IRIS

17 5 1
                                    

Kedua bola matanya mengitari sekeliling ruangan. Langkah kakinya ikut terhenti saat itu juga. Ia menelaah satu persatu tempat duduk yang dianggapnya paling strategis dan nyaman. Ia memilih tempat duduk yang terletak di tengah, tidak terlalu tinggi tetapi juga tidak terlalu rendah. Sangat pas menurutnya. Entah apa yang merasukinya, ia datang lebih awal dari yang lainnya.

Tak lama, dua orang pria bertubuh tinggi melangkahkan kakinya ke dalam kelas. Mereka tidak terlalu ngeh dengan keberadaan gadis itu. Mereka duduk di tempat yang lebih tinggi darinya. Tidak terasa, jam pertama akan segera dimulai. Brak! Suara pintu didobrak sangat keras. Spontan semua orang menoleh ke arah sumber suara. Nampak seorang gadis berambut pendek yang terengah-engah dengan wajahnya yang memerah. Ia menghampiri seseorang.

"Duduk dulu, tenangkan dirimu!" Ujar seseorang itu.

"Aku hah, aku pikir aku akan diusir di hari pertama." Ujarnya terengah-engah.

"Ini, minum dulu, Ryujin-ah." Ujarnya sambil menyodorkan sebotol minuman. Ia langsung meminumnya dengan semangat.

"Terimakasih, Jisoo-ya." Ia mengembalikan botol minuman itu ke empunya.

"Kenapa kau bisa kesiangan?"

"Aku bangun terlambat, aku salah mengatur alarmku."

"Astaga, lain kali kau harus teliti. Kau beruntung karena dosennya terlambat."

"Iya, tidak akan ku ulangi lagi."

Tanpa sadar, Jisoo menoleh ke belakang. Ia menangkap se-pasang mata yang sedang me-merhatikannya sedari tadi. Ia tidak menggubrisnya dan kembali memandang ke arah Ryujin. Tak lama, dosen memasuki ruangan.

"Annyeonghaseyo, perkenalkan nama saya Prof. Lee Soo Man, saya mengajar mata kuliah perspektif. Saya harap kalian bisa mengikuti aturan dan pelajaran yang saya berikan."

Setelah perkenalan singkatnya, Prof. Lee memulai kelas di hari pertama.

***

Semua orang berhamburan ke luar kelas. Ryujin mereganggkan kedua tangannya ke atas. "Aku sangat mengantuk. Kau mau kopi?" Tanyanya kepada Jisoo.

"Boleh saja. Kau mau pergi ke café depan atau di kantin saja?" Jisoo balik bertanya.

"Kita ke café saja yuk! Aku bosan." Ajakannya diiyakan oleh Jisoo, tanpa membuang waktu mereka pun pergi ke depan kampus.

"Kau mau pesan apa?" Tanya Jisoo, sesaat setelah mereka sampai di café.

"Aku mau pesan mocca latte dan red velvet cake."

"Oke, aku akan pesankan. Kau cari tempat dulu sana!"

"Oke." Ryujin segera melaksanakan perintahnya.

"Unnie, aku mau pesan mocca latte satu, ice Americano satu dan red velvet cake dua."

"Baik. Silakan tunggu pesanannya, ini belnya."

Seorang kasir memberikan sebuah alat yang biasa disebut "bel", alat tersebut akan bergetar jika pesanannya sudah siap. Jisoo mengitari seluruh ruangan, betapa terkejutnya ia ketika menemukan Ryujin sedang bersama orang lain. Ryujin melambaikan tangannya, ia menghampiri meja mereka dengan ragu.

"Jinyoung-ah, Suho oppa, kenapa kalian ada di sini?"

"Ini kebetulan sekali, kan? Haha." Ujar Suho.

Dear ArchitectureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang