Sunhwall full moment [mwah]
ooSunwoo menuruti perkataan Hwall. Mereka sempat berhenti di pom bensin untuk sekedar memberi waktu kepada Sunwoo yang ingin membersihkan tubuhnya. Namun diam-diam, Hwall pergi ke mall terdekat untuk membelikan laki-laki Kim tersebut pakaian yang lebih pantas dari sekedar celana training berwarna oranye dan kaos melar warna hijau. Sunwoo ini ck, sangat tidak modis, Hwall menggerutu dalam hati. Matanya sakit. Bagaimana bisa oranye dan hijau dipasangkan seperti itu? Ini namanya penyiksaan batin bagi seseorang yang melek fashion seperti dirinya (Hwall tidak berniat menyombongkan diri kawan-kawan. Harap jangan salah paham).
Cukup lama, hingga berhasil membuat Sunwoo celingukan seperti anak hilang saat melihat mobilnya tidak ada di tempat parkir. Sempat dia mengira Hwall membawa kabur mobil miliknya, tapi jika dipikir tidak mungkin. Hwall bahkan sanggup jika dipinta untuk membeli helikopter beserta pilotnya.
Laki-laki yang kini memakai ripped jeans dengan tubuh yang dibalut kaus hitam serta jaket kulit tersebut berjalan dengan angkuh sambil menenteng paper bag di salah satu tangannya. Tangannya yang lain sibuk memainkan kunci mobil Sunwoo. Mata kucingnya memincing tajam, membuat siapapun yang melihatnya ingin segera bersujud meminta maaf karena merasa berbuat salah.
"Darimana?"
"Beliin lo baju." Hwall melempar paper bag tersebut ke pangkuan Sunwoo yang tengah duduk. "Cepet."
Sunwoo mengangguk dan buru-buru masuk ke toilet untuk mengganti pakaiannya. Dia keluar dari toilet sepuluh menit kemudian.
"Baju gue gimana?"
"Buang."
"Ini bajunya Kak Hyun, Hwall."
"Buang."
"Hwall."
"Gue bilang buang, ya buang, Kim Sunwoo."
"Kalo gue diomelin Kak Hyun gimana?"
"Gue patahin tulang lehernya buat lo."
Sunwoo terkekeh. Mengusak rambut laki-laki kelahiran sembilan Maret itu gemas sembari berkata, "Lucu banget sih punyanya Kim Sunwoo."
Yak, kepada oknum Kim Sunwoo, ditunggu per-tanggung jawabannya.
.
Sebenarnya mereka tidak mempunyai rencana akan kemana hari ini. Hanya saja malam itu Sunwoo tiba-tiba mengajak Hwall untuk hunting seharian, dan dengan polosnya Hwall mengiyakan. Hwall sendiri bingung kenapa dia sendiri bisa dengan mudahnya meng-iya-kan ajakan Sunwoo yang tanpa planing tersebut di saat dirinya sangat anti berpergian tanpa rencana.
Jadi, di sini lah mereka, di salah satu restoran terkenal di pinggiran kota. Sunwoo sendiri tidak mau mengambil risiko ekhem berkencan ekhem dengan Hwall di pusat kota, yang nantinya akan memunculkan rumor-rumor baru meskipun tidak akan ada yang berpikir bahwa mereka berdua berkencan, paling tidak 'hunting bersama'. Tapi tetap saja, tidak. Sunwoo tidak mau harinya dikacaukan oleh fans yang diam-diam memotret lalu menyebarkannya ke media sosial atau fans yang tiba-tiba memberhentikannya di jalan hanya untuk sekedar foto bersama.
"Gimana keadaan di dorm?" Hwall tiba-tiba bertanya sambil berpose untuk mengambil selca.
Sunwoo yang tadinya tengah sibuk dengan ponsel mengalihkan pandangannya kepada Hwall. Menaruh benda persegi itu di sisinya, dan menahan dagu dengan tangan kananㅡmemperhatikan manusia kucing yang berada di depannya lamat-lamat. "Gitu," jawab Sunwoo seadanya.
"Gitu gimana?"
"Tadi pagi sempat ada kekacauan sih."
Hwall membuang fokusnya dari ponsel dan menatap Sunwoo. "Eric ngapain lagi?"
Sunwoo tergelak. "Lo langsung bisa nebak kalau itu ulah Eric, hebat."
"Satu-satunya manusia yang berpotensi untuk membuat kekacauan ya Sohn Eric. Bocah itu udah kebawa sama peran idol-nya, lama-lama tengil."
Sunwoo mengangguk membenarkan. "Lo bener. Eric kayaknya udah mulai jenuh sama kehidupan dia yang asli."
"Itulah salah satu alasan gue iya-iya aja waktu disuruh keluar dari agensi. Gue takut lupa siapa gue sebenarnya."
"Kalau Bang Sangyeon denger ini, peluru dia yang berkaliber mini tapi mematikan itu udah bersarang di kepala cantik lo, Hwall."
"Dia mana berani. Ngangkat pistolnya ke depan muka gue aja nggak pernah, ah jangankan ngangkat pistol, bikin telinga gue berdenging karena tembakan dia aja nggak pernah."
"Se-bucin itu kah Bang Sangyeon?"
Hwall tersenyum kecil. "Lee Sangyeon itu terlalu memuja gue, Nu."
Percakapan serius mereka hari itu terhenti sampai di sana. Saat makanan keduanya datang, mereka mengobrol seperti biasa (benar-benar obrolan yang orang normal lakukan). Tertawa seakan tanpa beban, dan tersenyum ramah pada beberapa orang yang mengenali mereka.
Mereka berdua terlihat seperti benar-benar orang normal pada umumnya.
Topeng yang sangat amat sempurna.
.
"Nu, sumpah, lo harus cobain itu!!"
"Nggak, Hwall, gue nggak berani."
"Ih Sonu!! Ayo sama gue!!!"
"Nggak, Hwall."
"Sonuuuu,"
Tidak ada jawaban.
"Sonu, ih!!"
Tetap tidak ada jawaban. Tapi Hwall tidak kehabisan akal. Dihentakkannya pegangan mereka hingga terlepas, membuat Kim Sunwoo menoleh meminta penjelasan. Wajah kucingnya ditekuk, dengan bibir mengerucut lucu, Hwall berkata, "Gue ngambek sama lo." Kemudian berbalik dan berjalan berlawanan arah dengan rute yang tadi mereka berdua lewati.
Sunwoo kelabakan. Memacu langkah untuk menggapai Hwall yang kini berjarak beberapa meter di depannya. Orang-orang di sana menatap penuh tanya ke arah Sunwoo yang dengan susah payah berlari untuk menggapai Hwall. Bukannya mendramatisir keadaan, mereka berdua baru saja keluar dari wahana rumah hantu (kalian pasti sudah tahu apa yang terjadi pada Sunwoo), jangankan berlari, untuk menahan tubuhnya agar tidak ambruk saja Sunwoo kesulitan. Dan sekarang Hwall meminta untuk menaiki wahana roller coster.
Ah iya, ngomong-ngomong mereka sedang berada di taman hiburan.
Dengan perjuangan yang penuh drama, Sunwoo berhasil menghentikan Hwall. Ditatapnya wajah kucing itu memelas, jelas sekali kalau laki-laki Kim tersebut meminta kelonggaran.
"Iya, kita bakal naik itu, tapi nanti. Kaki gue masih gemeteran, Heo," Sunwoo berujar yakin.
Lantas, Hwall menatap kaki Sunwoo yang memang sedikit bergetar. Dipukulnya bahu si Kim. "Kenapa lo nggak ngomong sih, bangsat?"
Sunwoo yang tak paham pun mengernyit. "Hah?"
"KENAPA LO NGGAK NGOMONG KALO KAKI LO GEMETER?!" Hwall berteriak murka, sempat menarik beberapa pasang mata untuk menatap ke arah mereka.
Sunwoo mendadak kehilangan kemampuan bicaranya, "Ya, gue kalo abis horror-horror-an emang begini. Lo lupa?"
Hwall hampir menangis jika saja tidak ada suara asing yang tiba-tiba menyapa mereka.
"Kak Sunwoo?"
Mereka berdua berbalik dengan efek slow motion untuk menambah ke-dramatisan adegan ini seperti layaknya di drama-drama.
Sunwoo membeku.
Na Mirae, berdiri di hadapannya bersama dengan Sohn Eric.
Basah sudah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daily Boyz
FanfictionTadinya mau bikin The Boyz jadi mafia ala-ala gitu, tapi kayaknya cinta segibanyak lebih menarik ya? ⚠Trash word ⚠Informal ⚠Just FF!! status: on-going [slow]