9등

316 45 0
                                    

Sepertinya kita jarang sekali membalas soal sang leader ya? Mau bagaimana lagi, tak ada hal menarik yang dilakukan oleh Lee Sangyeon selain bernegosiasi, mengatur siasat, berlatih dance dan menyanyi. Sangyeon terlalu lurus, hidupnya seperti hanya ada putih dan abu. Ah, atau kalian ingin memberikannya beberapa warna yang menarik?

Laki-laki penyandang marga Lee tersebut membuka pintu sebuah ruang kedap suara. Di tengah ruangan ada Kim Sunwoo yang tengah berlatih menembak. Suara tembakan terdengar begitu menggema dan berhasil membuat telinga Sangyeon berdengung seketika. Salahnya juga masuk ke dalam sini tanpa penutup telinga.

"Kim Sunwoo," panggilnya.

Bagi Sangyeon, Sunwoo adalah satu-satunya anggota yang ia percaya selain Hwall. Tidak ada maksud lain, hanya saja meskipun mereka berada di satu wadah dan tujuan yang sama tetapi mereka berdua belas tetaplah agen dari negara yang berbeda (hanya Jacob dan Kevin yang berasal dari negara yang sama) dan tentu saja ada beberapa 'pekerjaan' rahasia yang mereka lakukan diam-diam. Sangyeon tak peduli. Selama mereka bisa menjaga diri dan menjaga The Boyz, Sangyeon rasa ia tak masalah.

"Bang, perasaan gue ngga enak banget," Sunwoo tiba-tiba duduk di samping Sangyeon dan mengatakan kekhawatirannya. "Gue ngga tau apa yang salah, tapi kayaknya bahaya banget kalau kita diemin."

Sangyeon lantas tersenyum maklum. Mengangkat bahu tak tahu seraya membalas, "Beberapa di antara mereka sepertinya bakal meledak, Nu. Gue juga ngga tau apa pemicunya, tapi bener apa ya lo bilang, bahaya. Terlalu bahaya sampe gue ngga bisa mendeteksi darimana bahaya itu."

"Gue masih mau main-main."

"Begitu pun gue."

Sunwoo tiba-tiba menggeleng ribut. "Bukan main-main dalam hal kerjaan. Gue mau main-main sama Sohn Eric."

Sangyeon lantas menoleh terkejut. "Lo ngga mungkin salah satu dari bahaya itu 'kan, Kim Sunwoo?"

Insting hewannya mengatakan bahwa ia harus lebih ekstra dalam menjaga sepuluh member lainnya (Hwall pengecualian, karena Sangyeon sudah percaya penuh pada laki-laki itu) atau dirinya benar-benar hanya akan menjadi sebuah nama tanpa prestasi yang mampu memukau presiden negaranyaㅡKorea Utara. Lee Sangyeon tak bisa membiarkan ini terjadi dengan cepat sebab ia belum rampung menjalankan tugasnya. Kali ini ia harus egois, atau dia akan di cap sebagai agen tak berguna yang hanya mampu menghabiskan anggaran negara. Presidennya jelas mengirim ia ke sini bukan untuk merugi.

"Gue ngga sebocah itu kali, Bang."

"Lo emang engga, tapi Sohn Eric bisa melakukannya segalanya."

"Me too, lead."

"Kim Sunwoo,"

"Tenang aja. Gue berani menjamin semuanya."

Sangyeon lantas menaikkan sebelah alisnya, penasaran dengan jaminan yang Sunwoo tawarkan.

"Peliharaan lo butuh mainan baru, kan?"

Seakan paham, Sangyeon tersenyum miring. "Deal."

Sangyeon tahu, tidak seharusnya ia menyetujui tawaran Sunwoo hari itu. Tapi dia bisa apa? Peliharaannya butuh mainan baru untuk dimainkan dan sebagai majikan yang baik ia tidak boleh menolaknya bukan?

Sangyeon tidak sebodoh itu untuk melewatkan sebuah kesempatan kecil yang mampu membuat dirinya untung di masa depan.

Tak salah mereka memilih Sangyeon sebagai leader, karena laki-laki itu pandai sekali memanfaatkan situasi sekecil apapun peluangnya. Dan juga, mereka tak salah memilih Sangyeon sebagai malaikat kematian.

.

Kali ini malaikat kita tidak sedang bersama Changmin. Laki-laki berlesung pipit itu kini tengah tengkurap di atas lantai ruang tengah bersama Eric yang kini kembali mengerjakan tugasnya. Lain dengan Hyunjae yang selalu berkomentar bahkan di saat Eric menghirup oksigen, Changmin justru dengan pelan dan lembut memberi tahu dimana letak kesalahannya hingga laki-laki bersurai blonde itu paham dan tak lagi mengulangi kesalahan yang sama.

Jacob tengah mencuci piring sedangkan Haknyeon duduk di pantry dengan kedua tangan yang menyangga dagunya. Memperhatikan Jacob dengan seksama sebelum akhirnya mendegus malas. "Kak, bosen banget deh," katanya.

"Bantuin Kakak makanya. Kamu dari tadi liatin doang," Jacob menimpali sebal.

Haknyeon tak membalas. Laki-laki itu bangkit dari kursinya dan mengambil sebuah gunting dari dalam lemari, kemudian membuka kulkas dan mengeluarkan se-box kimchi.

"Eh, mau ngapain, Nyeon?" Jacob tiba-tiba mengernyit bingung saat melihat Ju Haknyeon menaruh se-box kimchi di meja pantry.

"Dibilang aku tuh gabut. Daripada mati bosen mending motongin kimchi."

"Astaga, segabut itu? Itu kimchinya udah dipotongin kemarin sama Kevin. Mending kamu nyuci baju sana, bantuin Hyunjae."

"Lah tumben Kak Hyun mau nyuci?" Haknyeon bertanya bingung. Pasalnya salah satu kakak maungnya itu anti sekali memegang mesin cuci.

"Hush, ngga boleh gitu, kamu dicakar Hyunjae nanti kalau dia denger. Udah sana."

Haknyeon lantas kembali mengambil box kimchi itu untuk ditaruhnya lagi ke dalam kulkas, tapi Jacob tiba-tiba memotong, "Kakak aja yang ngerapihin. Kamu cepetan sana bantuin Hyunjae, nanti keburu selesai nyucinya."

"KAK BAE BAIK BANGET DEH!! PANTES BANG SANGYEON SUKA!!"

Jacob merona hingga ke telinga, berhasil kembali mengundang sorak sorai milik Ju Haknyeon. Jacob itu murni, hanya saja sedikit memanipulasi.

Seperti apa yang disuruh oleh sang kakak, Haknyeon keluar dari area dapur dan pergi ke ruangan mencuci. Benar, ada Hyunjae di sana. Tengah duduk sambil bermain ponselㅡ menunggui mesin cuci.

"Kak Hyun~"

Hyunjae lantas menoleh. Saat tau bahwa itu Haknyeon dia menepuk kursi sebelahnya yang kosong kemudian bertanya, "Tumben ke sini. Ngapain?"

"Harusnya aku yang nanya sama Kakak. Tumben nyuci, kesambet setan apa?"

Telak, jitakan maha dahsyat Hyunjae mendarat mulus di kening Haknyeon

"Ih galak banget, padahal aku cuma nanya tapi kena jitak," Haknyeon cemberut, berpura-pura merajuk.

Melihatnya Hyunjae bergidik ngeri. Haknyeon memang menggemaskan, tapi Hyunjae tak mampu menahan aegyo menggemaskan tersebut. Apalah daya, ia hanya jago baku hantam bukan bertingkah atau menerima perlakuan imut.

"Nyeon, udah, Nyeon. Muak banget gue liat muka lo. Mau gue muntahin?"

"Kak, sering-sering liat tingkah gemesin kaya gini biar bisa nyontoh."

Hyunjae memutar bola mata malas. "Buat apaan anjir, ngga guna."

"Bang Younghoon suka yang gemes-gemes soalnya, kaya Kak Changmin."

Hyunjae membatu. Ju Haknyeon ini...

Luar biasa juga.

oo
huhu maap, partnya babah-sonu maksa banget ㅜ.ㅜ

Daily BoyzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang