Sasuke membuka pintu yang sedari tadi tertutup, ia sempat terkejut menemukan Naruto ada disana. Tak menyangka jika ia akan bekerja sama dengan Naruto. Ia melangkah masuk, menatap sekitar seakan tengah mencari seseorang.
"Teme! Mengapa kau disini?" Tanya Naruto tak percaya. Sasuke hanya tertawa kecil menanggapi perkataan Naruto.
"Naru. Dia yang aku ceritakan kemarin, dia akan membantu kita dalam memecahkan kasus ini." Naruto menagnggapi tanda mengerti.
Entah mengapa hatinya bersorak kegirangan, tak pernah terbayang oleh Naruto sebelumnya jika ia akan bekerja sama dengan Sasuke lagi. Ingin rasanya Naruto memeluk Sasuke saat itu juga, menghilangkan rasa rindu yang membelenggu jiwa srlama ini.
"Apa yang ada ditangan mu?" Tanya Sai menghampiri. Shikamaru memberikan buku lagu itu pada Sai. Pemuda emo itu membaca setiap kalimat yang ada disana.
Sasuke bangkit dan menghampiri Sai merasa tertarik akan buku lagu itu.
Sasuke mencerna setiap kata yang ada disana.
"Ini lagu kematian." Ucap Sasuke.
"Lagu kematian?"
"Kalimat 'lagu indah mengiri langkah mu' menjelaskan bahwa sang penulis lagu yang mengantarkan kematian sang tokoh. 'Malam hari yang indah, angin malam menerpa wajah menusuk kulit' menjelaskan bahwa ia kini sendiri, 'ku mencari kehangatan ku sendiri'. Sang penulis begitu merindukan sang tokoh dalam lagu itu." Jelas Sasuke.
"'Kenangan indah setiap detik tak terlupa', sang penulis mengingat setiap kenangan yang ada, 'dentingan piano seperti tawa mu menghiasi hidupku', kalimat ini mengatakan bahwa sang penulis sangat menyukai sang tokoh. Tapi pada kalimat 'Tapi kini redup bagai mentari yang tenggelam' mengatakan bahwa sang tokoh benar-benar pergi, dan kalimat 'namun aku tertawa meratapi diri mu', menjelaskan jika ia merasa senang akan kematian sang tokoh." Jelas Sasuke.
Semuanya terdiam, mereka terlalu sibuk dengan pikirannya sendiri. Entah apa yang kini ada dalam benak mereka.
...
Sasuke menatap Itachi. Senyum itu masih saja bertengger diwajah nya, senyum yang tak pernah luntur meski banyak beban yang ada di pundak itu.
"Suke, apapun yang terjadi, jangan percaya padaku. Hidupku penuh dengan kebohongan. Aku yang telah membunuh Tou-san dan kaa-san." Ucap Itachi.
Sasuke tersentak mendengar hal itu. Itachi tidak mungkin melakukan hal seperti itu. Itachi tidak akan mungkin membunuh kedua orangtuanya. Bukankah Itachi begitu menyayangi mereka? Lalu, mengapa Itachi mengatakan hal kejam seperti itu?
Sasuke membuka matanya, tubuhnya dibanjiri oleh peluh keringat. Sasuke bangkit dari tidurnya, mentari sudah tinggi, waktu takkan pernah sabar untuk menunggu Sasuke. Sasuke mengambil handuk dan pergi untuk membersihkan tubuhnya. Setelahnya, Sasuke siap untuk memulai aktivitas nya sebagai seorang detektif swasta.
Suara ketukan pintu membuat Sasuke cepat-cepat keluar dari apartemen nya. Ia lihat siapa yang kini berdiri didepan pintu rumahnya. Naruto. Senyum berkembang diwajah Tan itu, senyum yang bahkan kini dapat membuat jantung Sasuke berlonjak kegirangan.
Oh.. ayolah!! Itu hanya senyuman yang Naruto biasa berikan padamu dulu, lalu mengapa kini jantung Sasuke berdebar tidak karuan? Sadarlah Sasuke, kau tidak akan pernah menjadi milik Naruto! Ia terlalu normal untuk menyukai mu.
"Pagi." Sapa Naruto. Entah mengapa melihat Sasuke dengan setelan baju santai seperti membuat Naruto merasa tidak karuan, Naruto tak dapat menghilangkan senyumnya, ia bahkan kini ia berteriak. Ingin sekali memeluk tubuh Sasuke erat, bahkan enggan untuk melepaskannya.
"Ayo, kita berangkat." Ajak Naruto. Ah! Mengapa Naruto merasa sangat canggung berbincang dengan Sasuke? Ada apa dengannya?
Sasuke mengikuti langkah Naruto. Mereka masih saja membisu, seakan enggan untuk memecahkan keheningan diantara mereka. Naruto yang merasa canggung sedangkan Sasuke berusaha menutupi debaran jantungnya.
Naruto menekan tombol lift dan tak terlalu lama pintu lift itu terbuka, mereka masuk dan menekan tombol lantai 1. Mereka masih diam, masih pada pendirian mereka masing-masing.
Sampai suara bass Sasuke menghilangkan kejenuhan itu. "Aku merasa aneh akan syair lagu kemarin." Onyx Sasuke masih menatap lurus ke depan, menatap pintu lift yang tertutup.
Naruto menatap Sasuke seakan bertanya apa maksud dari perkataannya. "Aku merasa heran akan bait terakhir dalam syair itu." Lanjut Sasuke.
Naruto tak menyahut, sejujurnya Naruto melihat ada yang aneh disana, ada sesuatu yang tersembunyi dalam setiap kalimat itu. Itu bukan hanya sebuah lagu kematian, melainkan sebuah pesan.
Pintu lift terbuka, mereka keluar dari sana. Berjalan beriringan menuju mobil Naruto berada. Kali ini, mereka tidak akan pergi ke sekolah itu, mereka akan pergi kerumah korban. Mungkin ada sebuah petunjuk disana.
Sesampainya disana, Naruto mengintrogasi orangtua korban, sedangkan Sasuke sendiri melihat-lihat sekitar, melihat foto yang terpajang disana. Dan pandangan Sasuke berhenti pada sebuah buku yang tersimpan diatas lemari kecil itu. Sasuke membuka buku itu, membuka lembaran demi lembaran.
Namun tangan Sasuke berhenti membalik lembaran itu. Kini ia terpaku akan kalimat yang ada dikertas itu.
Lagu indah ini mengiringi langkah mu
Malam yang indah
Angin menerpa wajah menusuk kulit
Ku mencari kehangatan ku sendiriMata kita bertemu, deru nafas mu yang merdu
Menjadi lagu tersendiri bagi ku
Kata indah takkan pernah cukup
Ku mendapatkan kehangatan ku.Dinginnya salju bahkan dapat membuat ku hangat
Bersama melalui waktu
Usia memakan waktu yang ada
Langkah ku yang kini berhenti
Kau mengalihkan dunia, menghentikan waktu yang takkan menunggu...Irie Yuki
Sasuke menyobek lembaran kertas itu. Pada bait pertama syair itu sangat mirip dengan syair yang kemarin Sasuke baca. Tapi, mengapa syair ini tampak memberi kesan seseorang mengutarakan perasaanya? Mungkinkah pemuda bernama Irie itu mengganti syairnya?
...
Sasuke masih saja menatap kertas yang ada ditangannya, sedangkan Naruto sendiri fokus mengendarai mobilnya. Mereka akan segera pergi ke sekolah itu, ada beberapa pertanyaan yang harus mereka tanyakan pada Yuki.
Sesampainya di sekolah, Sasuke dan Naruto pergi keruang musik. Disana mereka bertemu, Yuki yang tengah bermain gitar, alunan melodi dari itu gitar itu begitu indah menyapa telinga. Namun, melodi itu terhenti kala Yuki mengetahui ada yang datang. Ia memutar bola matanya malas dengan helaan nafas beratnya. Sungguh, Yuki tak ingin bertemu atau berurusan dengan mereka.
"Aku sudah mengatakan jika aku tidak mengenal Tsukiyama." Ucapnya.
"Benarkah? Bagaimana kau menjelaskan tentang hal ini?" Ucap Naruto menyeringai dengan menunjukan kertas yang tadi Sasuke sobek. Cepat-cepat Yuki merebut kertas itu. Bagaimana mungkin mereka memiliki kertas itu? Itu yang ada dibenak Yuki.
...
Bagaimana guys? Lanjut or not? Kalo kalian Mita lanjut, Jean bakalan lanjutin sampel abis, Klo ga nanti Jean unpub.
Btw, menurut kalian siapa yang udh membunuh Tsukiyama?
Tinggalin jejak di kolom komentar😁
Thx for reading, vote and save this story in your list.
Love,
JeanTheRapper.
25/02/20

KAMU SEDANG MEMBACA
Next Door|Tamat
Mystery / Thrillerada yang minta cerita romence-action, tapi cerita ini ga terlalu action lebih banyak teka-teki nya atau mungkin thriller nya. Sasuke seorang detective swasta sedangkan Naruto sendiri detective dari sipil. mereka bekerja sama untuk mencari pembunuh s...