3

825 89 10
                                    

Yuki terbatuk. Wajahnya sudah penuh dengan luka, darah sudah mengotori seragam sekolahnya. Dan sekali lagi, Yuki terjatuh kala sebuah pukulan mengenai wajahnya, bahkan kini tendangan pun membuat Yuki semakin tersungkur.

"Aku tak mengatakan apapun pada mereka, percayalah padaku." Mohon Yuki dengan suara nya yang lirih.

...

Malam hari yang begitu dingin, Sasuke manatap langit yang dipenuhi oleh awan, tak ada cahaya yang menghiasi langit. Pikiran Sasuke masih melayang memikirkan apa yang Yuki katakan. Dimata gold itu terpancar ketakutan yang mendalam, ketakutan akan hal yang entah apa.

"Jika aku mengatakan pada kalian, tidak akan ada yang berubah. Tsuki tidak akan hidup kembali."

Kalimat Yuki berputar layaknya kaset rusak.

Deringan hp membuyarkan segala pikiran Sasuke. Ia mengangkat telpon itu. Suara Sai menyapa pendengaran Sasuke.

Mata Sasuke membulat, cepat-cepat ia mengambil jaket dan segera pergi kerumah Sakit.

Tak percaya. Yuki mengalami kecelakaan mobil dan sekarang berada diruang operasi karena pendarahan pada otaknya. Mengapa hal ini terjadi? Siang tadi mereka bertemu dan berbincang, tapi sekarang ia tengah berada diruang operasi.

...

Sasuke berlari di koridor rumah sakit, ia menghentikan langkah kakinya saat ia tepat berada dihadapan Naruto. Beberapa rekan Naruto ada disana juga, wajah Naruto tampak begitu kacau, entah apa yang kini ada dalam benak Naruto, tidak ada yang tau.

Lampu ruang operasi mari dan tak lama pintu itu terbuka, menampakan seorang pemuda dengan Surai merah dengan tato AI didahinya.

"Operasinya berjalan lancar, tapi aku tidak dapat memastikan kapan Yuki akan sadar." Jelas Dokter bernama Gaara itu.

Naruto menghela nafas, setidaknya Yuki tidak kehilangan nyawanya. "Terima kasih, Gaara." Ucap Naruto. Gaara mengangguk pelan dan tak lama ia pergi, masih ada banyak pasien yang harus ia tangani.

"Bukankah SMA Mitsu tidak memperbolehkan siswa membawa kendaraan?" Ucap Sai.

"Aku tau. Ini terlalu janggal untuk dikatakan kecelakaan." Sahut Naruto.

Mungkinkah ada orang lain lagi? Seseorang yang dapat mengendalikan semuanya. Mungkinkah seseorang itu berasal dari luar sekolah? AGH! Mengapa semua ini menjadi semakin sulit?

...

Pagi itu, Shikamaru, Sai, Sasuke dan Naruto pergi ketempat Yuki mengalami kecelakaan. Sebenarnya mereka mencari CCTV disekitar sana, tapi mengapa disana tidak ada CCTV? Hal ini semakin mempersulit keadaan.

Hari sebelumnya, mereka sudah memeriksa mobil yang Yuki kendarai. Mereka tak menemukan apapun disana selain jejak sepatu, bahkan tak ada sidik jari disana selain sidik jari Yuki. Mungkin, ia pembunuh profesional yang disewa oleh seseorang untuk melakukan pekerjaan kotor ini. Bukankah mereka begitu kejam? Membunuh seseorang demi uang.

Dan akhirnya, Shikamaru dan Sai pergi kerumah orang tua Yuki, sedangkan Naruto dan Sasuke pergi ke sekolah. Yuki sangat dekat dengan guru seni musik disana, oleh sebab itu Naruto ingin mengintrogasi sang guru mengenai Yuki.

"Ia tidak mudah bergaul, ia terlalu asik dengan dunia musiknya. Ia tak memiliki teman selama 3 tahun ini, Yuki sering menghabiskan waktu di ruang musik dan di radio sekolah. Dan... Lagu yang Yuki ciptakan sering sekali diputar di radio sekolah. Tapi, beberapa hari belakangan ini ia tak pernah memutar lagu miliknya." Jelas guru itu.

"Apa dia tak memiliki perubahan sikap sebelumnya?" Tanya Sasuke.

Guru itu sempat terdiam. "Beberapa Minggu lalu, ia terlihat lebih ceria dan bersemangat. Bahkan lagu yang ia ciptakan terkesan begitu menyenangkan layaknya seseorang yang tengah jatuh cinta, cara bahasa dan tingkah laku Yuki juga sangat berbeda dari biasanya. Yah.. mungkin ia memiliki perasaan terhadap seorang gadis, itu sudah biasa di kalangan remaja seusia Yuki." Jelas guru itu.

Hp Naruto bergetar, Naruto bangkit dan sedikit menjauh dari sana.

"Ada apa? Shika?"

"Dengarkan baik-baik, Naru." Ucap Shikamaru dari seberang sana.

'Kenangan indah, setiap detik tak terlupa
Dentingan piano seperti tawa mu menghiasi hidup ini
Tapi Kini semua redup bagai mentari yang tenggelam
Namun Aku tertawa meratapi dirimu.

Tanggal 14 February, kau pergi dari sisi ku.'

Suara rekaman Yuki mengalun menyapa Indra pendengaran Naruto.

"Cepat cari kertas itu, Naru." Pinta Shikamaru.

"Hn. Baiklah." Ucap Naruto.

...

Sasuke membaca syair itu lagi. Otaknya berputar memikirkan makna syair itu.

"Aku mengerti. Terdapat nama Sora di sana." Ucap Sasuke.

K-E-N-A-N-G-A-N-I-N-D-A-H-|S|-E-T-I-A-P...
D-E-N-T-I-N-G-A-N-P-I-A-N-|O|...
T-A-P-I-K-I-N-I-S-E-M-U-A-|R|-E-D-U-P...
T-A-P-I-A-K-U-T-E-R-A-W-|A|...

Maksud dari tanggal 14 Febuari. Nama Sora terdapat di bait kedua sedangkan tanggal 14 maksudnya huruf ke 14 dari setiap baris.

Senyum merekah diwajah Naruto dan Sasuke. Setelah pulang sekolah nanti mereka akan membawa Sora ke ruang interogasi. Dan mungkin akan menangkap Sora saat itu juga.

...

Dari balik kaca hitam ruang interogasi Sasuke melihat semuanya. Ia melihat bagaimana Naruto melakukan pekerjaannya sekarang ini.

"Kau merasa tak suka akan apa yang Tsukiyama lakukan, oleh sebab itu kau marah pada Tsukiyama dan kau juga yang menyebar foto Tsukiyama berciuman dengan Yuki. Karena kau merasa muak akan sikap Tsukiyama, kau memukulinya sampai kau tak sadar jika kau telah membunuh Tsukiyama. Saat tau jika Tsukiyama tak bernafas, kau melempar Tsukiyama dari lantai 7, seakan-akan Tsukiyama frustasi dan mengakhiri hidupnya." Jelas Naruto.

"Dan.. kau mengetahui jika Yuki tau akan apa yang telah kau lakukan, kau mengancam Yuki untuk tidak mengatakan apapun pada kami. Setelahnya kau menjebak Yuki, melakukan hal yang sama seperti yang kau lakukan pada Tsukiyama sebelumnya. Tapi, kau lupa akan satu hal. Jika sekolah mu melarang siswanya untuk mengendarai kendaraan bermotor." Jelas Naruto lagi deselingi oleh senyuman penuh kemenangan. Sora masih saja diam, kakinya gemetar dan dahinya dipenuhi oleh peluh keringat.

"Dengar, bocah! Yuki tidak mengatakan apapun pada kami. Bahkan sekarang ia belum sadarkan diri karena ulah mu. Apa kau tidak sadar jika kau sudah membuat banyak orang merasa kehilangan? Bagaimana jika hal ini terjadi pada mu? Bagaimana jika kau yang ada diposisi mereka? Berhentilah untuk melakukan hal bodoh, kau hanya akan merugikan dirimu sendiri." Ucap Naruto. Tanpa sadar air mata mengalir di pipi Sora, terdengar isakan kecil dari bibir itu.

"Aku tak bermaksud untuk membunuh Tsuki. Aku hanya ingin memberikan ia pelajaran saja." Gumamnya diselingi Isak tangis.

Naruto menghela nafas. Memang apa salahnya berkencan dengan sesama jenis? Itu tidak akan merugikan orang lain. Bukankah mereka mengatakan cinta itu buta? Lalu mengapa mereka melarang cinta sesama jenis? Itu tidaklah adil. Mereka hanya menganggap hubungan normal adalah hubungan antara wanita dan pria. Mereka menganggap bahwa berkencan dengan sesama jenis tidak akan membawa kebahagiaan. Kita tidak akan tau kita akan bahagia bersama siapa. Kita tidak akan tau akan jatuh cinta pada siapa.

...

Kayanya Jean bakalan jarang up, soalnya Jean mau unbk, doa ini ya semoga unbk Jean bisa berjalan dengan lancar dan semoga Jean bisa mengerjakan soal-soal unbk

Thx for reading, vote, comment and save this story

JeanTheRapper.

Next Door|TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang