Sudah beberapa hari ini Sasuke tampak menghindarinya, mungkinkah karena pengakuan cintanya atau mungkin karena sesuatu hal yang lain.
Naruto tak tahan dalam situasi semacam ini, jikapun Sasuke menolaknya, Naruto tak masalah. Tapi, tak bisakah mereka tetap berteman? Naruto tak pernah memaksa Sasuke untuk menyukainya, karena itu akan lebih menyakitkan untuknya dan Sasuke nanti.
Naruto keluar dari apartemen nya, saat itu juga Sasuke keluar dengan penampilan yang begitu berantakan. Wajahnya tampak lebih pucat dari biasanya, mungkinkah Sasuke masih sakit?
Naruto ingin menyapa Sasuke, namun tampaknya Sasuke sedang dalam suasana hati tidak baik. Sasuke tak melirik Naruto sedikitpun, ia melangkah melewati Naruto yang masih berdiri disana. Sampai tiba-tiba saja Sasuke terjatuh tak sadarkan diri, tentu Naruto panik bukan main. Ia menghampiri Sasuke, menyentuh kulit Sasuke yang terasa membakar. Sasuke begitu panas, Naruto dapat mendengar deru nafas Sasuke yang tak teratur. Sasuke-nya masih sakit, mengapa Sasuke tidak mengatakan bahwa ia masih sakit?
Segera Naruto membawa Sasuke masuk kedalam apartemennya, membaringkan tubuh lemas Sasuke diatas ranjang hangat Naruto.
Tangan Naruto kini beralih memainkan hp, ia menghubungi Gaara, mungkin Gaara dapat membantunya.
Tak terlalu lama, pemuda bertato Ai itu datang. Memeriksa keadaan Sasuke yang masih tak sadarkan diri.
"Stress." Ucap Gaara. Naruto mengernyit tak mengerti.
"Istirahat yang cukup, makan teratur dan minum obat sudah cukup." Jelas Gaara, Naruto masih menatap Gaara tak mengerti.
Terdengar helaan nafas dari Gaara, mengapa ia memiliki teman yang begitu bodoh seperti Naruto? "Sepertinya Sasuke memiliki banyak masalah, sehingga ia stress dan.. berakhir sakit seperti ini." Jelas Gaara. Naruto mengangguk paham, jadi Sasuke hanya stress saja..
Setelah Gaara memberi resep obat pada Naruto, Gaara berpamitan. Sebagai Dokter Forensik, Gaara harus melanjutkan melakukan otopsi.
...
Sasuke membuka matanya, ia merasa begitu hangat, tak pernah ia merasa seperti ini sebelumnya. Sasuke melirik kekanan, menemukan Naruto yang tertidur pulas memeluk tubuhnya. Entah mengapa kalimat Naruto berputar dalam benaknya
"Aku menyukaimu."
"Semua orang pernah berbohong, aku yakin kebohongan yang kau lakukan demi kebaikan juga."
Air mata Sasuke menitih, ia ingin membalas perasaan Naruto, tapi ia takut. Ia terlalu takut untuk kehilangan seseorang yang begitu berharga dalam hidupnya, ia takut jika Naruto akan pergi seperti kedua orangtuanya, ia takut jika Naruto akan berakhir seperti Itachi. Sasuke tau dia sedang dalam bahaya, ia sedang menjadi incaran seseorang. Mengingat hal itu membuat Sasuke mengingat masa lalu.
Berlahan mata sapphire jernih nan indah Naruto terlihat, mata yang selalu menatapnya dengan begitu tenang, bahkan dapat membuat Sasuke merasa nyaman oleh tatapan itu.
"Kau menangis, teme?" Naruto panik bukan main, ia segera menghapus air mata yang dengan lancang membasahi wajah indah Sasuke.
"Ada apa?" Tanya Naruto. Sasuke memalingkan wajahnya, kepalanya menggeleng pelan menjawab pertanyaan Naruto. Sasuke tak ingin membebani Naruto, ini masalahnya dan ia harus menyelesaikan nya.
Naruto turun dari ranjang, ia mengitari ranjang dan kini berdiri dihadapan Sasuke, duduk disisi ranjang. Tangan Naruto menggenggam erat jari-jari lentik Sasuke.
"Ceritakan padaku." Sasuke terdiam menatap mata sapphire yang memohon.
Melihat Sasuke seperti ini membuat hati Naruto seperti tercubit, ia merasakan apa yang Sasuke rasakan. Begitu menyakitkan rasanya.
"Jika itu karena aku menyatakan perasaanku, aku tak masalah kau menolak ku, perasaan tidak dapat dipaksa. Tapi, setidaknya biarkan aku menjadi temanmu, beri aku kesempatan untuk menjadi teman terbaik yang kau miliki." Lanjut Naruto membujuk.
"Bukan seperti itu, dobe." Sahut Sasuke cepat. Ia bukannya tidak menyukai Naruto, ia sadar jika kini ia memiliki perasaan yang sama seperti yang Naruto miliki.
Naruto masih menatapnya, seakan ia tengah menunggu Sasuke untuk melanjutkan kata-katanya.
Sasuke masih terdiam, haruskah ia menceritakan hal ini pada Naruto? Apakah ini tidak akan membebani Naruto nantinya?
Sasuke menarik nafas panjang sebelum ia menceritakan kejadian beberapa hari lalu. Sasuke bahkan memberikan pesan text itu pada Naruto, Naruto sempat terdiam. Berarti tidak hanya dirinya yang mengalami peneroran, tapi Sasuke juga mengalami hal yang sama. Sang pelaku mengincar Sasuke sejak awal, mengapa Naruto begitu bodoh hingga baru menyadari hal itu?
"Mengapa kau baru mengatakannya?" Ucap Naruto menatap Sasuke penuh kekhawatiran. Sasuke diam, seharusnya ia memang tak menceritakan hal ini pada Naruto. "Aku sangat mengkhawatirkan mu." Sambung Naruto.
Jujur ia takut jika Sasuke benar-benar pergi dari hidupnya, terlebih pesan itu menyiratkan bahwa sang pelaku ingin membunuh Sasuke. Bagaimana jika nanti dalam plastik sampah itu adalah mayat Sasuke? Sungguh! Membayangkannya saja sudah ingin membuat Naruto bunuh diri.
Sasuke terbatuk, ah~ betapa bodohnya Naruto hingga lupa jika kini Sasuke sedang sakit.
"Aku tadi sudah membuatkan bubur untuk mu, tapi aku tak tega untuk membangunkan mu." Naruto bangkit, ia berjalan menuju dapat dan mengambil bubur yang sudah ia buat beberapa saat lalu. Ia kembali dengan membawa nampan berisi semangkuk bubur, air segelas penuh dan beberapa obat.
Naruto meletakan naman itu diatas nakas, membatu Sasuke untuk bangun dari posisi tidurannya.
"Aku akan menyuapi mu." Naruto mengambil mangkuk bubur dan sudah menyodorkan satu sendok bubur kedepan mulut Sasuke. "Aku bisa melakukannya sendiri." Sasuke berusaha merebut mangkuk itu dari Naruto, namun Naruto memegangnya cukup kuat, Sasuke tak memiliki cukup tenaga untuk merebut mangkuk itu mau tak mau Sasuke menerima suapan demi suapan dari Naruto.
Setelah bubur itu habis, Sasuke meminum obat yang diberikan oleh Naruto, Naruto meminta Sasuke untuk beristirahat kembali. Ia ingin Sasuke cepat sembuh dan dapat beraktifitas seperti sebelumnya, melihat Sasuke sakit seperti ini membuat Naruto semakin tidak tega untuk meninggalkannya sendirian. Naruto ingin berada disamping Sasuke saat ia tertidur maupun terbangun nanti.
"Aku mencintaimu, teme." Bisik Naruto sebelum ia terlelap tidur disamping Sasuke.
...
Beberapa hari setelahnya, Sasuke sudah dapat beraktifitas seperti sedia kala. Hanya saja Naruto terlalu membatasi Sasuke melakukan kegiatan nya. Naruto yang protektif. Bahkan hari inipun Naruto melarang Sasuke untuk bekerja, yang benar saja! Sasuke bosen berada dirumah hampir 1 Minggu ini, dan Naruto masih ingin Sasuke tetap berada dirumah beristirahat.
Tentu Sasuke membantahnya, beristirahat lebih melelahkan daripada bekerja.
Dan sekarang mereka tengah bertatap muka dengan gadis bersurai merah. Sasuke mengenalnya, ia mantan kekasih Itachi. Sudah lama Sasuke tak bertemu dengan gadis bernama Karin itu, padahal ia harap jika Karin dapat menjadi kakak iparnya dulu. Yah.. masa lalu hanya sebuah kenangan yang tak mungkin terulang.
Karin melaporkan jika ia mengalami peneroran, ia memberikan bukti surat pada Naruto dan yang lain.
Kita lihat siapa yang akan mati di Medan perang, Karin.
Entah mengapa isi surat itu tak jauh berbeda dengan pesan yang Sasuke terima. Mungkinkah yang pelakunya juga mengincar nyawa Karin? Jika memang, apa kaitannya dengan Naruto, Sasuke dan juga Karin?
...

KAMU SEDANG MEMBACA
Next Door|Tamat
Mistero / Thrillerada yang minta cerita romence-action, tapi cerita ini ga terlalu action lebih banyak teka-teki nya atau mungkin thriller nya. Sasuke seorang detective swasta sedangkan Naruto sendiri detective dari sipil. mereka bekerja sama untuk mencari pembunuh s...