17 (Spesial Narusasu)

1K 73 11
                                    

Dua tahun berlalu, selama itu Naruto masih menunggu kehadiran Sasuke. Memang Naruto sering menghubungi Sasuke dan begitu juga sebaliknya, tapi jujur saja, Naruto merindukan sosok pemuda raven itu. Naruto ingin mendekapnya erat.

Pemuda dengan iris sapphire itu menatap langit yang biru cerah, mentari masih masih enggan memancarkan sinarnya. Sejenak ia berpikir, kapan? Kapan orang yang ia cinta akan kembali? Ini sudah tahun kedua sejak Naruto membiarkannya pergi. Hidupnya tak lagi menyenangkan, bahkan terasa begitu sulit untuk dijalankan.

Naruto meregangkan otot tubuhnya sebelum memulai aktivitas nya sebagai seorang detektif.

...

Sasuke melangkahkan kakinya dibawah sinar mentari pagi, dikedua tangannya dipenuhi oleh kantung belanjaan. Itachi sungguh membuat Sasuke repot bukan main, ia menyuruh Sasuke untuk berbelanja sedangkan dirinya asik berkencan dengan pemuda surai jingga itu. Sasuke berdecak sebal.

Sasuke memasuki rumahnya, ia disambut dengan hangat oleh pemuda jingga itu. Sedangkan Itcahi sibuk memeluk pinggang ramping pemuda itu dari belakang. Sasuke memutar bola mata jengah, mereka selalu seperti ini.

"Kau sudah pulang? Suke-chan." Pemuda bernama Kyuu Kurama itu berusaha melepaskan diri dari dekapan hangat Itachi.

"Itachi lepaskan!" Geram Kurama. Itachi menggeleng dengan kedua mata memohon agar Kurama tidak melepas pelukannya.

Sasuke menarik nafas, ia letakan barang belanjaan diatas meja dapur. Kurama masih berusaha melepaskan diri dari pelukan erat Itachi, ah~ setelahnya akan ada pertengkaran diantara mereka. Itachi selalu seperti itu, membuat Kurama marah adalah salah satu hobinya. Sasuke heran mengapa mereka bisa sampai saling mencintai bahkan sampai menikah.

Entah mengapa pikiran Sasuke melayang pada sosok pemuda dengan surai pirang itu. Sasuke merindukannya, ia merindukan tindakan bodoh Naruto. Tanpa sadar terlukis senyum kecil diwajah porselen manis Sasuke.

Hp Sasuke berdering, dilihat siapa yang menghubungi nya sepagi ini.

Baka dobe.

Seharusnya Sasuke tak perlu heran, karena Naruto akan menghubungi nya saat akan memulai bekerja dan saat ingin beristirahat dimalam hari. Biasanya Naruto akan menceritakan kasus yang ia tangani, terkadang ia juga menceritakan keluarga nya yang mengadopsi anak kecil, kedua orangtua Naruto kesepian karena tak ada tawa anak kecil dirumah sebesar itu.

"Hn." Sasuke mengangkat telepon dari Naruto.

"Bagaimana kabar mu?" Suara bariton Naruto menyapa pendengaran Sasuke.

"Kau selalu menanyakan hal itu setiap harinya, dobe. Apa aku masih harus menjawabnya?" Sahut Sasuke.

"Aku hanya ingin tau saja, apa pemuda yang telah membuatku jatuh hati dalam keadaan baik?" Naruto sedikit menggoda Sasuke tanpa tau jika kini Sasuke berdebar dengan wajah yang memerah. Ah~ jika Naruto melihatnya pasti Naruto akan mengatakan 'teme, wajahmu memerah.' dulu kalimat itu sering Naruto lontarkan saat wajah Sasuke memerah.

"Berhenti menggodaku." Ucap Sasuke.

"Teme?"

"Hn."

"Teme?"

"Ada apa, dobe?"

"Aku merindukan mu."

Lagi. Naruto berhasil membuat jantung Sasuke berdebar tidak karuan, hanya tiga kata itu saja sudah dapat membuat Sasuke salah tingkah. Sasuke yakin jika kini wajahnya sudah sangat merah.

"Dan aku mencintaimu."

Sasuke seakan ingin terbang ke langit ketujuh setelah mendengar kalimat itu menyapa pendengaran nya. Ada ribuan kupu-kupu yang berusaha membuat Sasuke tersenyum, Sasuke sangat menyukai ketika Naruto mengucapkan kalimat itu dengan begitu tulus.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 03, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Next Door|TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang