Twelve

637 61 3
                                    

WHATS UP YO!
VOTE AND COMMENT FIRST!

Susahnya vote tuh apasih! Tinggal klik bukan, so simple

Author ingetin lagi, jangan lupa vote. Dengan vote berarti kalian mendukung apa yang author tulis dan ingin cerita ini terus berlanjut.

Jika vote terus menurun, mungkin cerita ini akan dihiatuskan.

Hiatus akan berakhir atau tidak akan dihiatuskan saat vote naik jadi tekan bintang yang ada dipojok bawah sampai berubah warna oke, dan itu gratis...

Author juga tahu mungkin ceritanya makin ngawur dan aneh, tapi sebisa mungkin author sambungin lagi sama alurnya dan author juga menerima saran dari kalian untuk next chap, komen sarannya :)

Sekian


















Selesai dengan urusan membayar pizza, mereka langsung memasuki mobil dan tak lupa sebuah pizza di tangan sang maknae.

"Jadi... Kalian akan melanjutkan kegiatan itu lagi setelah semua kejadian ini" Manager oppa mulai membuka suara dan menghidupkan mesin mobil

"Maksud oppa? Kegiatan apa" Tanya Lisa, Jisoo hanya bisa tersenyum dan Jennie yang mengigit bibir bawahnya.

"Oppa sudah tahu apa yang kalian lakukan, dan Jisoo sudah mengkonfirmasinya"




Flashback

(Lanjutan Chapter 'Seven' yang awal)

"Jadi gini, bener kalian dalang dibalik kekacauan selama ini?" Tanya manager oppa serius dan memberikan atensinya ke gadis cantik disampingnya.

"Maksud oppa?" Jisoo terkejut apa yang dikatakan sang manager.

"Jangan berpura-pura, oppa mengikuti kalian akhir-akhir ini"

Jisoo terdiam dan bingung harus menjawab apa. Otaknya yang cerdas berhenti berputar, takut dan khawatir akan membernya terlintas seketika.

"Oppa jangan lapor apapun tentang ini kumohon. Kita sudah menghilangkan jejak tenang saja" Ucap Jisoo sendu

"Ji... Tindakan kalian salah dan tak bisa dibenarkan. Kalian ini idol ingat itu dan tolong berhenti setelah ini"

"Mungkin... "

"Bagaimana suatu waktu ada yang balas dendam ke kalian. Kita tidak tahu masa depan Jisooyaa tolong beritahu para member karena oppa tahu mereka hanya akan mendengarkan mu"

Tin tin tin

Klakson mobil dibelakang mereka memecah pembicaraan, dan membuat Jisoo berpikir keras tentang ucapan sang manager.



Flashback end

"Kita akan berhenti oppa, tenang saja" Ucap final Jisoo yang sudah disetujui oleh para dongsaeng nya.

"Semoga kejadian ini tidak berlanjut" Ujar sang manager.

"Semoga... "

••••••••••••••••••

"Chaeyoungaaaa, i am coming..." Teriak Lisa saat sudah membuka pintu.

"Hust, pelan-pelan ini rumah sakit" Tegur gadis berpipi mandi

"Hehehhe" Lisa menggaruk belakang lehernya yang tak gatal.

"PIZZAAAAAA"

"Nih, pizza hangat untuk tuan putri Roseanne" Ujar Jennie sambil memberikan sebuah box pizza

"Gumawo unnie"

~❣~

"Bodoh, kerjaan gitu aja enggak pecus. Lihatlah sekarang gara-gara kamu penjagaan mereka diperketat"

"Maaf, di sana keadaanya terlalu gelap saya tidak dapat melihat dengan baik. Sekali lagi saya minta maaf." Ucap seorang pria dengan pakaian serba hitam dan masker yang menutupi wajahnya.

"Cih! membunuh Lalisa saja tak bisa. Incar Park Chaeyoung dulu mulai sekarang dia bisa menggagalkan rencana kita nanti"

"Tapi..."

"Kamu tahu akibatnya jika menolak, keluargamu dan gadis mu ada ditanganku, jadi lanjutkan rencana ini Hanbin-ssi"



































Hanbin keluar dengan wajah kusut dan juga cemas. Ia tak tahu harus apa, membunuh teman seagensinya sendiri adalah hal yang konyol, tapi keluarganya dalam keadaan bahaya.

"Jalang sialannnnn! Beraninya hanya mengancam ahh!"

"Mianhae Roje-ah, aku harus melakukan ini"

~❣~

Mobil milik mereka sampai dengan selamat di depan dorm, Lisa membawa barang bawaan Rosé selama di rumah sakit. Jennie ingin membantu Rosé berjalan tapi ditolak dengan alasan.

"Yang terluka tanganku unnie, bukan kaki jadi tak perlu"

"Chaeyounga beristirahatlah di kamar" Ucap Jisoo saat melihat Rosé duduk di sofa dan menyalakan TV 56 inch

"Jisoo unnie?" Panggil Rosé dan Jisoo mendudukkan dirinya tepat di samping adiknya.

"Kita benar-benar berhenti?" Rosé bertanya dengan hati-hati dan memelankan suaranya.

"Iya lebih baik berhenti, unnie engga mau ambil resiko Chaeng" Jisoo mengeluarkan suara lembutnya sambil mengelus rambut Rosé yang panjang.

"Tapi un..."

Cklik

"Waktunya beristirahat"

Rosé membuang nafasnya kasar, berjalan gontai dan malas menuju kamarnya. Ia tak bisa menolak jika kakak tertuanya sudah menyuruh.

Jennie yang melihat perubahan ekspresi Rosé hanya menatap sang unnie dengan alis terangkat. Jisoo hanya membalas dengan gelengan kepala.

===================

26 juni gess akhirnya comeback enggak ngeclown terus

26 juni gess akhirnya comeback enggak ngeclown terus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Lili)

DEVIL'S (BLACKPINK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang