°|•°'Author pov
Lelaki bertubuh kecil itu tengah sibuk dengan laptop dipangkuannya. Duduk di salah satu bangku taman di halaman belakang kampus. Jimin, dia tengah sibuk berkutat dengan tugasnya saat ini.
Melewatkan jam makan siang demi menyelesaikan tugas yang harus segera dikumpulkan sore hari nanti. Sampai panggilan nyaring seseorang pun sedari tadi dihiraukannya.
"Ya! Park Jimin! " Jimin tersentak kaget di saat seseorang meneriaki namanya dengan kencang.
"Aishh, Min Jiah apa yang kau lakukan? " Tanya Jimin dengan wajah yang kesal.
"Ck, dari tadi aku memanggil namamu tapi kau menghiraukanku begitu saja. " Jelas Jiah, teman gadis satu jurusan dengan Jimin.
"Memangnya ada apa kau menemuiku. Kau bisa lihat kan bahwa aku ini sedang sibuk. Tugasku belum selesai tapi sore ini harus segera dikumpulkan, melelahkan.. " Ucap Jimin dengan wajah lesunya.
Sedangkan Jiah kini tersenyum dengan jahil. Dia tengah memikirkan sebuah rencana yang akan sangat menguntungkan untuknya.
"Sini coba aku lihat–mengambil alih laptop milik Jimin–kalau ini sih mudah saja. Aku bahkan sudah menyelesaikan tugasnya. " Jiah berkata dengan penuh semangat sambil menunjukan deretan giginya yang putih.
"Jinjjayo?! kalau begitu tolong bantu aku untuk menyelesaikanya. Mm.. sebagai balasanya aku akan menuruti semua yang kau mau. "
Mohon Jimin sembari menunjukkan puppy eyes miliknya. Siapapun yang melihat lelaki itu saat ini pasti tidak akan tahan jika harus menolak.
"Mm.. Baiklah, tapi ada satu syarat setelah tugasnya selesai kau harus mentraktirku makan sushi, ramyeon, jjajangmyeon, odeng dan semua yang aku inginkan. Bagaimana? " Tawar Jiah yang disambut dengan wajah tak terima dari sang lawan bicara.
"Mwo!? Kau ini sedang meminta atau merampokku hahh? Kemauan mu itu banyak sekali astaga.. Lagipula jika kau terlalu banyak makan nanti kau tambah gendut Jiah. " Ucap Jimin sembari menatap heran kearah sang gadis.
Sungguh tidak habis pikir, gadis bertubuh kecil seperti Jiah jika sudah berbicara tentang makanan bisa lupa segala hal.
"Sutthh! Tadi kan kau bilang akan menuruti semua permintaanku. Kalau begitu turuti saja apa salahnya sih, bertambah gendut atau tidak itu urusanku. Kalau tidak mau ya sudah aku tidak akan memaksa. "
Jiah beranjak berniat untuk pergi meninggalkan Jimin. Tapi sebelum benar benar pergi lengan kirinya sudah terlebih dahulu dicekal oleh si Park."Waeyo? " Jiah bertanya dengan acuh. Namun, suatu hal tak terduga membuat gadis itu hanya bisa diam tanpa ingin melawan.
Tanpa aba aba, lelali itu menarik tubuh Jiah sampai duduk diatas pangkuanya. Sontak saja gadis itu terkejut atas tindakan yang dilakukan Jimin.
Matanya membulat sempurna dengan jantung yang berdegup kencang. Wajahnya memanas, aneh. Mungkin itu satu kata yang sekarang terlintas dipikiran Jiah saat inj.
Hal yang membuat gadis itu semakin terkejut adalah di saat Jimin dengan senaknya memeluk tubuh dan membenamkan wajahnya di ceruk leher Jiah.
Bisa dirasakan nafas berat Jimin yang berhembus diperpotongan lehernya. Seperti tengah bergelut dengan masalah hidup yang cukup rumit.
"Ji-jimin lepas!.. " Jiah memberontak berusaha melepaskan pelukan dari lelaki itu. Tetapi Jimin memilih untuk menghiraukan perintah sang gadis dan mengeratkan pelukanya terhadap Jiah.
"Aku mohon! Biarkan seperti ini hanya untuk beberapa saat saja. Aku sangat membutuhkanya.. " Mendengar permohonan Jimin seperti itu membuat hati Jiah luluh seketika.

KAMU SEDANG MEMBACA
End of Story ✓
Fanfictionᵐᵃʳⁱ ᶠᵒˡˡᵒʷ ˢᵉᵇᵉˡᵘᵐ ᵇᵃᶜᵃ☾︎ (+) 박지민 ft. 김남준 "Aku akan sabar menunggu sampai waktu yang tepat.. " [End] [Long Words] [Baku]