Bagian 10

5 1 0
                                    

Kehadiran Airysh tidak lagi membuat Kartika bingung, setelah perempuan itu tahu, kalau remaja di depannya ini sedang jatuh hati pada salah satu temannya yang kebetulan sekali kerja di cafe milik Andres, Om nya itu.

"Ris, gak bosen apa mandangin dia mulu? Gue aja yang liat bosen banget," jujur Kartika membuat Airysh mengedik bahunya.

"Lo harus tau mba, gimana rasanya hati lo udah menjatuhkan pada seseorang dan itu benar-benar buat diri lo lupa semuanya, bahkan lupa sama keadaan sekitar lo," jelas Airysh membuat Kartika langsung menoyor kening Airysh.

"Heh! Gue lima tahun hidup lebih dulu dari lo ya, Ris," Airysh yang mendengar tertawa.

"Lo belum ngerasain kan, Mba? Makanya lo mudah bilang kaya gitu," tebak Airysh membuat Kartika mengerlingkan matanya jengah.

Kartika tidak menjawab pertanyaan Airysh, perempuan itu langsung meninggalkan Airysh yang masih pada dunia warna-warni cinta itu.

Airysh juga tidak terlalu mengurus kepergian Kartika, dirinya memilih sibuk melihat ponselnya yang di borbandir oleh kedua makhluk yang masih tidak terima nasib akibat kekalahan mereka berdua.

Galung
Ris nyesel gue buat perjanjian sama lo!

Galang
Ris gue masih gk rela yaa rambut badai gue hilang begitu aja!

Galung
Ris lo tau gk sih, gue susah pyah manjangin rmbut dngn menentang bunda dan lo dngn seenaknya membabat abis, sialan emng lo, Ris!

Galang
Eh markonah! Bles gk lo chat gue kmpret!

Airysh yang membaca chat mereka hanya bisa terkikik geli. Inilah, yang Airysh tunggu-tunggu sejak dulu, satu hari penuh membuat mereka berdua nurut padanya dan mengikuti keinginannya.

Kartika yang melihat langsung menyeletuk, "lo udah gila ya, Ris? Kikik kan sendiri gitu,"

"Hah? Ohhh ... kagak lah, gue ngakak aja pas liat wajah dua makhluk itu nelangsa,"

"Lah, emang kenapa sama dua orang itu?" tanya Kartika, jujur, dirinya mulai penasaran.

"Rambut badai mereka gue pangkas abis, gak sampai abis juga sih," jawabnya santai. Membuat Kartika melongo mendengarnya.

"Serius? Lah tumben mereka nurut? Biasanya juga kalau udah masalah rambut mereka bakal mentang lo abis-bisa,"

"Itu hadiah dari mereka, lagian siapa suruh ngasih taruhannya seharian kehidupan mereka ada di tangan gue, yaudah gue manfaatin aja, lumayan kan liat muka mereka jadi lebih segar aja," Kartika yang mendengar lagi-lagi melongo, jadi perempuan di sampingnya ini menang taruhan atau bagaimana? Kartu benar-benar bingung dengan ketiga makhluk itu.

"Kok bisa? Jujur yaa, Ris, gue masih gak ngerti apa yang lo bilanh itu," Airysh yang mendengar hanya bisa berdecak malas.

Tapi, tetap saja perempuan itu menjelaskannya, "jadi gini, pas ujian matematika, mereka minta gue harus bisa dapetin nilai sempurna tanpa contekan, dan hadiahnya seharian penuh gue bisa melakukan apapun kepada mereka, awalnya nolak, terus, si Galung ubah persyaratannya, dan si Galang mah, cuman nurut aja dia, yaudah akhirnya pas kemarin gue benar-benar bisa mencapai tujuan dalam persyaratan, untuk sekian lamanya gue bisa mendapatkan nilai bagus lagi," kekehnya saat terakhir ia menjelaskan ceritanya, dengan wajah nelangsa kedua sahabatnya itu.

Kartika benar-benar tidak bisa berpikir dengan jalan pemikiran mereka bertiga, "lo mah, giliran ada mau nya baru berjuang," cibiran Kartika membuat Airysh tersenyum lebar.

What Am I? ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang