Bagian 11

6 1 0
                                    

Airysh tidak percaya bila libur akhir tahun sebentar lagi datang. Bahkan, di saat anak yang lain menyusun rencana liburan akhir tahun mereka, Airysh cuma bisa merencanakan bagaimana ia bisa menonton drama korea sepanjang libur sekolah dan lebih tepatnya lagi bagaimana dirinya bisa menghindar dari dua mahkluk itu di hari liburnya.

Dan pastinya itu sangatlah sulit. 

Class meeting  selalu membuat seluruh siswa merasa bahagian, bagaimana tidak, semuanya akan di lakukan secara bebas bahkan perlombaan pun hanya sekedar hiburan buat mereka. Belajar pun juga tidak, bahkan mereka mau bolos kemana saja juga tidak masalah bisa mereka tidak ikutan dalam perlombaan yang di buat oleh OSIS dan sekolah.

Galang sibuk dengan team futsalnya, Galung sibuk dengan fotografernya, dan Sonya sudah jelas perempuan itu sibuk dengan tugas OSIS-nya. Dean? Bahkan melihat Dean saja dia jarang bagaimana bisa tahu kabar lelaki itu, kecuali saat dirinya mengunjungi cafe Om Andres maka ia bisa melihat Dean secara cuma-cuma.

Tapi, untuk hari ini, hari terakhir acara, ia melihat Dean. Yaa, seperti biasa lelaki itu akan terlihat tidak perduli dengan sekitarnya, dengan penampilan yang cukup berbeda, yaaa, karna untuk hari ini yang Airysh lihat lelaki itu membawa gitarnya.

Apa lelaki itu akan menyumbangkan suaranya di hari terakhir class meeting ini? Sepertinya begitu.

Pasti ada seseorang yang benar-benar memaksa lelaki itu buat tampil, batin Airysh tapi ia merasa ragu kembali. Tidak mungkin Dean semudah itu di bujuk, bahkan bila yang memintanya dari sekolah langsung atau bahkan anak OSIS sekalian, mustahil sekali mereka dengan mudah membujuk Dean.

Melihat mereka dari tempat paling atas di sekolah adalah hal yang terbaik. Airysh merasa mereka semua kelihatan tanpa harus memilih-milih. Bahkan, ia bisa melihat Galung yang sibuk dengan kameranya dan memfoto setiap pemain, bahkan kadang anak OSIS -nya pun meminta di foto olehnya, walau lelaki itu malas memfoto mereka.

Tunggu tunggu, kemana perginya dia? Bukannya tadi di sana? Tanya Airysh dalam hati saat dirinya tidak lagi melihat Dean di pinggi lapangan.

Saat Galung melihat Airysh yang berada di atas lelaki itu langsung mengarahkan kameranya dengan mode zoom agar perempuan itu terlihat lebih jelas. Bahkan. sekarang dirinya berasa seperti paparazi yang memfoto mangsanya secara diam-diam.

Airysh tahu bila Galung mengarahkan kameranya ke dirinya, bahkan dirinya sengaja menampilkan raut meme-nya yang membuat lelaki itu tersenyum geli bila melihat hasilnya.

Airysh merogoh saku rok sekolahnya, ada getaran dari ponselnya, ia yakin pasti ada yang menelpon karna getarannya tidak kunjung selesai.

Azkal calling

Airysh merasa capek karna adiknya ini tidak menyerah berhenti menelpon dirinya, padahal adiknya tahu kalau Airysh tidak bakal menerima telponnya.

Dengan malas perempuan itu terpaksa mengangkat telpon sang adik, Airysh berpikir kalau dirinya menjawab telponnya, adiknya itu akan berhenti menganggunya.

"Hemm?" jawab Airysh yang mau tidak mau.

"Hello sista! Selamat sore menjelang malam sista,"

Ini kenapa Airysh malas menjawab telpon adiknya itu.

"Kenapa lo hubungin gue?" tanya Airysh tanpa basa-basi lagi.

"Jawab dulu dongg, salam adik tercinta lo ini, sista!"

Airysh yang mendengar hanya bisa mengerlingkan matanya, ia tahu disana sudah menjelang malam. Tapi, kenapa adiknya ini sangat merepotkan.

What Am I? ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang