Sekarang sekelompok orang sedang berdiri di depan ruang operasi mereka memanjatkan doa doa sekecil apa pun itu, ada yang duduk ada yang berdiri ada juga yang menenagkan.
Mereka hanya berharap operasinya berjalan lancar, tapi sudah dua jam sejak dimulainya operasi pintu itu belum terbuka hingga sekarang.
Rasanya mereka hanya memiliki sedikit harapan mendonorkan kedua ginjal sekaligus bukan lah hal yang mudah.
Tidak lama pintu nya terbuka menampakan seorang dokter keluar.
"Dok bagaimana anak saya?" Tanya suzy.
"Dia baik-baik saja operasinya berjalan dengan lancar tidak lama lagi dia akan segera dipindahkan"
"Makasih dok" seunggi menjawab.
"Baiklah kalau begitu saya pamit"
Setelahnya suster mendorong ranjang yang disana terdapat chaeryeong yang masih terbaring tak sadarkan diri dan masih beberapa alat yang menyatu dengan tubuhnya. Diikut ranjang seseorang yang sudah ditutupi kain putih bisa di simpulkan bahwa itu adalah pendonor chaeryeong.
Tapi tunggu tangan orang itu sedikit keluar jeno yang memperhatikan merasa mengenal tangan itu dan juga gelang yang digunakan itu sama dengan gelang yang pernah jeno kasih ke orang yang pernah mengisi hatinya bahkan sampai sekarang.
Jeno bangkit mencoba memastikan tapi tangannya ditahan oleh eommanya terlebih dahulu, ia di tarik menuju ruangan chaeryeong.
Jeno mencoba menyingkirkan pikiran buruknya, mungkin itu hanya kebetulan sama.
Tiba-tiba pintu dibuka oleh seseorang, semua yang berada di sana mengalihkan pandangan mereka diliatnya seorang remaja laki-laki sedang berdiri diambang pintu.
Matanya terlihat merah seperti habis menangis, jeno mengenal itu haechan sahabatnya.
Jeno segera menarik haechan keluar dari sana.
"Lo kenapa chan? Lo masuk asal main dobrak gak liat chaeryeong masih belum sadar"
Haechan tidak mempedulikan omelan jeno "gue mau bicara sama semuanya" jeno mengeyit tidak mengerti namun tetap memilih untuk memanggil semuanya berkumpul di depan koridor rumah sakit.
"Ada apa?" Tanya lee seunggi
"Kalian tidak mencari keberadaan anak kalian lee chaeyeon?" Tanya haechan tiba-tiba.
"Paling juga dia keluyuran bahkan dia tidak pernah menjenguk kembarannya sendiri" suzy menjawab
"Kalian salah, chaeyeon selalu khawatir tentang chaeryeong iya selalu ada disini selalu melihat kondisi chaeryeong" haechan menangis lagi-lagi iya kembali terbawa suasana.
"Saya hanya ingin menyampaikan surat ini dan juga hadiah ini untuk ulang tahun chaeryeong" lanjut haechan sambil menyodorkan sebuah surat bersama dengan paper bag ke suzy.
"Dari siapa?" Itu pertanyaan suzy saat menerima surat itu.
"Kalian akan mengetahuinya"
"No ini buat lo" haechan memberikan sebuah surat bersama paper bag yang terbilang lebih kecil ke jeno.
Jeno menerimanya mengeyit tidak mengerti dengan situasi yang dia hadapi sekarang.
Suzy perlahan menbuka surat tersebut.
"Hai appa, eomma, oppa dan chaeryeong
Mungkin aku udah gak ada didunia ini saat kalian membaca surat ini, aku terlalu takut untuk mengatakannya langsung. Aku hanya ingin bilang bahwa aku sangat menyayangi kalian semua dan terima kasih sudah merawat aku hingga sebesar ini walaupun ada perbedaan saat kalian merawat ku dengan kedua saudara ku.
Ada saat dimana eomma marah sama chaeyeon karena tidak ingin mendonorkan satu ginjal chaeyeon ke chaeryeong. Selama berminggu minggu bahkan berbulan eomma mendiamkan chaeyeon eomma tidak ingin berbicara dengan chaeyeon.
Sekarang eomma dan appa tidak perlu khawatir lagi karena chaeryeong akan selalu hidup sehat dia tidak akan merasakan sakit lagi.
Ah, selamat atas operasi chaeryeong dan juga selamat ulang tahun ke tujuh belas buat chaeryeong mungkin aku tidak bisa merasakannya langsung tapi aku bisa merasakannya dari tubuh chaeryeong.
Oppa aku sudah mendengar kalau oppa sudah memiliki kekasih aku harap hubungan kalian berjalan dengan lancar ingat oppa tidak boleh menyakiti perasaan perempuan jagalah eonni minju dengan baik.
Chaeyeon menyayangi kalian chaeyeon harap kalian hidup bahagia walaupun tanpa chaeyeon ingat jangan menangis chaeyeon tidak menyukainya saat orang terdekat chaeyeon menangis.
Suzy benar-benar menangis histeris disana, minho juga menangis saat mendengar surat itu dibacakan oleh seunggi karen pas ditengah-tengah suzy membaca ia tidak bisa melanjutkannya hingga diambil ahli oleh seunggi.
Bahkan tidak mereka haechan kembali menangis, sedangkan jeno terkejut sampai pada akhirnya ia menangis semua memori nya bersama chaeyeon kembali berputar dikepalanya ia kembali mengingat bahwa tangan yang tadi ia lihat itu benar-benar tangan chaeyeon.
Jeno segera berlari menuju ruang jenazah, disana hanya ada chaeyeon yang sudah terbaling tak bernyawa bahkan tangannya sudah dingin saat jeno menyentuh tangan mungil itu, jeno menangis sejadi-jadinya ini yang di maksud chaeyeon "mengorbankan hidupnya" dan yang di maksud haechan "jangan sampai menyesal disaat chaeyeon gak ada" jeno menatap wajah chaeyeon yang sudah pucat.
"Yeon bangun" panggil jeno
"Kenapa lo gak kasih tau kalau chaeyeon donorin ginjalnya" jeno trus mengoyangkan bahu haechan.
Tidak lama kedua orang tuanya juga tiba disana mereka melakukan hal yang sama dengan jeno.
Hari itu benar-benar hari uang kelam menyelimuti mereka. Disatu sisi mereka senang chaeryeong sudah membaik dan akan kembali pulih di sisi lain mereka kehilangan seseorang yaitu chaeyeon.
YOU ARE READING
Sweet seventeen🎂 (end)
Teen FictionSweet seventeen biasa akan menjadi salah satu hari yang paling membahagiakan bukan? Namun apa yang harus terjadi sebelum tiba hari itu kita sudah harus pergi menyakitkan bukan? Ini mengisahakan tentang dua orang anak kembar yang diperlakukan berbeda