Enam Belas

43 11 0
                                    

Maaf ya author baru nonggol sekarang, maklum tugas online numpuk gak sempat Lanjutin Gisselnya.

Ingat budayakan Follow dan Vote jika membaca

Happy Reading👿👻

"SUDAH CUKUP KEHIDUPAN INI."

"Selamat tinggal."

Brug..

Semua orang terkejut. Mereka mendapati seorang siswi melompat dari atas gedung. Gumpalan darah menghiasi wajah siswi tersebut. 

"Telpon Ambulans!"

10 menit kemudian Ambulan pun datang dan membawa siswi tersebut ke rumah sakit. Sesampai di rumah sakit siswi itu menjadi tontonan oleh semua orang yang berada di sana. Siswi tersebut di masukan ke ruang UGD.

"GISSEL!" Swaran terbangun dari tidurnya. Mimpinya seperti nyata. Swaran takut Gissel kenapa - napa.

"Kok mimpi gue kayak nyata ya." Swaran mengambil foto Gissel yang berada dimeja. "Sel maafin gue ya, gue egois. Gue sayang banget ama lu!"

Ternyata rasa sayang Swaran ke Gissel masih tetap sama. Tapi kenapa Swaran seolah membenci Gissel, apa sebabnya.

Plak.

Kaca jendela kamar Swaran pecah. Seseorang memecahkan kaca itu dengan balok kayu.

"Swaran Anj*ng!"

Ternyata itu adalah Arya. Arya memukul Swaran dengan balok kayu, untung Swaran sudah pintar bela diri, ia bisa mengelak dari serangan Arya itu.

"Ada apa ini, lo tiba - tiba datang ke kamar gue, ngerusakin rumah gue, apa salah gue, bukannya gue udah jauhin Gissel ya." ujar Swaran.

"Lo memang udah jauhin Gissel, tapi lo udah membuat Gissel menangis, lo harus mati anj*ng!"

Pukulan Arya berhasil mengenai pipi Swaran. Alhasil pipi Swaran membiru.

"Sudah cukup!" Swaran membalas pukulan Arya. "Sebenarnya apa sih mau lo?" tanya Swaran

"Gue hanya mau lo jauh dari kehidupan Gissel, gue mau lo pergi, jangan pernah hadir dihadapan Gissel. Jika lo tidak pergi, lo akan terima akibatnya." ancam Arya.

Ancaman Arya tidak pernah main - main, jika ia sudah merasa risau maka Arya akan menghancurkannya. Arya memiliki sifat pembunuh yang menenurun dari kakeknya.

"Oke gue akan hilang dikehidupan Gissel!"

Setelah puas mendengar ucapan Swaran, Arya pun bergegas pulang. "Gue pegang kata - kata lu."

😭

Kesedihan selalu menyambar dihati Gissel. Gissel sangat sakit mendengar ucapan dari Swaran.

"Jangan sentuh gue. Gue tampan! Ya gue memang tampan, gue ganteng. Seharusnya dari dulu gue begini sel. Lo dulu seharusnya merubah gue. Lo suka mengurung gue, ngelarang gue inilah gue itulah gue kepingin bebas sel dulu. Dan sekarang, kita kan udah gak bersama lagi, jadi apa jabatan lu mau ngelarang cewek deketin gue. Lo hanyalah mantan yang sangat gue benci!"

"Lo hanyalah mantan yang sangat gue benci"

Kalimat benci dari Swaran selalu menghantui pikiran Gissel. Gissel tak tau kenapa Swaran bisa begitu benci kepadanya, apa salah Gissel sebenarnya?

"Ran lo udah benci sama gue, lo udah gak sayang sama gue, gue sekarang bisa apa ran. Hiks.. hiks.. hiks..." Gissel sangat kehilangan Swaran. Dihati Gissel hanya ada Swaran, tidak ada yang bisa menggantikan posisi Swaran.

Irisan Silet membuat tangan Gissel mengeluarkan cairan merah, Gissel benar - benar gila karena Swaran. Seandainya Swaran tau bahwa Gissel sangat sayang kepadanya dibanding hidup Gissel sendiri.

Sungguh Gissel yang malang.

TBC

Vote and Comment!

HIRAETHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang