"Kembaran gue, gue bakalan donorin ginjal gue"
Haechan memutar matanya jengah memandang tak percaya ke arah chaeyeon yang dengan santainya mengatakan ingin mendonorkan ginjal di kira mainan kali ya.
"Jangan yang aneh-aneh ini bukan mainan yang bisa di bercandain"
"Gue serius bukan bercanda" chaeyeon yang sambil mengangkat tangannya membentuk piss.
"Emang gak bisa cari pendonor yang lain. Gue sebagai teman sekaligus sahabat lo gak ngizinin lo buat donor ginjal lo"
"Gue harus tetap donorin ginjal gue kan lo tau nyari donor yang cocok itu susah kebetulan gue kembarannya otomatis ginjal kami cocok"
"Nggak yeon gue bilang enggak ya nggak lo jangan ambil keputusan sendiri gini"
"Please deh haechan yang ganteng tolong dukung gue cuma lo yang gue kasi tau tentang ini"
"Yeon gue gak bisa itu bahaya"
"Please" chaeyeon sambil memasang wajah memelas.
Haechan yang melihat itu akhirnya di menganguk mengiyakan walaupun dia gak yakin keputusan dia dukung chaeyeon itu benar atau salah.
"Lo donor satu ginjal lo aj kan?"
"Enggak aku mau donorin kedua ginjal aku"
"Yeon kalau gitu gue gak akan dukung lo"
"Chan lu mah, percuma aku kalau cuma donorin ginjal gue satu aja, kembaran gue udah pernah jalanin operasi dan sekarang dia cuma hidup dengan satu ginjal dan sekarang ginjal dia bermasalah lagi" chaeyeon menghentikan sejenak kata-katanya.
"Dan ginjalnya bakalan di angkat lagi karena mengalami kerusakan yang parah, kalau gue donorin satu sama aja kami sama-sama akan hidup dengan satu ginjal dan itu gak akan bertahan lama. Gue donorin ginjal sekaligus dua berarti kembaran gue bakalan selalu hidup dan gue juga bakalan hidup, hidup dalam diri dia" mata chaeyeon yang udah mulai berkaca-kaca, haechan memberanikan diri mendekat ke chaeyeon lalu memeluk chaeyeon dalam dekapannya seolah menyalurkan kekuatan.
Haechan pada akhirnya nyerah pada pilihan chaeyeon, iya juga tidak bisa membantah permintaan chaeyeon mungkin itu yang terbaik buat chaeyeon dan pada akhirnya yang bisa dilakukan haechan cuma bisa mendukung keputusan chaeyeon.
Haechan akhirnya mengantar chaeyeon ke rumah sakit dimana adiknya dirawat. Sampai disana chaeyeon terdiam sejenak sampai akhirnya kakinya melangkah masuk kerumah sakit.
Chaeyeon tidak bertemu dengan kedua orang tuanya dirinya malah pergi ke administrasi dan mengatakan ingin menemui dokter yang menangani chaeryeong.
Chaeyeon sama haechan dipersilahkan masuk ke sebuah ruangan yang tidak terlalu besar namun nyaman.
"Jadi apa yang ingin anda tanyakan" ujar dokter laki-laki itu membuka pembicaraan.
"Pertama-tama saya ingin minta maaf karena sudah mengangu waktu dokter. Saya datang kesini ingin bertanya tentang pasien kamar 205"
"Apakah anda saudaranya karena kami tidak bisa membocorkan kondisi pasien sembarangan"
"Iya dok saya saudaranya"
"Baiklah kondisi pasien di kanar 205 cukup prihatin karena ginjalnya benar-benar mengalami kerusakan. Harus ada pendonor secepatnya jika tidak pasien mungkin tidak bisa bertahan lama"
"Ha itu, saya ingin mendonorkan ginjal saya dok"
"Anda sungguh, anda masih terlihat muda"
"Saya sungguh dok, saya sudah memikirkanya tapi tolong jangan kasi tau bahwa saya pendonornya"
"Baiklah, jika begitu anda ikut saya karena kita akan mengadakan pengecekan kecocokan ginjal kalian"
"Baiklah" chaeyeon mengikuti dokter itu dari belakang disusul haechan.
✍️✍️✍️
sebuah depan sebuah ruangan bisa dilihat sepasang suami istri yang sedang bolak-balek tidak jelas, sang istri terlihat mengigit kukunya terlihat jelas bahwa dia sedang gugup. Lalu di pojok kursi terlihat seorang pria bersama dengan dua orang paruh baya yang bisa dikatakab bahwa orng tua dari anak laki-laki tersebut.
Seorang dokter menghampiri mereka.
"Dok bagaimana apakah sudah ada pendonor yang cocok untuk anak saya.saya mohon sembuhkan anak saya, saya akan bayar seberapapun pun itu" ujar pria paruh baya yang mondar mandir tadi.
"Bapak ibu tenang saja karena tuhan masih menyayangi anak kalian, kami sudah menemukan pendonor yang tepat bahkan pendonor tersebut ingin mendonorkan kedua ginjalnya tanpa biaya sepeser"
"Makasih dok, siapa pendonornya kami ingin berterima kasih"
"Maaf bu, jika itu kami tidak bisa memberi tahukan karena bersifat rahasia" ujar dokter
"Baiklah kalau begitu saya permisi" dokternya pamit meninggalkan mereka yang masih terdiam.
"Mengapa masih ada pendonor sebaik itu" guman wanita paruh baya itu yang diketahui suzy.
"Selama ya, kami turut senang benar tidak jeno" ujar lee donghae pria berwajah tegas itu.
"Iya jeno ikut senang" ujar jeno.
YOU ARE READING
Sweet seventeen🎂 (end)
Teen FictionSweet seventeen biasa akan menjadi salah satu hari yang paling membahagiakan bukan? Namun apa yang harus terjadi sebelum tiba hari itu kita sudah harus pergi menyakitkan bukan? Ini mengisahakan tentang dua orang anak kembar yang diperlakukan berbeda