06. Tatapan Matamu Buatku Mutah

2K 219 7
                                    

Mari para manusia gabut yang berkualitas silahkan baca hehew

***

Tata masih menunggu Dani yang sedang mengambil sepeda motor di parkiran. Sedangkan dia duduk di depan gerbang sambil nyemil Es kepal dengan hikmad.

Dia ini memang perut karet, tukang makan akut. Tapi, herannya badanya masih kerempeng, jangan-jangan berat badanya kebuang bareng kentut.

“Orderan atas nama Neng Tata-pan matamu membuatku rindu?” Dani belagak jadi ojek online, sambil nyanyi di akhir kalimatnya.

Tata meletakan cupnya yang sudah habis di trotoar, lalu menabok pundak Dani sambil tersenyum manis. “Iya Bang, bawa sepedanya jangan ngebut ya, nanti Neng kasih bintang lima.”

“Abang nggak butuh bintang Neng, maunya dikasih hati Neng aja. Eaa,” gombal Dani, sepertinya dia ketularan virus buayanya Lion.

“Jangan dong Bang, hati ayam lagi mahal, mending usus aja ya?” balas Tata ngacoh.

Setelah itu mereka berdua tertawa keras, memang mereka ini receh sekali, mereka asik ketawa hingga tidak sadar ada sepasang mata yang mengawasi mereka berdua.

Setelah puas ngetawain diri sendiri, Dani langsung mengajak Tata pulang.

“Udah-udah, ayo pulang, nanti gue digantung sama Bang Ansel kalau nggak cepet bawa lo pulang,” ajaknya pada Tata yang masih asik ketawa.

Setelah meredakan tawanya, Tata langsung naik sepeda matic Dani, di sekolah ini tidak ada yang bawa sepeda besar sejenis ninja hatori, eh.

Bukanya muridnya kismin semua ya, tapi karena hampir semua murid di sini merakyat.

Jangan harap ada yang bawa mobil, selain belum cukup umur, sekolah juga tidak mengizinkan murid didiknya bawa mobil sendiri apalagi bawa kabur mobil orang. Meskipun beberapa sudah bisa mengendari mobil.

Di dalam perjalanan, Tata dan Dani sesekali bercanda receh. Tapi, tetap saja mereka ketawa.

Sepertinya hari ini mood Tata lagi baik, coba kalau lagi mood jelek, pasti dia udah mencak-mencak sambil kayang.

“Dan, mampir situ dulu, Dan!” perintah Tata sambil memukuli punggung Dani dengan Barbar.

Dani menghentikan motornya dengan cepat, untung tidak ramai lalu lintas, kalau iya, dia akan terkena umpatan gratis dari pengendara motor lain.

“Santai dong, lo pikir badan gue mirip gamelan gitu, main tabok!” sungut Dani kesal.

Tapi, sang tersangka malah turun dari motor dan pergi lebih dulu masuk kafe, meninggalkan Dani yang bersungut-sungut.

Kafe ini memang  lumayan rame dan instagramable dan menunya unik-unik,namanya kafe ‘morro’ kepanjangan dari, ‘mampir oleh ramampir ra oleh’ kabarnya yang punya kafe ini, bapaknya salah satu murid di sekolah Tata.

“Mbak, pesan es krim rasa ‘mantan terindah’ dong,” pesan Tata pada mbak-mbak kafe, bukanya Tata lebay overdosis kaya si Sasa ya.

Tapi, memang menu di sini namanya unik-unik, bahkan ada  kopi rasa ‘PDKT lama tapi nggak pacaran’.

Sepertinya pemilik kafe ini kreatifnya berlebihan, pantas saja kafe ini rame, pasti tertarik sama menu yang kadang membuat sang pembeli jadi tertohok.

Setelah memesan Es krim, Tata pergi ke tempat kursi yang masih kosong, di samping jendela yang langsung mengarah ke jalan raya.

Emang palin enak ngadem di kafe bigini apalagi sambil rebahan. Tapi, Tata masih punya muka, masa iya dia rebahan di kafe begini, yang ada dia dikira nggak punya rumah.

Cewek BarbarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang