°|•°'Author pov
Dua bulan berlalu. Dan selama dua bulan hubungan antara Sinha dan Namjoon semakin dekat. Namjoon selalu rajin untuk mengantar jemput Sinha.
Mengajaknya jalan jalan saat waktu weakend tiba atau sekedar makan di cafe saat pulang kampus bersama. Itu sudah menjadi rutinitas wajib untuk mereka.
Namun sayangnya hubungan mereka belum juga diresmikan sebagai pasangan kekasih. Mungkin Namjoon masih mencari waktu yang tepat untuk menyatakan perasaanya.
Soal Jimin? Dia sudah jarang bertemu dengan Sinha karena sahabatnya itu selalu sibuk dengan sang lelaki pujaan. Ditambah karena universitas mereka yang berbeda membuat Jimin hampir tidak pernah bertemu denganya. Bahkan saat dirumah pun mereka jarang bertemu.
Jimin masih belum bisa menerima sepenuhnya kalau ternyata sang sahabat mencintai orang lain. Sedikit kekanak kanakan, padahal dirinya sendiri yang salah karen tidak terus terang akan perasaanya.
Rasa sakit selalu menghampiri Jimin di kala melihat wajah bahagia Sinha karena setiap tindakkan lelaki berlesung pipi itu.
Mungkin itu menjadi salah satu alasan yang membuat Jimin selalu menolak dengan berbagai alasan untuk bertemu dengan Sinha di saat dia sedang berkunjung kerumahnya.
Tetapi Jimin merasa sangat beruntung karena selalu ada Jiah yang mendampingi di saat Jimin tengah terkurung didalam kesedihanya. Jiah memang sudah mengetahui semua masalah yang tengah dihadapi oleh Jimin.
Jadi dia yang akan selalu sedia setiap saat bila teman lelakinya itu sedang mencari tempat untuk berkeluh kesah. Dan di sini kita bisa melihat sisi terlemah seorang Park Jimin, yaitu Kim Sinha.
°|•°'Sinha pov
Aku memperhatikan pantulan diriku didepan cermin. Malam ini Namjoon mengajakku untuk pergi kesuatu tempat. Entah, aku juga tidak tau dia mau mengajaku kemana.
Tapi perasaanku tidak enak, seperti ada sesuatu yang akan direncanakan oleh Namjoon kepadaku. Aku jadi pusing sendiri memikirkanya. Tiba tiba ponsel ku berdering dan tertera nama Namjoon di sana.
"Yeoboseyo"
"Hallo, ada apa joon? "
"Apakah kau sudah siap. Aku sekarang sudah sampai didepan rumahmu, "
"Ohya, baiklah kalau begitu tunggu aku. Sebentar lagi aku siap"
"ah nee.. "
Pip.
Aku mengintip sekilas dari balik kaca jendela kamarku. Mendapati Namjoon yang tengah berdiam diri menunggu didepan rumah.
Merapikan sedikit pakaian dan melihat penampilanku didalam cermin. Lalu berjalan dengan riang untuk menemui Namjoon setelah berpamitan dengan ibu dan kakaku.
Sekarang aku berdiri berhadapan dengan Namjoon, menyapanya dengan senyuman terbaikku. Dia pun membalasnya dengan senyuman yang menampilkan lesung pipi yang begitu dalam.
Hatiku berdebar dan wajahku memanas. Kemudian Namjoon menggandeng tanganku membawaku masuk kedalam mobil mewahnya. Setelah itu melajukan mobilnya membawaku entah kemana, aku tidak tau.
"Joon, sebenarnya kita mau kemana? " Tanyaku membuka obrolan diantara kami. Namjoon melihatku sekilas lalu kembali fokus kejalanan.
"Kalau aku beri tau sekarang itu namanya bukan kejutan. Tenang saja aku tidak akan macam macam kepadamu. " Jawabnya dengan senyuman yang sulit diartikan. Dan akupun hanya menurut mengikuti kemanapun Namjoon membawaku.

KAMU SEDANG MEMBACA
End of Story ✓
Fanfictionᵐᵃʳⁱ ᶠᵒˡˡᵒʷ ˢᵉᵇᵉˡᵘᵐ ᵇᵃᶜᵃ☾︎ (+) 박지민 ft. 김남준 "Aku akan sabar menunggu sampai waktu yang tepat.. " [End] [Long Words] [Baku]