(5) Why?

485 52 18
                                    

Aku hanya diam di tempat tidur. Tidur, tidak bisa. Membaca, sedang tidak mood.

Sebenarnya, aku masih memikirkan punggung Jungsoo yang terluka itu–dan berniat untuk bertanya langsung padanya. Tapi, takutnya dia merasa privasinya aku langgar.

Akhirnya, aku mencoba melakukan sesuatu supaya tidak memikirkan Jungsoo sekaligus mengisi waktu.
Hari ini Senin soalnya, Jungsoo sedang di kampus.
Karena selama weekend kemarin Jungsoo full menginap di apartemenku, sekarang aku jadi merasa kesepian.

Aku memutuskan untuk membaca komik saja, sambil berharap Jungsoo akan kembali ke apartemenku, bukan ke apartemennya sendiri.

Saat terdengar dering pendek dari ponselku, aku langsung meraihnya yang berada di atas meja nakas. Tak aku sangka, yang mengirimiku pesan itu Jungsoo. Padahal, dia pernah bilang kalau dia bukan tipe orang yang menyukai komunikasi lewat ponsel. Makanya dia hampir tidak pernah menggunakan ponsel, katanya.

11.00 AM

Aku nanti tidak kembali ke apartemenmu, maaf.

Ada perasaan sedih, kecewa, dan bingung saat membaca pesannya. Karena aku tidak tau alasan kenapa Jungsoo tidak kembali ke sini.

Karena peristiwa kemarin kah?

Atau dia tidak mau luka di punggungnya ketauan olehku, sehingga dia menghindariku dulu?

Aku tidak bisa menahan kekecewaanku pada balasan yang aku kirim–bahkan tanpa pikir panjang–padanya.

Ah, masa bodoh.

11.00 AM

Oke, tak apa.

Haha. Singkat, padat, jelas.

Untuk mengusir kekecewaanku, aku memutuskan untuk tidur saja setelah menaruh kembali ponsel di meja nakas.

Siapa tau saat aku bangun ada pesan dari Jungsoo yang bilang dia akan ke apartemenku, tidak jadi kembali ke apartemennya sendiri.

Dan kalaupun dia tidak jadi ke sini, semoga bukan karena marah gara-gara keagresifanku kemarin.

Hhh.

Semoga saja.



~*~

Aku menggeliat tak nyaman saat mendengar dering panjang dari ponselku. Niatnya berusaha mengabaikannya, tapi ponselku terus berbunyi.

Dengan erangan kecil, aku kembali mengambil ponselku dan menjawab panggilan dari entah siapa, sambil mengaktifkan mode loudspeaker–aku masih terlalu malas memegang handphone.

"Yaa?"

"Pasti aku membangunkanmu." Ugh, Yesung ternyata.

"Apa maumu?" sungutku. Enak saja dia bisa tenang-tenang saja setelah mengganggu tidurku.

"Hanya ingin memberitahumu sesuatu, hyung."

"Apa?"

"Aku bertemu Jungsoo-hyung di kampus."

"Terus kenapa? Bukan urusanku dan aku pun tidak peduli."

"Ah masa? Aku yakin setelah hyung mendengar kalimatku yang selanjutnya, hyung tidak akan tidak peduli lagi."

Corvus [Teukchul Fanfic]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang