Eleven

625 58 2
                                    

WHATS UP YO!
VOTE AND COMMENT FIRST!


Susahnya vote tuh apasih! Tinggal klik bukan, so simple



























Author ingetin lagi, jangan lupa vote. Dengan vote berarti kalian mendukung apa yang author tulis dan ingin cerita ini terus berlanjut.




Sekian

Jisoo, Jennie, dan Lisa memasuki kamar VVIP yang menjadi tempat istirahat seorang Park Chaeyoung. Melihat sahabatnya terbaring lemah dengan selang infus membuat Lalisa meminta maaf lagi dan lagi.

"Li..., jebal stop it. Don't say sorry again, it's not your fault oke?" Suara Rosé terdengar lemah

"No, because me you became like this Chaeng. Kenapa harus melindungi aku waktu itu, wae?!" Lisa meninggikan suaranya di akhir

"Kau ingin mati! Jika peluru itu tidak mengenaiku maka akan menembus tepat di jantungmu. Kau mengerti!" Jisoo dan Jennie membeku mendengar ucapan Rosé yang tajam.

"Setidaknya jika aku mati tidak akan ada yang terluka. Mungkin orang itu juga akan puas dengan tindakannya dan tidak akan pernah menampakkan dirinya lagi" Jisoo, Jennie, Rosé menatap Lisa datar dengan mata yang tajam

"Ulangi perkataanmu Lalisa" Ucap Jisoo datar sangat datar

"Okay stop, Chaeng beristirahatlah" Lerai Jennie saat melihat keadaan mulai tak kondusif.

Jennie membawa Lisa kepelukannya mengelus kepalanya sambil merapihkan rambutnya dengan tangan.

"Unnie enggak suka jika kamu bicara seperti itu. So don't say that again"

Tatapan sendu dari mata kucing milik Jennie membuat Lisa merasa bersalah akan ucapannya tadi.

"Mianhae..." Lisa mengeratakan pelukannya.

Jisoo menepuk-nepuk sofa disampingnya, mengisaratkan agar dua dongsaeng-nya untuk duduk menamaninya. Sebelum menghampiri sang unnie Jennie mengecup dahi Rosé sebentar dan membenarkan selimutnya.

"Li tidur..." Ucap Jisoo saat melihatnya menguap dan mengorbankan pahanya sebagai bantal untuk Lisa, mengelus dahi Lisa pelan agar cepat tertidur.

Benar, cara ampuh untuk menidurkan seorang Lalisa dengan mengelus pelan di area wajahnya. Buktinya ia sudah tertidur dalam jangka 5 menit setelah Jisoo mengelusnya.

"Unnie? Aku kembali ke dorm dulu, mengambil pakaian untuk besok" Ijin Jennie.

"No! Big no! Stay here, unnie tak ingin ada kejadian lagi"

Gadis berpipi mandu itu hanya bisa menghembuskan nafasnya kasar, jika sang unnie tak dituruti ke ingiannya maka ia harus siap untuk diacuhkan selama satu minggu.

"Unnie, apa kita bisa menghadapi ini? Terkadang aku takut jika kehilangan salah satu dari kalian. Apalagi setelah kejadian ini"

Jennie menyadarkan kepalanya ke pundak sang unnie, mecurahkan kegelisahan hatinya yang selalu ia pendam akhir-akhir ini

"We can do it! Remember we are Four Devil's, buronan polisi selama berberapa tahun terakhir. Don't be afraid Jen"

"Huh, ternyata yang diucapkan Lisa benar. Mempunyai sebuah ikatan membuat kita menjadi memiliki kelemahan dan ketakutan. Bukannya begitu unnie?" Mata Jennie mulai berkaca-kaca dan rasanya ada sesuatu yang membuat dadanya sesak.

DEVIL'S (BLACKPINK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang