Jungsoo membuka matanya perlahan, membiasakan matanya dengan cahaya yang masuk ke retinanya.
Setelah beberapa kali mengerjap, dia sudah mulai bisa melihat dengan jelas keadaan sekelilingnya.
Ini bukan kamarku, batinnya.
Merasakan ngilu di tangan kirinya, dia melihat tangannya yang ternyata ada jarum infus.
Menghela napas, dirinya beralih ke arah kanannya dan menemukan seseorang yang sedang tertidur di sisi ranjangnya dengan menjadikan lengannya sendiri sebagai bantal.
Saat itu juga, dia tahu siapa yang ada di sampingnya.
Perlahan, dia mencoba mengangkat tangan kanannya dan mengelus perlahan rambut seseorang yang sedang tidur itu–berharap tindakannya tidak membangunkan sang putri tidur.
Tiba-tiba, dia mendengar bunyi pintu terbuka dan saat itu juga dia mengalihkan pandangannya ke arah pintu dan menarik tangannya dari kepala Heechul.
Dan dia menemukan seorang perawat yang baru saja masuk ke ruangannya."Ah, syukurlah Anda sudah sadar, Jungsoo-ssi. Ada beberapa hal yang perlu saya cek sebentar ya." Jungsoo mengangguk, berusaha tidak menjawab secara verbal karena takut membangunkan seseorang yang sedang tidur itu.
Suster wanita yang baru saja masuk itu menyuruh Jungsoo beberapa hal dan kemudian mencatatnya di papan klip yang dibawanya, sambil sesekali menanyakan keadaannya.
"Apa yang sudah saya catat akan saya beritahu ke dokter yang menangani Anda. Dan mungkin dia akan datang ke sini untuk melakukan pengecekan yang lebih detail." Jungsoo mengangguk sambil melihat perawat tersebut yang disambut senyuman ramah darinya.
"Dia teman baik Anda? Dari Anda masuk ke ruang gawat darurat sampai ke ruangan ini, dia tidak pernah meninggalkan Anda. Bahkan saat dokter bilang Anda butuh transfusi darah, dia langsung berdiri dan menawarkan diri menjadi pendonor," ujarnya diakhiri tawa kecil. Sedangkan Jungsoo, dia berusaha mencerna perkataan dari sang suster.
"Heechul?" tanyanya pelan dengan suara serak. Tenggorokannya terasa begitu kering. Suster ramah yang ada di depannya tersenyum lebar.
"Namanya Heechul? Ya, dia terus menemani Anda."
"Darah Heechul?" tanyanya lagi dengan batuk kecil di antara perkataannya. Sang perawat tertawa pelan.
"Tidak, darah untuk transfusi Anda berasal dari stok rumah sakit." Jungsoo mengangguk perlahan tapi kemudian meringis saat tiba-tiba kepalanya nyeri.
"Bagian mana dari kepala Anda yang sakit?" Jungsoo memegang perlahan kepala bagian kirinya yang terbentur lantai saat dia pingsan. Suster di depannya mengangguk dan kembali mencatat sesuatu di papan klipnya.
"Baiklah, saya permisi dulu kalau begitu." Jungsoo mengangguk perlahan dan akhirnya sang suster pergi dari ruang rawatnya.
Tangan kanannya kembali dia letakkan di atas kepala Heechul dan mengelus rambutnya perlahan.
Tapi kali ini, terdengar lenguhan pelan darinya. Mungkin karena merasa tidurnya terganggu.
Namun tangan Jungsoo masih tetap bertahan di atas kepala Heechul sampai dia berusaha mengangkat kepalanya yang merebah di atas lengannya–tangan kanan Jungsoo sekarang dilipat di atas perutnya.Jungsoo ingin sekali menyapa Heechul yang baru bangun tidur itu, tapi dia tidak bisa memercayai tenggorokannya yang mungkin bisa saja tiba-tiba batuk kembali karena kering dan gatal sekali.
Saat Heechul membuka matanya perlahan dan mendapati Jungsoo yang sedang menatapnya sambil tersenyum, refleks dia langsung menegakkan tubuhnya dan meraih tangan kanan Jungsoo dengan kedua tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Corvus [Teukchul Fanfic]
Fanfiction"You said, 'I am going to disappear'" "No... Stay..." Inspired from Cross Gene - Corvus Rated : T Genre : Supernatural, fantasy, angst, bromance/shounen-ai, hurt/comfort Pair : LeeteukxHeechul Warn : Typo(s), OOC, AU Cerita ini hanya fiksi semata. P...