Being together is not only about 'I am very lucky to have you' but also 'You are very lucky to have me'
Singto bersenandung pelan, sembari duduk menatap beberapa temannya yang sibuk mengobrol, ia menyadari kini hari mulai menjelang siang. Pria itu merogoh sakunya ingin mencoba mengirim pesan pada Krist akan tetapi Singto lupa nomornya di blokir begitu saja tanpa perasaan oleh pria itu, sungguh menyebalkan.
Tak jauh darinya ia melihat Max yang baru saja datang, akhirnya Singto memanggil pria itu untuk mendekat, menepuk sisi tempat duduknya yang kosong.
"Apa? Aku harus pergi ke tempat latihan."
"Kau baru datang dan sudah ingin pergi begitu saja?"
"Heumm, aku kesini hanya mengantar Roan lagipula aku ingin melihat Krist bertanding nanti."
"Benarkah? Dia tidak mengatakan apapun padaku."
Max menggelengkan kepalanya, "Sebenarnya hubungan kalian itu apa? Hanya teman atau lebih dari itu?"
"Jangan mengatakan kata itu, aku benci karena dia menganggapku hanya sebatas teman."
"Jadi apa seorang Singto sudah mau mengakui jika dia jatuh cinta?"
"Ya dan ini seperti cinta bertepuk sebelah tangan," raut wajah Singto berubah menjadi muram, akan tetapi ia mengingat sesuatu, "Max kenapa kau tega memberi film porno untukku dan Krist? Apa kau tidak tahu Krist marah karena film itu. Aku kira selera filmmu sudah berubah."
"Kapan aku suka suka menonton film romansa memang?"
"Tapi kau bisa memilihkan film bagus untukku dan Krist sebelumnya."
"Kapan?"
Dahi Max berkerut, ia tak ingat kapan pernah memilihkan sesuatu untuk Singto apalagi itu sebuah film.
"Tiket."
Embusan napas berat keluat dari bibir Max, "Kau sudah mengenalku berapa tahun? Dan masih bisa berpikir aku bisa melakukan hal seperti itu."
Mendengarnya Singto terdiam, ia mencoba berpikir sejenak kemudian tersenyum ke arah sang Teman, "Jadi Krist membohongiku?"
"Menurutmu?"
"Pria itu benar-benar aneh."
"Tapi nyatanya kau menyukainya, apa yang membuatmu suka dia? Aku heran dengan hal itu."
Singto mengganggukkan kepalanya, "Ada hal aneh dalam diri Krist yang sekalipun sikapnya seperti itu, tapi aku tidak bisa berpaling darinya."
"Heummm, lihatlah temanku yang satu ini."
"Pinjam ponselmu, aku ingin mengirimkan beberapa pesan."
"Dia memblokir nomormu di ponselku."
"Aku tahu itu, tapi dia tidak memblokir nomormu, 'kan? Jadi aku akan memberikan dia semangat. Bagaimana dengan makan malam bersama? Memasakkan dia sesuatu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Phoenix: Street Fighter [ Peraya ]
Fanfiction[Completed] Krist-petarung jalanan yang menguasai ilmu bela diri kickboxing dan dijuluki Phoenix, karena bisa mengalahkan para lawannya dengan keahliannya hebat yang dirinya miliki, meskipun taruhannya adalah nyawanya sendiri, tetapi ia tidak pernah...