15. Rencana Ngibrit

1.2K 106 2
                                    

Ke pasar beli buah mengkudu.
Hula, ada yang masih nunggu.

***

"Selamat pagi Abangnya Tata, yang ganteng kaya sekuteng," sapa Tata sambil nyengir ke Ansel yang sekarang makan sambil nahan diri biar nggak nimpuk kepala Tata pakai panci.

Dia masih kesal gara-gara semalem nggak bisa tidur, karena keisengan Tata ngasih teh pakai garam, dia harus mual-mual kaya orang ngidam.

Karena mual, mau tidur serba salah, mau telentang mual, mau tengkurap mual, masa iya dia harus salto, itu mau tidur apa mau akrobat.

"Apa? Dasar Adek laknat!" jawab Ansel ketus sambil ancang-ancang mau getok kepala Tata pakai sendok.

Baru aja Tata mau mangap buat nyahutin Ansel. Tapi, sang mama langsung menggebrak meja.

"Jangan tengkar lagi! Atau kalian mau mama gadein ke pegadaian?"

"Mamah tega!" ucap Tata lebay sambil acting megangin dadanya sambl mencebik, dia ini benar- benar otak sinetron.

Ansel dan Tata langsung makan dengan hikmad. Tapi, itu nggak berlangsung lama, karena Tata tak lama kemudian langsung makan kaya orang kesetanan.

"Ohok aeer Mah, ada yang cekek leher Tata, apa ini sutet ya, eh ... santet," ucap Tata merintih sambil megangin lehernya yang rasanya kaya ada durian nyangkut.

"Kamu itu ya, udah berapa kali mama bilangin, jangan makan kaya alien begitu!" omel mama sambil ngambilkan air putih.

Emak-emak memang begitu awalnya marah-marah dulu, meskipun sebenernya khawatir di hatinya.

Sedangkan Ansel ketawa puas sambil sesekali makan, memang adek kakak ini nggak ada yang bener kalau pas makan.

"Kau penyelamatku wahai Ibunda Ratu," ucap Tata drama queen. Heran, padahal mamanya nggak ngidam makan micin sekarung. Tapi, kok anaknya malah lebay begini.

Mama menggetok kepala Tata pakai ganggang sendok sayur sambil melotot lalu ngomelin Tata. "Jangan kebanyakan drama! Udah sana cepet makan."

Ansel langsung cekkikan sambil meletin lidah ke Tata yang sekarang cemberut sambil mengusap kepalanya.

Tapi, kebahagiaan Ansel nggak berlangsung lama karena dia langsung dipelototin sama Mamanya dan berakhir lah suasana gaduh ruang makan.

Setelah sarapan, Tata dan para saudara langsung pamitan untuk berangkat sekolah, sebenernya Ansel nggak ada kelas pagi.

Tapi, dia harus nganterin adeknya yang super nyebelin itu.

Aldi seperti biasa langsung gas motornya tanpa pamitan sama Kakaknya, emang Adek nggak tau diri ya Aldi.

"Bang, sekali-kali kek, anterin gue pakai motor, biar kaya orang pacaran," rengek Tata sambil gelendotan kaya monyet.

"Apaan sih, nggak mau, motornya ada di bengkel, sana ambil kalau mau naik motor," jawab Ansel santai sambil naik turunkan alisnya.

Tata langsung cemberut sambil garuk lengan Ansel keras, hingga Ansel memekik tertahan sambil kibas-kibasin lenganya yang memerah.

"Akh, kenapa garuk tangan Abang sih! Kamu punya cita-cita jadi macan sirkus apa gimana?" tanya Ansel ketus sambil niup-niup tanganya yang luka, paling karena kena kuku Tata yang setajam mulut tetangga, eh.

Tata nggak peduli, malah dia langsung masuk mobil Ansel di kursi belakang dan nutup pintu degan keras.

"Woy, kurang keras tuh nutupnya, kalau perlu ditendang aja sekalian," sarkas Ansel sambil jalan masuk ke mobil.

Cewek BarbarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang