7

627 71 7
                                    

"Bagaimana kabar mu?" Tanya Sasuke menatap pria dengan pakaian pidana dibalik kaca tebal dihadapannya itu.

"Seperti yang kau lihat." Sahutnya. "Kau tampak begitu buruk." Sahut Sasuke merasa miris melihat kondisi kakaknya, Itachi.

Itachi tampak lebih kurus dan pucat sekarang, ketampanan Itachi tidak lagi terlihat. Entah mengapa Sasuke merindukan hari-hari nya bersama dengan Itachi, jika saja waktu dapat diputar kembali, Sasuke ingin sekali menghabiskan waktu yang ada bersama dengan Itachi.

Itachi tertawa kecil mendengar jawaban Sasuke. Yah.. ia sudah buruk dari awal, seandainya saja Itachi mendengarkan perkataan orangtuanya dulu, mungkin sekarang keluarga mereka masih utuh. Mungkin saat ini mereka tengah tertawa bersama.

"Kapan kau akan menikah? Aku tak pernah mendengar tentang wanita atau gadis manapun dari mu." Ucap Itachi memulai topik pembicaraan. "Kau tau jawabanku, Aniki. Aku tidak tertarik dengan mereka, terlebih hubungan wanita dan pria." Sahut Sasuke. Itachi sempat menanyakan apakah Sasuke memiliki penyimpanan seksual atau semacamnya? Dan Itachi mendapatkan jawaban yang begitu aneh menurutnya. Sasuke mengatakan jika Sasuke tidak merasa nyaman berada dalam hubungan wanita dengan pria maupun pria dengan pria. Mungkinkah Sasuke tak memiliki ketertarikan dalam hubungan seksual? Atau mungkin Sasuke belum memiliki ketertarikan akan hal itu?

"Aku ingin melihat mu menikah." Ucap Itachi. Sasuke tertawa kecil mendengar penuturan Itachi. Bukankah itu lucu? Sasuke sudah memutuskan untuk tidak memulai hubungan dengan siapapun, ia terlalu takut untuk memulai hubungan.

"Aku akan menikah setelah kau menikah." Jawab Sasuke. "Jangan meledek ku." Mereka tertawa. Tawa yang begitu hangat dan jarang sekali Sasuke dapatkan dulu.

...

"Hm... Jadi kau baru saja pergi menemui Itachi?" Ucap Naruto, hanya anggukan kepala yang Naruto dapatkan.

Sekarang mereka sedang berada di salah satu market. Naruto meminta Sasuke untuk menemaninya belanja bulanan, awalnya Sasuke menolak, tapi Naruto terus saja memaksa dan mau tak mau Sasuke menemani Naruto untuk berbelanja bulanan.

"Bagaimana dengan mama dan papa mu? Kau tak berniat untuk mengunjungi mereka?" Tanya Sasuke.

"Tidak. Mereka sedang berada di Jerman, karena kau tau? Nenek ku memaksa mereka untuk tinggal disana." Sahut Naruto cepat. Sasuke menghentikan langkah kakinya, mata onyx Sasuke menatap sederetan sayuran yang terpajang disana, tangan Sasuke sibuk memilih-milih sayuran segar itu.

"Mengapa kau tidak pulang ke negara asal mu?" Tanya Sasuke lagi.

"Karena aku sudah nyaman berada disini." Jawab Naruto. Sasuke sempat melirik Naruto sejenak sebelum akhirnya ia memilih kembali sayuran yang ada disana.

"Bersama mu." Lanjut Naruto.

Seakan waktu berhenti berputar, Sasuke menatap mata Naruto dalam mencari sesuatu didalam sana. Agh! Mengapa kini jantungnya berdebar tidak karuan? Bahkan Nafas Sasuke memburu. Ada apa dengan dirinya? Ini salah! Ini tidak boleh terjadi! Sasuke baru saja membicarakan bahwa ia tidak akan menikah pada Itachi. Dan sekarang jantungnya menggila hanya karena dua kata yang Naruto lontarkan. Yang benar saja!

"Berhenti bergurau. Itu tidaklah lucu." Ucap Sasuke memasukan sayuran kedalam keranjang, kini Sasuke kembali melangkahkan kaki meninggalkan Naruto dibelakang. Tapi langkah Sasuke terhenti saat tangan Naruto mencekal pergelangan tangannya. Mata sapphire indah Naruto menatap dalam mata onyx Sasuke seakan meyakinkannya.

"Aku serius, teme. Aku berusaha mencari keberadaan mu dulu, aku berusaha menghubungi mu namun kau tak pernah membalas ku, kau tak pernah menjawab telepon ku. Aku putus asa, dan sempat berpikir jika aku tidak akan pernah bertemu dengan mu lagi. Tapi, kini kita bertemu. Dan aku sungguh merasa nyaman kau berada disamping ku, aku ingin kau tetap berada di sisiku seperti sekarang." Ucap Naruto.

Suasana menjadi hening, mereka saling menatap satu sama lain seakan tengah mencari didalam iris sapphire dan onyx itu.

Sasuke memutus kontak mata mereka, semakin lama ia menatap mata Naruto semakin menggila jantungnya. Entah apa yang terjadi pada dirinya, pertama kalinya Sasuke merasakan hal yang begitu asing pada tubuhnya. Dan terlebih kini Sasuke merasa sedikit panas, padahal begitu banyak AC diruangan itu.

"Teme, wajah mu memerah." Ucap Naruto, cepat-cepat Sasuke menyembunyikan wajahnya. Ah! Sekarang Sasuke benar-benar tidak mengerti akan dirinya sendiri.

Naruto tertawa melihat tingkah Sasuke. Betapa menggemaskannya Sasuke. Ah~ Naruto tidak tau apakah ia dapat memendam perasaannya lebih lama lagi atau tidak.

...

Sasuke menatap pantulan dirinya, kalimat Naruto terus saja berputar layaknya kaset rusak dan terlebih jantungnya yang berdegup setiap kali memikirkan kalimat itu. Ah!! Tidak ini tidak boleh terjadi! Jangan katakan jika Sasuke menyukai Naruto. Ini gila! Sangat gila! Sadarlah Sasuke! Naruto akan pergi setelah tau siapa kau sebenarnya. Bahkan bukan hanya Naruto saja yang pergi, semua orang akan pergi meninggalkan mu sama seperti kedua orangtua mu dulu.

Sasuke menggelengkan kepalanya kuat, menepuk-nepuk kedua pipi dengan kedua tangannya. Setelahnya, Sasuke menyalahkan keran dan membasuh wajahnya. Tangan Sasuke menggapai handuk yang ada disana, menghapus air yang ada diwajahnya.

Sasuke keluar dari kamar mandinya. Sasuke menatap papan besar yang ada di kamarnya. Menampilkan beberapa foto disana. Kasus yang ia tangani sudah selesai, tak ada gunanya foto-foto itu masih terpajang disana.

Saat hendak tangan Sasuke mengambil foto-foto itu, tiba-tiba lampu padam, tentu hal itu membuat Sasuke heran. Tak biasanya hal ini terjadi, terlebih saat malam hari.

Deringan hp Sasuke memecah keheningan dimalam itu. Sasuke mencari letak hp nya, dan ia menemukannya diatas tempat tidur. Ia lihat nama yang tertera disana.

Dobe

Segera Sasuke mengangkatnya.

Suara rengek Naruto menyapa telinga Sasuke. Ia baru ingat jika Naruto sangat takut pada kegelapan, Naruto bisa saja menangis didalam apartemennya. Sasuke teringat saat mereka SMA dulu. Saat itu rumah Naruto mengalami korslet listrik, membuat lampu rumahnya padam, dan betapa sialnya Naruto hari itu. Kedua orangtuanya sedang pergi dan akan kembali 3 hari setelahnya, malam itu juga Naruto memaksa Sasuke untuk menginap dirumahnya. Dan mau tak mau Sasuke menginap di rumah Naruto.

"Aku akan kesana." Ucap Sasuke. Sasuke menghela nafas sebelum memutus sambungan telepon. Sasuke melangkahkan kakinya keluar apartemen miliknya.

Sasuke mengetuk pintu apartemen Naruto saat ia sudah berada dihadapan pintu yang sedari tadi tertutup itu. Tak terlalu lama pintu apartemen Naruto terbuka dan saat itu juga Naruto memeluk tubuh Sasuke erat, Sasuke sampai kehilangan keseimbangan dan hampir saja terjatuh.

"Teme!! mengapa kau begitu lama?!!" Tangis Naruto tak melepas pelukannya. "Aku sudah ada disini, apa yang kau takutkan lagi?" Sahut Sasuke membalas pelukan Naruto.

Dan Sasuke menghabiskan malamnya di apartemen Naruto, mereka tidur satu ranjang dan Naruto memeluknya begitu erat, bahkan membuat Sasuke sulit untuk bergerak dan bernafas.

Sasuke tertawa kecil, ia sadar jika Naruto tidak pernah berubah. Masih tetap manja dan bodoh seperti dulu.

...

Karena Jean lagi libur 2 Minggu, jadi ga adil kalo Jean ga publish cerita next door.

Sorry udah buat kalian nunggu lama, thx buat yang dah baca vote and comment.

JeanTheRapper.

Next Door|TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang