Bagian 6

16 2 0
                                    

Setelah melakukan ulangan harian, akhirnya mereka sampai juga pada ulangan semester pertama di kelas 11 ini, bahkan semua murid sibuk belajar walau mereka di rumah sudah belajar berjalan-jam, hanya untuk mendapatkan nilai yang memuaskan.

Berbeda dengan Airysh, Galang dan juga Galung, mereka bertiga tidak pernah belajar dirumah, Galang cowok itu kerjaannya main ke rumah Airysh setiap hari mengganggu perempuan itu belajar, dan Galung sebagai seorang saudara yang baik cowok itu hanya buka buku dan menulis yang penting lalu di berikan ke Galang, begitu baik hatinya sampai-sampai Airysh sering merutuki perilaku Galung.

Sedangkan Airysh perempuan itu hanya sekedar buka buku dan baca asal lewat dan itu hanya sampai 15menit saja dan perempuan itu langsung pergi ke dunia kpopers nya, bahkan perempuan itu belajar sambil mendengarkan lagu dengan earphone, saat dirinya merasa bosan buku itu hanya di tinggalkan begitu saja di meja dan pergi ngeliat acara tv para idolnya, lalu tertidur.

Dan di sekolah pun mereka sama sekali tidak membaca ulang atau belajar lagi, Airysh cuma pinjem catatan Galung, lalu liat-liat udah selesai liat-liat, catatan itu langsung di kembalikan lagi ke Galung dan Galung sudah biasa dengan kelakuan Airysh.

"Lo belajar yang bener! Udah tau kalau ulangan duduknya misah, gak bisa lo nyontek ke gue!" pesan Galung membuat Airysh menyengir aja.

"Memori otak gue udah kepenuhan Lung, kudu beli yang baru lagi, lagian kan ada elu, lagi juga ini masih hari pertama ulangan gak ada matematika dan kawan-kawannya yang hitung-hitungan," sahut Airysh yang memang kelemahannya ada di mata pelajaran matematika, bahkan untuk mata pelajaran yang lain Airysh hanya perlu baca tang ting tung, lalu pake logikanya dan untuk menjawab essai perempuan itu hanya memerlukan mengisinya dengan mengarang dengan kalimat-kalimat yang perempuan itu rangkai sedemikian lalu di tuangkan ke dalam jawaban.

Galung hanya menggeleng kecil, Airysh tetap duduk di samping Galung sampai bel berbunyi, perempuan itu menganggu ketenangan belajar Galung dengan bergumam aneh.

Galung langsung tahu saat melihat layar ponsel perempuan itu, membuat dirinya hanya bisa menggeleng sabar melihat kelakuan sahabatnya ini.

"Ris, mending lo pindah ke bangku lo sana! Ganggu gue aja lo!" seru Galung membuat Airysh menatapnya lalu menggeleng tidak mau.

Galung hanya bisa pasrah saat konsentrasinya di ganggu oleh Airysh, membuat cowok itu hanya bisa mengelus dadanya.

Saat bel berbunyi Airysh baru pindah dari tempat duduk Galang dan pindah ke meja samping Galang.

"Nih, gue udah pindah kan Lung!" ucapan Airysh membuat Galung ingin mengetok kepala perempuan itu agar kembali benar.

Airysh yang masih memasang cengirannya, membuat Galung mengedik takut, "gila dasar," gumam Galung membuat Airysh yang mendengar langsung menepuk bahu Galung dengan senyuman yang lebar.

"Selesai ujian, tunggu gue ya, Lung! Gue mau ngasih lo kado yang spesial!" perkataan Airysh membuat Galung merinding, entah apa yang akan perempuan itu lakukan kepada dirinya nanti. Apapun yang Airysh bilang spesial itu nyatanya menakutkan bagi Galung dan Galang.

🍂🍂🍂

Suasana kantin ramai, untuk kali ini Galang tidak bergabung dengan mereka, lelaki itu sibuk berduaan dengan Dean di meja pojok kantin, tentu saja ada sesuatu yang membuat Galang harus dekat dengan lelaki itu, dan kehadiran Galang membuat Dean benar-benar bingung dan merasa aneh dengan kehadiran cowok itu, di tambah lagi cowok itu mengajak teman cowok kelas mereka yang lewat dan mengajak duduk bersama disana, membuat Dean ingin benar-benar pergi dari sana.

Berbeda dengan Galung, cowok itu hanya bisa menjadi pendengar yang baik untuk kedua perempuan itu yang sedang membicarakan idol idol mereka. Galung hanya merasa tidak dimana-mana kedua perempuan ini akan membicarakan idol mereka dan yang mereka bicarakan membuat Galung heran, karna Galung tidak mengerti dengan dunia mereka berdua di tambah lagi dengan idol idol korea yang mereka sukai itu.

"Sumpah ya, gue aja tuh sampai ngakak tau gak sih nontonnya, bener-bener absurd banget kelakuan mereka," dalam hati Galung hanya ingin dipisahkan dari kedua perempuan ini dengan melarikan diri. Lagian, kenapa Galang tidak mengajaknya untuk barengan disana, dia bener-bener merasa tertekan di kedua perempuan ini.

Sampai Galung selesai membaca ulang catatan miliknya, perempuan masih sibuk bergosip dan saling menunjukkan sesuatu dari ponsel genggam mereka masing-masing dan akhirnya mereka saling tertawa. Lelaki itu hanya bisa memandangi kedua perempuan itu dengan kepala yang ditaruh ditumpuan tangannya.

Disudut lain, teman-teman Galang justru mempertanyakan sesuatu kepada Galang, "Lo sama Galung sodaraan?"

Sukses pertanyaan itu membuat Galang terkejut, Galang bingung harus menjawab apa untuk pertanyaan itu, karna memang dari dulu tidak ada yang pernah mempertanyakan hal itu kepadanya dan terakhir kali ia dapat yaa saat mereka duduk di bangku sekolah dasar saja, setelah itu Galang bertanya pada ibu nya dan Galang dan Galung hanya perlu menjawab yaa, kita sodaraan, liat aja nama kita samaan kan, wajah kita juga mirip, kalau tidak percaya tanyakan saja langsung pada dokter yang membatu ibu ku melahirkan kami. Tapi, sekarang waktunya berbeda, tidak mungkin ia jawab seperti dulu lagi.

Galang dengan cengirannya langsung menjawab, "ya, iyalah, Sat! Gue ama Galung sodaraan, emang kenapa sih?"

Satria lelaki itu hanya mengedik bahunya, "yaa, bingung aja gitu gue sama kalian berdua, wajah kalian sama sekali gak mirip soalnya,"

Galang langsung tertawa mendengar kejujuran Satria, "yaa, emang muka gue sama muka dia harus mirip apa? Kita kembar tapi gak mirip 99% Sat," Satria yang mendengar jawaban Galang hanya bisa mengangguk meng- iya kan jawaban tersebut, walau ia merasa ada sesuatu yang menjanggal.

Galang memperhatikan Galung yang terlihat bosan mendengar ocehan kedua perempuan itu, terlihat jelas dari gerak gerik cowok itu, seharusnya ian tadi memberi tahu Galung dan mengajaknya bersama bukan membiarkan cowok itu terjebak dalam dunia kedua perempuan itu yang sama sekali cowok itu tidak mengerti.

"Kalau gue liat-liat ya, dari cara pandang mata Galung kaya menyimpan sesuatu deh, pas dia natap Sonya," celetuk Vino membuat Galang terkesima.

"Hah?! Apaan?"

"Itu perasaan gue aja yaa, kalau gue ngerasa Galung nyimpen perasaan sama Sonya, kalau liat dari tatapannya dan gelagatnya," Galang hanya bisa tersenyum kecil dan mengangguk samar.

"Yaaa, mungkin bisa jadi, tapi kan kita gak tau juga kali Vin, siapa tau yang ada Galung malah punya rasa sama perempuan disampingnya itu," Perkataan Adam membuat Galang langsung mempertahatikan Galung dan kedua perempuan itu.

"Siapa Lang, nama cewek disamping Sonya?" Galang tidak menjawab pertanyaan Satria, cowok itu masih terjebak dalam ucapan Adam barusan.

"Lang!" setuhan tiba-tiba pada pindah Galang membuat cowok itu kembali.

"Hem?" jawabnya seperti orang bingung.

"Yee malah bengong lagi, gue nanya itu nama cewek disamping Sonya siapa?"

"Owhh, maksud lo Airysh?" tanya balik Galang membuat mereka yang mendengar ingin menempeleng kepala Galang.

"Bodo amat ah, Lang! Kan gue nanya sama lo, fucek ah Lang, fucek,"

Galang menggaruk tekuk lehernya yang tidak gatal sama sekali, "iya nama cewek samping Sonya itu Airysh, kenapa emangnya? Suka lo sama dia?" jawab dan pertanyaan balik Galang terhadap Satria.

"Lumayan sih, boleh juga lah ya, Lang, gue gebet, gue minta izin dulu ini sama lo," ungkapan jujur Satria membuat Galang menyipitkan matanya.

"Wow, wow, selow dong liatinnya,"

Cara pandang Galang kembali normal dan tersenyum, "boleh boleh aja sih, asal lo mampu dapetin perhatian dia,"

"Yaa, karna Airysh bukan cewek yang mudah kena gombalan cowok kaya lo, yaa, walau lo cakep, bagi dia mah, lo gak ada apa-apanya, sama gebetan dia," tutur Galang membuat Satria menaiki satu alisnya.

"Noh! Lo liat aja betapa bete nya sodara gue duduk disana ngederin kebucinan mereka," jujur Galang membuat semua mata tertuju kepada mereka dengan pandangan bingung, entah apa yang di bicarakan kedua perempuan itu sampai-sampai mereka tertawa dan tersenyum seperti itu.

Hanya satu orang menyadari bila dua orang di antara mereka memperhatikan kedua perempuan itu dengan cara pandang yang berbeda, dengan perempuan yang berbeda dengan perasaan yang tumbuh berbeda. 

What Am I? ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang