Padahal udah dua hari berlaku yena masih nyuekin chaeyeon, bahkan yena pindah tempat duduk dia gak mau lagi duduk sama chaeyeon, chaeyeon cuma natap sendu kearah yena.
"Kenapa semua orang yang gue sayang ningalin gue" batin chaeyeon
Pulang sekolah chaeyeon menaiki bus, selama di bus chaeyeon mendengarkan lagu melalui airphone yang melekat di kedua telingannya.
Jeno dua hari ini juga gak masuk katanya sih neneknya sakit jadi ikut bokap nyokapnya ke luar negeri tempat neneknya tinggal. Kenapa chaeyeon bisa tau? Karena setiap murid yang tidak masuk namanya akan tertera di mading sekolah beserta alasannya itu bagi yang izinnya lebih dari 1 hari.
Busnya sampai chaeyeon turun depan komplek otomatis chaeyeon harus jalan masuk lagi kedalam untuk rumahnya tidak terlalu terletak jauh kedalam komplek.
Selama perjalanan chaeyeon sesekali bersenandung kecil.
Sampai rumah chaeyeon dikejutkan dengan eomma dan appanya yang terlihat sedih, chaeyeon lalu berjalan masuk melihat eommanya yang sedang berdiri di ambang pintu kamar chaeryeong.
Setelah eommanya beranjak pergi dari kamarnya chaeryeong, chaeyeon jalan perlahan masuk ke kamar kemabarnya, bisa chaeyeon liat kalau kembarannya sedang duduk di pojok kasurnya sambil nangis, matanya sembab, rambutnya urakan, bahkan penampilannya jauh dari kata rapi benar-benar berbeda dari chaeryeong yang aslinya.
Ah chaeyeon teringat hari ini chaeryeong menjadi perwakiran sekolahnya dalam olimpiade matematika mungkin itu alasan chaeryeong jadi kaya sekarang ini.
Perlahan chaeyeon samparin chaeryeong yang masih menyembuyikan wajahnya di lipatan tangannya.
"Ryeong, lo kenapa?" Itu ucapan pertaman dari mulut chaeyeon
"........"
"Walaupun lo gak menang, setidaknya lo udah membanggakan eomma sama appa waktu di tunjuk jadi perwakilan di sekolah lo"
"Lo gak akan ngertih" ujar chaeryeong
"Gak usah nangis lagi, kalau jeno tau entar dia ikut sedih kan bentar lagi pertunangan kaliaan" hati chaeyeon sedikit sakit saat mengucapkan kata2 itu.
"GAK USAH BAWA JENO, LO SENANGKAN LIAT GUE KAYAK GINI LO SENANGKAN KALAU EOMMA DAN APPA MARAH SAMA GUE KARENA KALAH DARI OLIMPIADE DAN LO SENANG DI ATAS PENDETIAAN GUE" teriak chaeryeong.
"Gue gak ada maksud git..." ucapan chaeyeon terhenti saat melihat chaeryeong yang susah bernafas.
Appa dan eommanya masuk kekamar chaeryeong saat mendengar teriakan chaeryeong.
Appanya langsung mengendong chaeryeong menuju rumah sakit.
"Kalau sampai chaeryeong kenapa-napa eomma gak akan maafin kamu, kamu selau saja buat masalah"
Sekali lagi chaeyeon merasa di asingkan padahal di tidak bebuat apa2 pada chaeryeong.
Chaeyeon belum pergi ke rumah sakit untuk menjenguk kembarannya, appa dan eommanya tidak pulang karena menemani chaeryeong disana.
Chaeyeon berjalan keluar dari rumahnya menuju kesebuah tempat minim cahaya dengan dentuman musik yang terdengan hinga keluar dengan sedikit ragu chaeyeon melangkah masuk.
Chaeyeon buka anak yang nakal, ini juga pertama kalinya di pergi ke sebuah club itu pun memang karena dia gak tau harus kemana lagi, telepon jeno gak mungkin karena mereka udah putus terlebih lagi chaeyeon yang minta putus yang pada akhirnya jeno bakalan jadi calon suami kembarannya. Telepon yena? Yena sedang marah sama chaeyeon walaupun sudah ditelepon berkali2 tidak pernah diangkat sekali pun.
Disana chaeyeon duduk di meja bar persegi panjang, memesan 1 botol soju walapun chaeyeon cuma bisa minum sedikit saja maka dia akan pusing tapi berbeda dengan kali ini chaeyeon bahkan sudah menghabiskan 2 botol soju, rasanya chaeyeon benar2 ingin pingsan disana saja.
Sampai chaeyeon memutuskan untuk pulang dengan jalan yang sempoyang namun tiba-tiba sebuah tangan menyentuh bahu chaeyeon reflek chaeyeon berbalik dan menepis tangan itu.
"Cantik juga loh, sama kita aja" ujar seorang laki-laki yang menggunakan kaos hitam.
Chaeyeon tidak mengublis dan memilih berbalik menuju pintu keluar dan tangannya malah di tarik paksa.
"Yah! Lepaskan" ujar chaeyeon.
Walaupun chaeyeon udah mabuk tapi masih sedikit sadar sampai tangan seseorang menepis tangan pria itu dari tangan chaeyeon.
"Lepasin" sembil menarik chaeyeon kedalam pelukannya
"Jangan ikut campur, emang lo siapa" ujar laki-laki itu.
"Gue pacarnya" akhirnya kedua orang itu pergi.
Chaeyeon menatap orang yang membantu dirinya lalu terkekeh "haechan kok lo ada disini" ucap chaeyeon.
"Lo mabuk ya, bau alkohol lo nyangat"
"Gue telepon jeno aja" baru haechan ingin mengeluarkan ponselnya dari sakit tapi ditahan sama chaeyeon.
"Gak usah telepon jeno gue mohon hish hish" chaeyeon yang tiba-tiba menangis.
Akhirnya haechan tidak jadi menelepon jeno, segera membawa chaeyeon keluar dari club, lalu haechan bawa chaeyeon ke mobilnya.
Saat melihat chaeyeon yang udah tertidur haechan keluarin ponselnya mencari nomor seseorang.
Haechan mencoba menelepon beberapa kali tapi tidak di angkat apa orangnya udah tidur.
"Kayaknya yena udah tidur, jadi gue harus bawa kemana lagi si chaeyeon ya kali gue bawa ke apartement"
Haechan memikirkan beberapa kali mau nganter chaeyeon kerumahnya tapi gak tau alamatnya mau nanyain jeno entar malah curiga akhirnya haechan mutusin bawa ke apartementnya.
YOU ARE READING
Sweet seventeen🎂 (end)
Teen FictionSweet seventeen biasa akan menjadi salah satu hari yang paling membahagiakan bukan? Namun apa yang harus terjadi sebelum tiba hari itu kita sudah harus pergi menyakitkan bukan? Ini mengisahakan tentang dua orang anak kembar yang diperlakukan berbeda