita, hyung."
"Yesung-ah, apartemen yang kita tempati tidak khusus untuk kampus kita saja, bisa saja nanti dia masuk kampus tetangga." Yesung mengangkat bahunya.
Dan keheningan kembali mengiringi kami sampai ke kampus.
~*~Acuh tak acuh aku mendengarkan penjelasan dosenku mengenai linguistik. Ya, aku mengambil jurusan sastra. Dan menurutku, linguistik itu salah satu mata kuliah yang sebenarnya bisa dipelajari sendiri dengan membaca-ini menurutku, entah kalau menurut teman-temanku bagaimana.
Aku mengedarkan pandangan ke sekeliling, bermaksud mencari sesuatu yang mungkin bisa aku jadikan bahan hiburan untukku dari rasa bosan. Beberapa teman ada yang terang-terangan tidur, ada yang mengobrol dengan teman sebelahnya sambil berbisik, ada juga yang mendengarkan penjelasan dosen dengan khusyuk.
Sampai aku melihat sosok mahasiswa yang asing untukku-karena seingatku, aku tidak pernah melihatnya sebelumnya.
Sosoknya yang berambut oranye lembut, raut wajah yang ramah, dan dekik yang menghiasi salah satu sudut bibirnya saat dia tersenyum-mungkin karena dia mengerti penjelasan dari pengajar, entahlah aku tidak peduli dengan alasan dia tersenyum. Iris matanya juga berwarna coklat, dan tampak teduh.
Sesaat, aku hanya memandanginya tanpa berkedip.
Mungkin sadar kalau ada seseorang yang memandanginya terus-menerus, dia bertemu pandang denganku sambil menyunggingkan senyum lebar.
Tanpa aku sadari, jantungku berdegup kencang.
Sepertinya, istilah cinta pada pandangan pertama itu benar adanya.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Corvus [Teukchul Fanfic]
Fanfiction"You said, 'I am going to disappear'" "No... Stay..." Inspired from Cross Gene - Corvus Rated : T Genre : Supernatural, fantasy, angst, bromance/shounen-ai, hurt/comfort Pair : LeeteukxHeechul Warn : Typo(s), OOC, AU Cerita ini hanya fiksi semata. P...