8

624 66 6
                                    

Sasuke membuka matanya berlahan, entah mengapa ia merasa begitu hangat dan nyaman. Tidak seperti pagi biasanya.

Ah~ benar juga.

Sasuke baru saja teringat jika ia berada di apartemen Naruto dan dia baru saja sadar jika dirinya berada dalam dekapan hangat pemuda pirang itu. Onyx Sasuke menatap wajah damai Naruto, yah.. jika dilihat lebih lagi, Naruto tidak lah buruk. Rahang yang kokoh dan tegas, hidung mancung, kulit Tan yang eksotis dan bibir kissable Naruto yang sedikit menggoda.

Tunggu! Apa yang ku pikirkan?!

Sasuke menepis pikirannya sendiri. Sasuke berusaha meyakinkan dirinya bahwa ia takkan mungkin menyukai Naruto, sadarlah! Naruto itu laki-laki, jikapun dia wanita Sasuke juga tidak akan menikahi nya. Karena Sasuke sendiri sudah memutuskan untuk tidak menikah.

Namun, entah mengapa jantung Sasuke berdegup cepat, dan terlebih tangannya yang terukur menyentuh sudut bibir Naruto. Bahkan sekarang tangannya saja tak ingin mendengarkan perintahnya.

Naruto membuka mata saat dirasa tangan dingin nan lembut menyentuh pipinya. Kala itu mata sapphire Naruto bertemu dengan iris onyx kelam Sasuke. Ah~ entah mengapa Naruto merasa seperti pengantin baru. Naruto tertawa saat pikiran itu melintas dalam benaknya.

"Pagi, teme." Sapa Naruto.

Ah~ bahkan kini mendengar suara serak Naruto jantung Sasuke juga menggila.

"Teme, wajahmu memerah lagi." Ucap Naruto. Dan semakin wajah porselen Sasuke memerah. Sasuke menutup wajah itu dengan kedua tangannya, AGH!! Mengapa kini wajah Sasuke mudah sekali memerah? Ada apa dengan dirinya?!

"Jangan menatap ku!!" Ucap Sasuke. Naruto tertawa melihat tingkah Sasuke.

...

Naruto menatap pantulan cermin yang ada dihadapannya. Ia sudah rapi, rambutnya sudah ditata dan ia terlihat begitu tampan. Beberapa saat lalu Sasuke sudah kembali ke apartemen nya. Meninggalkan Naruto yang harus pergi bekerja, ada beberapa kasus yang harus ia tangani saat ini.

Naruto melangkah meninggalkan apartemennya, namun saat ia buka pintu rumahnya ia menemukan kantong sampah besar didepan rumahnya. Hidung Naruto dapat mencium bau tidak sedap dari sana, tentu Naruto tidak menyukai hal ini. Siapa yang berani menaruh sampah didepan apartemen nya? Sungguh tidak sopan.

Tangan Naruto menarik sampah itu menjauh dari depan pintu apartemen. Namun entah mengapa sampah ini terasa begitu berat, hal itu membuat pertanyaan dibenak Naruto. Kini, Naruto beralih membuka kantung sampah hitam itu. Dan seketika mata Naruto terbelalak. Sungguh tidak manusiawi, Naruto menemukan seorang pria paruh baya didalam kantung itu. Penuh dengan luka dan darah membanjiri sekujur tubuh pria itu.

Ada secarik surat yang tertempel di dahi pria itu, Naruto mengambil dan membacanya. Tulisan yang bertinta darah menggores kertas putih itu.

Dia belum mati, aku hanya melukai wajah dan telapak tangan nya saja. Aku belum siap untuk membunuh orang, bawa ia kerumah sakit sebelum ia benar-benar kehilangan nyawanya. Temukan aku sebelum aku benar-benar membunuh seseorang.

Disaat yang sama Sasuke keluar dari apartemen nya. Ia sempat terkejut melihat pria paruh baya ada dibawah kaki Naruto

"Ada apa?" Tanya Sasuke menghampiri. Naruto memberikan kertas itu pada Sasuke. Mata onyx Sasuke membaca setiap kata yang tergores disana.

"Cepat hubungi rumah sakit." Perintah Sasuke.

...

Pria itu dirawat di rumah sakit, hanya ada beberapa luka sayatan diwajah dan dikedua tangannya. Seperti yang tertulis dalam kertas jika pria itu belum lah mati. Naruto bersyukur karena pria itu masih dapat selamat, namun mengapa? Mengapa Naruto mendapatkan semua ini? Mengapa ia mendapat teror seperti ini? Siapa yang mengirim pria itu ke apartemen nya? Apa yang sebenarnya terjadi?

Sasuke menepuk bahu Naruto, menyadarkan Naruto dari lamunannya. Sasuke mengatakan jika ia harus pergi, ada kasus pencurian yang harus ia selesaikan hari ini.

...

"Apa yang kau inginkan dari ku? Aku akan memberikan apapun yang kau minta, tapi kumohon lepaskan aku." Mohon pria itu. Air mata sudah mengalir deras membasahi pipinya, kedua tangan pria itu terikat dibelakang, ada begitu banyak luka diwajah maupun ditubuh pria itu.

Pemuda dengan masker hitam itu menarik wajah pria itu, menatap dalam iris itu. "Aku hanya ingin kau mati seperti yang lain. Tapi, itu tidak akan menebus kesalahan mu." Terdapat seringaian dibalik masker hitam yang menutupi separuh wajahnya itu. Pemuda itu melepaskan wajah pria itu, kini ia tampak berpikir dengan menatap langit-langit gedung tua tak terpakai itu.

"Ku mohon lepaskan aku." Mohon nya dengan air mata yang terus saja mengalir membasahi wajah penuh luka dan darah.

...

Naruto melangkahkan kakinya, ah~ tubuhnya terasa begitu lelah hari ini, padahal ia tidak memiliki kasus seperti hari sebelumnya. Naruto menghentikan langkah kakinya tepat didepan pintu apartemennya yang tertutup. Tangan Naruto meraih kunci disaku jaketnya, namun gerakannya terhenti saat sapphire itu tak sengaja menemukan surat dibawah kakinya.

Naruto mengambil surat itu dan membacanya.

Akan ada sedikit kejutan untuk mu, Naruto.

Sampai nanti, kita akan bertemu...

Mungkin.

Naruto meremas kertas itu. Mengapa ia mendapatkan surat ini lagi?

Naruto mengurungkan niatnya untuk beristirahat, ia memilih untuk mengetuk pintu apartemen Sasuke yang ada tepat disamping apartemen nya. Tak terlalu lama Naruto menunggu, Sasuke sudah keluar mengenakan pakaian santainya. Dengan cepat Naruto memeluk tubuh yang lebih mungil darinya.

"Teme aku takut!! Seseorang mengirim surat itu lagi pada ku! Apa yang harus aku lakukan?!" Rengek Naruto. Yah~ sesekali tak apa 'kan Naruto mengambil kesempatan memeluk Sasuke? Lagi pula Sasuke tidak protes Naruto memeluk dirinya.

"Kau ini bodoh atau apa?! Kau itu seorang detektif, dan aku tau apa yang harus kau lakukan, dobe! Tangkap pelakunya!" Sasuke mendorong bahu Naruto menjauh, namun mata onyx itu menatap dalam sapphire Naruto seakan menyakinkan Naruto.

"Dan.. jangan memeluk ku seperti itu lagi! Kau hanya mencari keuntungan dari ku." Ucap Sasuke masuk kedalam apartemen nya.

Naruto tertawa kecil melihat tingkah Sasuke, tadi Naruto dapat dengar dengan jelas detak jantung Sasuke dan terlebih wajah merona Sasuke. Mungkinkah Sasuke juga memiliki rasa yang sama seperti dirinya? Naruto harap begitu.

...

Next Door|TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang