Bagian 9

6 1 0
                                    

Sudah seminggu ujian telah usai, sekarang hanya tinggal tunggu hasil kerja keras belajar mereka, entah itu memuaskan, atau cukup memuaskan, setidaknya mereka sudah berusaha sesuai kemampuan mereka. Mereka yakin kerja keras tidak akan mengkhianati hasilnya.

Sonya lagi sibuk bersama anggota OSIS yang lain dan kini dirinya harus duduk bersama dua lelaki yang sudah berjanji padanya, bahkan dengan terpaksa Galang menghiraukan panggilan teman nongkrongnya.

"Pokoknya kalian harus nepati janji kalian," Galang sudah pasrah berbeda dengan Galung yang justru menatap Airysh dengan pandangan 'lo yakin dengan nilai lo?' Airysh yang tahu pandangan itu ingin sekali rasanya menenggelamkan Galung ke kolam ikan sekolah.

Airysh mengeluarkan kertas nilai ulangan miliknya, dan membukanya dengan jantung yang berdebar-debar. Ia merasa takut kalau dirinya justru kalah dalam tantangan Galung itu, ia hanya tidak suka lelaki itu meremehkan dirinya.

Airysh mengintip kertas nilainya, matanya hanya fokus pada satu mata pelajaran, dan saat ketemu ia langsung menatap kedua lelaki itu secara bergantian, "janji yaa, tepatin janjinya?!"

"Iye Ris, iye, cepat mana?!" ucap Galang yang tidak sabar, saat Galung ingin mengambil kertas nilai milik perempuan itu, perempuan itu langsung menepis tangan Galung dengan kasar dengan mata yang menatap tajam.

Tapi, sayangnya yang di lakukan Galung hanya untuk membuat perempuan itu lengah dan akhirnya Galang yang merebut kertas itu membuat mata Airysh membelak kaget.

"Sini Lung! Liat bareng sini jangan kasih liat Airysh!" Galung langsung duduk di samping Galang dan melihat kertas itu bersama-sama, seketika mata mereka terbelak saat melihatnya.

Galang langsung menurunkan kertasnya dan menatap perempuan itu yang sedang penampilan senyumannya dengan alis yang ia naik turunkan.

"Gimana, gimana? Terkejoed kan lo pada," Galung yang dengar hanya bisa menghela napas ia sudah duga perempuan akan berhasil bila ada niat dan seandainya dia gak ketinggalan waktu itu, dia yakin perempuan ini tidak akan bisa memenangkan tantangan Galung.

"Kok bisa sih lo?!" seru Galang yang tidak percaya, ia langsung meletakkan kertas nilai Airysh di meja. Dari seluruh nilai, Airysh memiliki nilai yang rata-rata bagus apalagi di mata pelajaran yang lebih banyak pengetahuan daripada hitungan.

"Ris gak terima gue, sumpah?! Wajah tampan gue, rambut badai gue, astaga Ris, gak rela gue sumpah dah!!" Airysh yang melihat Galang frustrasi membuat dirinya hanya menepuk bahu lelaki dengan tatapan 'terima saja kekalahan ini, anakku' ingin sekali rasanya dulu ia tidak menyetujui ide saudaranya itu.

"Mana janjinya? Gue mau sekarang, lagi kan habis ini kelas free guru pada rapat, gapapa dong," tagih Airysh membuat Galang menatap horor Airysh dengan senyuman yang mengembang lebar.

"Lo pilih mau sekarang atau besok seharian full, kalau sekarang cuma setengah hari," tanya Galung membuat Airysh memikir sejenak.

Tapi, akhirnya perempuan itu menggeleng sebagai jawabannya, "di kuncir sekarang, nanti sampai rumah lepas lanjut besok lagi sampai istirahat kedua pas pulang lepas, jadi pas deh sehari,"

Galung menggeleng menolak, "sehari, Ris. se.ha.ri, bukan dua hari, lo gak bego kan Ris?" ucapan Galung membuat Airysh menggeleng.

"Kalau gue bego, gue gak bakal dapat nilai bagus!"

Galang hanya bisa mengerlingkan ujung matanya, "sekarang gue tanya sama lo, lo pakai gesper gak sekarang?" dengan mata yang menuntut jawaban jujur.

"Enggak. Gue gak pernah suka makai gesper, sesak perut gue, jadi gak bisa nampung makanan yang banyak," Galang yang mendengar langsung menyentil kening Airysh.

What Am I? ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang