Malam ini adalah malam terakhir ospek di Universitas Nasional Seoul. Diisi oleh berbagai kegiatan seperti bermain game, menari, menyanyi dan kegiatan menarik lainnya. Saat ini, Kim Jisoo beserta rekan satu jurusannya sedang bermain permainan ‘Annyeong Cleopatra’ yang sedang booming.
“Wow, nadanya sudah semakin tinggi!” Ujar salah seorang senior wanita.
“Bagaimana aku melampaui nada itu?” Gumam Park Jinyoung gelisah, ia memaksakan dirinya.
“Ayo, Jinyoung-ssi sekarang giliranmu!” Teriak lainnya.
“Annyeong Cleopatera, Saesangaeseo jaeilganeun pataeto chip!” Ia menyanyikannya dengan nada yang sangat tinggi, hingga suaranya melengking. Jisoo yang duduk disampingnya menatap sinis.
“Ekhem.” Jisoo berdehem. “A-An. Eish, bagaimana aku bisa melampaui nada tingginya?” Keluh Jisoo.
“Ayo Jisoo kau pasti bisa!” Ujar yang lainnya menyemangati.
“Tidak, tidak. Aku menyerah saja.”
“Baiklah, kau akan kena hukuman, Jisoo-ssi!” Ucap senior mengingatkan aturannya.
“Kalian ingin hukuman apa untuk Jisoo?” Tanyanya kepada seluruh peserta.
“Menyanyi!”
“Menari!”
“Akrobat!” Ujar yang lainnya. Jisoo hanya bisa pasrah.
“Kau ingin hukuman yang mana, Kim Jisoo?”
“Aku? Menyanyi saja.” Ujarnya malu, wajahnya memanas.
“Silakan! Kita sambut artis kita, Kim Jisoo!” Ledek seniornya. Wajah Jisoo semakin memerah, seperti tomat yang siap untuk dipanen.
Dengan langkah guntai, Kim Jisoo berjalan ke tengah-tengah lingkaran manusia. Salah satu senior memberinya mikrofon. Jisoo sangat gugup dan bingung harus bernyanyi apa. Kemudian ia teringat lagu yang selalu ia nyanyikan bersama ketiga sahabatnya.
“Kau sudah siap?” Tanya senior itu, Jisoo menangguk pelan. Tanpa diiringi alunan musik, Jisoo bernyanyi acapella.
“Tukhamyeon geuchin maldeullo nae mame sangcheoreul naenohgo.” Suara husky-nya membuat orang lain terpesona. Mereka tidak menyangka jika ia memiliki suara yang bagus.
“Tunggu!” Ujar salah satu senior pria menghentikan nyanyiannya. Jisoo menurunkan mikrofonnya dengan wajah penuh tanya.
“Lagu ‘Stay’ cocoknya diiringi dengan gitar. Apa ada diantara kalian yang bisa bermain gitar?”
“Saya!” Kim Suho mengangkat tangannya tanpa ragu.
“Wow! Apa kalian ada sesuatu?” Ledeknya. “Baik, maju sini!” Kim Suho berjalan tanpa ragu dan langsung mengambil alih gitar yang sudah disiapkan oleh seniornya.
Lagu kembali dinyanyikan dengan instrumen terlebih dahulu. Suho memetik gitar dengan sangat lembut sehingga semakin membangun suasana. Jisoo kembali bernyanyi.
Saat mencapai reff, semua peserta dan para senior yang berada di sana ikut bernyanyi. Suasana malam itu semakin hangat karena suara dan alunan gitar yang saling berpadu dengan harmonis.
***
Kim Jisoo mendapatkan sebuah pesan yang berisi ajakan untuk bertemu di Cafe Kampus. “Ryujin-ah, apa kau sibuk malam ini?” Tanya Kim Jisoo.
“Tidak. Memangnya kenapa?”
“Aku ingin mengajakmu ke Café dan bertemu teman-temanku. Kau mau?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Architecture
FanfictionMenjadi arsitek adalah impiannya yang tak pernah berubah. Namun, seseorang terus mengunggulinya. Tetapi dia adalah Kim Jisoo, si ambisius yang pantang menyerah.