(12) Vision

471 54 15
                                    

Aku merasa di awang-awang.

Semuanya bagai melayang.

Bahkan diriku sendiri.

Tapi, satu hal yang pasti, aku tau apa yang akan terjadi selanjutnya.

Karena aku sudah familiar akan permulaan dari mimpiku.

Hal ini terlampau sering terjadi, dengan "isi" mimpi yang berbeda.

Memejamkan mata, aku mengatur napas agar lebih rileks.

Merentangkan kedua tanganku, aku membiarkan kekuasaan-Nya yang mengontrol kendali diriku.

Saat aku kembali membuka kedua mataku, sekelilingku berubah.

Aku berdiri di tengah-tengah persimpangan.

Refleks melihat ke arah lampu lalu lintas, dan lega saat melihat lampunya menyala merah.

Aku berjalan ke arah tepi, dan memperhatikan orang-orang yang lain berlalu-lalang.

Dan bagaimana mereka semua melewatiku, tidak menghiraukanku.

Atau memang aku tidak ada di mata mereka?

Atensiku tetap pada persimpangan jalan, melihat bagaimana banyaknya orang yang menunggu lampu lalu lintas untuk menyeberang jalan menyala hijau.

Bagaimana mereka dengan sabar menunggu, daripada kehilangan nyawa karena tertabrak mobil.

Tapi, tiba-tiba semua orang seolah berhenti.

Atensiku terpaku pada satu sosok yang hendak menyeberang dari arah yang berlawanan denganku.

Sama dengan yang lainnya, dirinya berdiri diam di seberang untuk menunggu lampu pejalan kaki menyala hijau.

"Hee-"

Suaraku hanya terdengar gumaman.

Seberapa kerasnya aku berusaha berteriak, lagi-lagi yang keluar hanya gumaman.

Aku berdoa pada Tuhan agar dia menyadari keberadaanku.

Dan doaku terkabul.

Saat Heechul hendak menyeberang, matanya melihat ke arahku.

Sesaat dia hanya bisa tercengang, namun kemudian dia melambai gembira.

Entah kenapa, hanya dia saja yang berniat untuk menyeberang jalan.

Sedang yang lain, aku tidak tau mereka ke mana.

Heechul berlari kecil untuk menyeberang jalan.

Dan senyumku rasanya semakin lebar saja melihatnya semakin dekat.

Namun,

Tiba-tiba saja ada sebuah mobil yang melaju kencang dan langsung menabrak tubuh Heechul.

Semuanya terjadi begitu cepat.

Dirinya terpelanting beberapa meter.

Dari jarak sejauh ini saja, aku bisa melihat darah yang mengalir dari kepalanya karena benturan pada aspal.

Ingin melihat ke arah lain, tapi tidak bisa.

Seluruh tubuhku seolah kaku.

Bahkan aku tidak bisa bergerak untuk menyelamatkannya.

Corvus [Teukchul Fanfic]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang