ENAM

78 17 0
                                    


Inget ya kakak-kakak semua kalo baca tinggalin jejaknya😊
Budayakan follow sebelum membaca😊

● Happy Reading😘👹

Kini Gissel sedang merebahkan diri di kasur empuk milik Swaran. Gissel pulang lebih awal, tetapi pulangnya bukan kerumahnya melainkan kerumah Swaran.

Gissel masih kesal dengan Swaran yang lebih mementingkan sebuah buku tebal dari pada dia.

"Lo kenapa sih cuek sama gue, dan bodohnya kenapa gue marah sama Lo!" Gissel berbicara sendiri seraya memperhatikan foto-foto Swaran

"Gue Cinta mati sama lo ran, gue gak mau lo lebih mentingkan hal yang ndak penting, lo harus selalu ada buat gue, lo hanya milik gue-"

"Miau"

Gissel menoleh ke sumber suara.

"Anak Kucing!"

Sejak kapan ada anak Kucing di kamar Swaran, Apakah Kucing itu milik Swaran tapi sejak kapan Swaran memelihara Kucing?.

Gissel mengambil anak Kucing tersebut. "Kenapa bisa? Siapa yang bawa lo kesini? Apakah Swaran!" Gissel aneh, ia berbicara dengan Kucing.

"Gue gak mau, nanti Swaran lebih perhatian sama lo dari pada gue!" Gissel mengambil tas sekolahnya yang berada di kasur, kemudian anak  Kucing itu ia masuki kedalam tas miliknya.

Apa tujuan Gissel sebenarnya. Kenapa ia tega memasukan anak Kucing kedalam tasnya. Apakah Gissel ingin memelihara itu Kucing?

Gissel bergegas keluar dari kamar Swaran.  Gissel melewati ruang keluarga, disitu ada Riska yang duduk seraya menonton telivisi.

Riska melihat Gissel seraya menegurnya. "Mau kemana Sel?" Tanya Riska.

Gissel gugup. "Sa ya mau pulang tante!"

Riska memperhatikan Gissel terus sehingga membuat Gissel takut. "Kamu tidak tunggu Swaran pulang?"

"Tidak tan, ntar sore aja Gissel kembali lagi!"

"Oh iyalah!" Setelah mendenga ucapan Riska, Gissel pun bergegas pulang meninggalkan Riska.

"Anak itu kok kelihatan aneh!" Riska bingung dengan sikap Gissel yang kelihatan mencurigakan.

Dua puluh menit setelah Gissel meninggalkan rumah Swaran. Akhirnya Swaran pun datang seraya memberi salam kepada ibunya.

"Asallamualaikum bu!"

"Wa'alaikum salam! Gissel baru aja pulang dari sini tadi!"

"Gissel tadi datang bu, tumben dia tidak nungguin Swaran?" Tanya Swaran.

"Mana ibu tau!" Riska memperhatikan kening Swaran yang berdarah. "Itu jidatmu kenapa luka?"

Swaran menyentuh Keningnya yang berdarah. "Oh ini, tadi Swaran jatuh pas main sama teman-teman di sekolah!" Lagi-lagi Swaran berbohong pada ibunya, itu luka bukan karna jatuh, tapi karna di pukul oleh Arya.

"Kamu kalo main hati-hati, ganti baju gih sana abis itu obatin lukamu!" Setelah mendengar ucapan Riska, Swaran pun langsung pergi menuju kamarnya.

Setelah ganti pakaian, Swaran kelihatan sedang mencari sesuatu.

"Meong kamu dimana? Puss.. Mew!" Ternyata Swaran sedang mencari anak Kucingnya. Swaran mencari dibawah meja, di bawah tempat tidur, alhasil Swaran tidak menemukan anak Kucingnya.

"Ibu kucing yang Swaran bawa semalam kemana? Kok nggak ada?" Teriak Swaran.

"Ibu gak tau, cari aja disitu!" Balas Riska.

"Gak ada bu, sudah Swaran cari kesemua tempat!"

Bagaimana mau ada, anak Kucingnya aja sudah di bawa pergi oleh Gissel.

Gissel tersenyum dikamarnya seraya menatap bangkai kucing.

"Rasain lo, siapa suruh lo datang di kehidupan Swaran!"

Ternyata tujuan Gissel mengambil anak Kucing milik Swaran itu, hanya untuk dibunuh, bukannya di pelihara.
Teganya Gissel, ia membunuh anak Kucing yang tak bersalah itu dengan sadisnya. Sikap kecemburuan Gissel sangat kelewatan.

Gissel rela merusak atau membunuh siapa pun yang dekat dengan Swaran baik itu makhluk hidup atau pun bukan. Apakah Gissel segitunya terobsesi sama Swaran hingga ia rela melakukan hal yang tidak manusiawi, di mana hati nurani nya Gissel? Apakah Gissel tidak takut dosa? Itu yang dibunuh adalah Kucing makhluk hidup ciptaan Tuhan.

Sungguh keterlaluan Gissel.

●  Vote and Comment

15 Vote, baru aku up lgi

TBC

HIRAETHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang