ninth

201 38 1
                                    

susu coklat hangat mengalir masuk ke dalam tenggorokan jeongin. setidaknya segelas susu dapat membuat perasaan jeongin lebih baik.

hyunjin hanya menatap remaja mungil di depannya tanpa berniat membuka percakapan. beberapa waktu lalu, jeongin berkunjung ke rumah hyunjin untuk bermalam setelah diizinkan oleh sang empunya rumah.

hati hyunjin teriris melihat mata rubah jeongin membengkak, hidung bangirnya berubah kemerahan dan surai hitamnya yang berantakan.

jeongin yang tidak tahan dengan kesunyian memulai pembicaraan, "kak harsa seriusan kasih izin aku menginap disini, kan?" hyunjin mengangguk cepat, "tentu saja, kau pikir aku bercanda?" jeongin menggeleng sebagai jawaban.

kemudian kembali hening. terdengar sayup-sayup suara dentingan jam yang menghiasi dinding kamar hyunjin.

"astaga alif, jangan menangis lagi, oke?" hyunjin dibuat kelabakan melihat yang lebih muda kembali terisak kecil.

jemari tangan jeongin berusaha menyingkirkan butir-butir bening yang terus mengalir tanpa henti dari kedua matanya.

"alif, tenanglah. ada aku disini" hyunjin bertutur lembut sembari mengusap kepala jeongin pelan.

jeongin mengangkat wajahnya untuk melihat mata teduh hyunjin. tanpa terduga, jeongin menubrukkan tubuh kecilnya kedalam dekapan yang lebih tua.

hyunjin yang masih shock hanya dapat mematung dengan jantung yang berdetak dua kali lebih cepat,






"aku izin peluk kak harsa sebentar, ya? soalnya pelukan kak harsa menenangkan!"

"aku izin peluk kak harsa sebentar, ya? soalnya pelukan kak harsa menenangkan!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
hello! ; hyunjeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang