Minimal 12 Vote, Gua langsung cepetin Updatenya. Karna gua lihat banyak yang singgah ke cerita gua tapi kagak ada yang mau klik bintang. Tak patut😑
Happy Reading Kucing😑😝
Arya kali ini benar - benar marah. Ia memasuki kamar Swaran diam - diam. Arya berniat membunuh Swaran. Pisau ditangannya sudah siap untuk memusnahkan target. Arya tersenyum tipis sembari memperhatikan Swaran yang begitu lelap tidur.
"Gue gak main - main, lo selalu buat Gissel menangis. Lo akan mati ditangan gue" ucap batin Arya.
Tanpa basa - basi arya pun menancapkan pisaunya pada perut Swaran.
"Argg.." Swaran menjerit kesakitan sehingga suaranya terdengar oleh ibunya.
"Swaran, kenapa nak!"
Arya panik mendengar suara ibu Swaran, dan langkah yang akan menuju kamar.
"SWARAN!" Riska teriak hiteris melihat anaknya yang terbaring dengan gumpalan darah.
"Ran bangun hiks... hiks.. hiks.."
Berapa kali Riska menggoyangkan tubuh Swaran namun Swaran tak bangun juga.
Arya berhasil kabur setelah mendengar suara Riska. Arya berharap agar Swaran mati. "Selamat tinggal Cupu!"
🤫
Kembali ke Gissel. Saat ini Gissel sedang menyendiri di taman yang tak jauh dari rumahnya. Gissel menatap bintang dilangit.
"Bintang adalah sandi utamaku, kepadanya aku selalu menyimpan rahasia. Aku sangat iri pada bintang ia selalu berkumpul bersama bintang yang lain lah aku, aku selalu menyendiri, memandangnya dan berharap agar aku bisa berkumpul bersama orang - orang yang aku sayang." batin Gissel.
Perlahan air mata Gissel menetes. Ia membayangkan nasibnya yang begitu malang, tak akrab dengan keluarga dan dijauhi orang tercintanya.
"Jangan nangis entar putri pete gak cantik lagi!"
Gissel terkejut tiba - tiba seseorang mengusap air matanya. Ternyata orang itu adalah- "Eh, Lu-"
"Ya gue, Swandi." ucap Swandi "Gue tadi perhatiin lu dari sana, terus gue samperin deh lu, eh taunya lu nangis."
Gissel membuang muka malas. Kenapa disaat Gissel sedang sedih Swandi selalu datang.
"Lu boleh kok nangis, lo boleh kok marah tapi lo jangan sampai nekat bunuh diri keyak hari itu. Lo harus tau semua orang itu menginginkan hidup, karna hidup itu sangat enak, kita bisa kemana - mana nikmati udara segar dan sebagainya. Kalo mati, kita gak taukan apakah kita bisa nikmati udara keyak gini, iya kalo matinya kita masuk surga, kalo masuk neraka gimana? Lo itu jangan cepat putus asa, gue tau kok kalo lo itu bukan perempuan sembarangan lo itu perempuan kuat." ujar Swandi menasehati "Lu senyum ya, jangan sedih lagi!"
Bibir Gissel pun mulai mengeluarkan senyum. Gissel langsung memeluk tubuh Swandi. "Makasih ya lu selalu nenangin gua!"
Dada Swandi rasanya sesak, jantungnya berdetak kencang batinnya berkata hebat juga pelukan lu, sampai - sampai jantung gua mau copot.
Swandi melepaskan pelukan Gissel. "Iya sama - sama gue cuma gak suka aja lihat cewek nangis!"
"hm"
"Oh ya dari awal kita ketemu gue belum sempat nanyain nama lu."
"Gue Gissel Sriani, panggil aja Gissel."
TBC
Vote and Comment. Minimal 12 vote gua langsung update secepat - cepatnya
KAMU SEDANG MEMBACA
HIRAETH
Teen FictionGissel yang selalu membuat keadaan menjadi buruk. Sifat kecemburuannya itu membuat orang benci dengannya. Terlalu sayang, takut kehilangan itu lah Gissel. Yang takut akan kehilangan sosok Swaran nya. Gissel selalu saja melarang Swaran untuk berteman...