11등

301 44 5
                                    

Changmin sungguh tak paham. Benar-benar tak paham dengan jalan pikiran seorang Ju Haknyeon. Maksud perkataan yang dilempar Kevin tadi adalah membuang ponsel, hanya itu, benar-benar hanya itu. Tapi sekarang, mereka berdua tengah duduk di dalam pesawat yang nantinya akan membawa kedua manusia tersebut ke Jejuㅡtempat kelahiran Haknyeon sendiri.

"Nyeon, ini ngga berlebihan? Maksud Kakak, kita ngapain ke Jeju? Kita bahkan belom mandi," Changmin meyuarakan isi pikirannya.

Memang benar, mereka berdua bahkan belum sikat gigi!! Sinting.

"Kak, gue harus melindungi diri dari musuh durjana yang sedang mengincar gue," Haknyeon membalas kalem, "lagian ya, gue kangen Barbara tau."

Fyi, Barbara adalah babi betina milik Haknyeon yang tahun ini berusia dua tahun.

"Nyeon, yang bener aja?" Changmin benar-benar tak habis pikir. "Terus kalo udah di Jeju kita ngapain?"

"Pasang bom di hape, terus paketin hape itu ke luar negeri."

"JU HAKNYEON!!"

Haknyeon hanya menggedik tak peduli dan kembali memasukkan sesendok pasta carbonara ke dalam mulutnya.

Changmin sendiri... speechless. Kehabisan kata-kata untuk mendeskripsikan apa perasaannya saat ini. Tapi tiba-tiba dia teringat satu hal. "Kenapa kita ngga langsung keluar negeri aja?"

"Emangnya Kak Ji bawa pasport?"

Iya juga sih, ini semua terjadi 'kan karena Eric yang berteriak di pagi buta dan membuat semua orang terpaksa bangun dari tidurnya. Lagipula, orang belahan bumi mana yang terpikir membawa pasport ketika perintah yang didapat hanya membuang sebuah ponsel?

"Tapi kalo Kakak mau keluar negeri dan cuma berdua sama gue, bisa diatur jadwalnya kok. Tenang aja."

"Ju Haknyeon, kamu mau Kakak bunuh?"

.

Sunwoo melirik laki-laki berwajah datar yang berada di sampingnya. Sejak sepuluh menit yang lalu Hwall sama sekali tidak bereaksi selain berujar, "Lo bau banget, Nu." Jujur, Sunwoo sakit hati. Tapi apa yang dikatakan Hwall benar, dia memang sebau itu. Tidak sebau itu juga, tapi bagaimana ya? Tidak separah itu, tapi cukup fatal untuk laki-laki bernama asli Heo Hyunjoon tersebut.

"Lo nggak ada niatan buat mandi?"

"Mandi dimana?"

"Di pom bensin?" katanya sedikit tidak yakin, "Lo cuma harus bersihin ketiak dan gosok gigi. Gue nggak bisa jalan sama orang yang bau kambing."

Sunwoo sakit hati untuk yang kedua kalinya.

"Gue nggak sebau itu, Hwall."

"Buat lo. Kalo buat gue, ini udah bau banget. Kok bisa sih lo dengan pedenya keluar dari dorm dengan keadaan busuk kaya gini?"

Sunwoo mengeratkan pegangannya pada stir mobil. Berusaha meredam emosi yang rasa-rasanya sudah berada di ujung kepala. Laki-laki itu menghela nafas sebentar sebelum menjawab, "Gue takut lo nunggu."

Hening.

Hwall tak lagi membalas selain rona merah yang menjalar di kedua pipi pucatnya. Sunwoo terkekeh gemas melihatnya. Jadi, bagaimana bisa Kevin melepas manusia se-menggemaskan ini?

.

Younghoon dan Hyunjae memperhatikan layar monitor Kevin dengan seksama. Kedua laki-laki ber-visual luar biasa itu tak berkutik sama sekali saat monitor terus menerus menunjukkan hasil jepretan yang entah milik siapa.

"Jadi, ada yang mau kalian jelasin ke gue?"

"Lo dapet foto itu darimana?" Hyunjae segera memotong cepat.

"Emangnya itu penting?"

"Iya. Gue harus tau siapa yang ngirim foto itu ke lo."

"Kalo udah tau, lo mau apa, Kak?"

"Gue abisin."

Kevin pura-pura berjengit ngeri kemudian terkekeh geli. "Lo tetap nggak berubah ya. Tetap teledor. Dan lo, Bang Hoon. Lo juga, tetap bodoh."

Younghoon tak mengindahkan ucapan Kevin. Tiba-tiba saja dia tersenyum remeh, menatap monitor Kevin dengan tatapan super merendahkan. Wajah tampannya kini terlihat sangat menyebalkan.

"Foto ini, foto ini lo dapet dari Bae, kan?"

"Kenapa lo langsung nebak kaya gitu?"

"Nggak ada yang tau siapa kita selain circle ini sendiri."

"Well, lo nggak sebodoh itu ternyata. Nggak salah kalau bos sangat amat mendambakan lo."

"Sebentar," Hyunjae menjeda, "Bae? Bae mana yang lo maksud?"

"Siapa lagi kalau bukan Bae Jacob kesayangan kita semua?" Younghoon berujar sarkas.

What the fck.

"Lo berdua harus hati-hati. Dia nggak akan ngelepas mangsanya dengan mudah saat dia sudah membidik."

Younghoon dan Hyunjae saling melempar tatap.

"Kenapa lo ngasih tau kita? Jacob teman se-negara lo 'kan?"

"Persetan dengan tugas negara. Gue nggak mau kehilangan orang yang gue sayang lagi."

Uh?

.

Jacob mendekap erat seseorang yang berdiri di depannya, sedikit meringis saat luka bakar itu tergesek dengan pakaian orang tersebut.

"Bae, tangan kamu?"

"Aku oke."

"Kenapa bisa?"

"Sedikit masalah di dorm." Jacob menyengir lebar layaknya anak usia lima tahun. "Kamu mau anterin aku?"

"Ke tempatmu? Kevin nggak ikut?"

Jacob menggeleng buru-buru. "Lagi sibuk dan bukan ke tempatku."

Orang tersebut tidak menjawab, namun melempar tatapan penuh tanya yang dibalas Jacob dengan pukulan maut di dada. Berhasil membuat orang tersebut terbatuk-batuk.

"OBATIN LUKAKU DULU LAH!!"

Orang itu menyengir, kemudian membalas, "Oh, iya. Ayo."

Orang tersebut menyugar rambutnya sendiri sebelum menjatuhkan tangannya melingkari pundak Jacob, membawa laki-laki lembut itu agar mendekat ke arahnya sedikit.

Mereka berjalan beberapa langkah sebelum suara seseorang membuat langkah Jacob serta orang tadi terhenti. Kemudian mereka berbalik hanya untuk melihat seseorang yang baru saja memanggil salah satu dari mereka.

"J?"

"Eh, Bang Sangyeon."

Bae Jacob membeku di tempatnya berpijak.

Daily BoyzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang