Sepulang sekolah Tata dan Sasa lagi girls time di kafe morro, dia tadi ke sini boncengan sama Sasa, baru nanti pulang dijemput Ansel.
Tata makan es krim rasa ‘udah nyaman ternyata cuma teman’ sebenernya es krim rasa strawberi campur sirsak aja sih.
Tapi, rasanya enak dan seger, kaya pas lihat cogan pecian lewat depan rumah.
Sedangkan Sasa cuma minum jus ‘Mantan ganteng selalu diingatan’ sambil nunggu pesenan makan berat alias ‘Bebek geprek kenangan mantan’
Memang begroundnya cuma kafe aja. Tapi, ada makanan berat. Tapi, nggak seberat beban hidup, misalnya, bebek geprek, nasi goreng dan makanan rumahan lainnya.
“Ta, nanti malem kita pakai baju couplean ya, terus nanti Pampam pakai warnanya yang sama,” usul Sasa antusias sambil bayangin bertiga pakai warna sama, pasti kaya cabe-cabean goals.
“Males ah, item putih, nanti dikira pawai partai,” jawab Tata asal sambil gigitin sendok es krim, kebiasaanya dari kecil kalau udah gabut.
“Ya nggak item putih kaya tai cicak juga kali!” timpal Sasa kesal, kalau bicara sama Tata itu bener- bener harus punya hati dua. Buat cadangan, kali-kali aja meledak.
Tata hanya mengedikan bahu dan gigitin sendok plastiknya, lagian apa enaknya sih krikitin sendok, mending gigit bebek geprek aja yang udah pasti enak.
“Si Aldi, sebenernya udah punya pacar apa belum sih?” tanya Sasa antusias sambil condngin badan ke Tata yang sekarang melotot.
“Lo beneran minta gue upilin banget ya!” bentak Tata sambil ancang-ancang mau ngupil.
Dia frustasi karena Sasa ini nggak bisa dibilangin, untuk nggak boleh genitin Aldi.
Sasa langsung jauhin diri sambil angkat tangan kaya nonton konser.
“Woy kalem njir, gue cuma nanya doang, nggak ngajak Aldi kawin lari.”
Tata merengut sambil menopang dagu, kalau dipiki-pikir, Aldi nggak pernah bawa cewek ke rumah.
Tapi, nggak mungkin juga kalau dia jombo, secara dia selalu diikutin sama degem.
Jangan-jangan dia sembunyi pacarannya, wah harus diselidiki nih, siapa tau bisa ngelihat Aldi yang kalem diomeli mama.
“Si anjir, orang nanya malah ngelamun,” gumam Sasa sambil merengut. “Kalau aja ada raket nyamuk, udah gue gebok dia.”
Tata yang mendengar gumaman Tata jadi melotot sambil ancang-ancang mau getok kepala Sasa.
“Lo tadi ngomong apa? Ayo ulangin lagi!’ bentak Tata masih melotot, dia ini emang berbakat jadi preman pasar.
Sasa jadi mengkerut, kenapa ada spesies kaya gini di muka bumi, kalau dia aja bisa pindah ke Pluto.
“Harap tenang, ini bukan kuburan, jangan ribut kaya monyet puber!” peringat Pampam yang baru datang langsung lihat Sasa sama Tata mau baku hantam, mereka ini nggak malu apa dilihatin sama pengunjung lain.
“Urat malu kalian itu kebuang bareng ari-ari apa gimana? Nggak malu dilihatin orang lain,” omel Pampam sambil duduk di samping Sasa.
Tata mengedarkan pandangan, ternyata banyak juga yang nontonin mereka kaya nonton dagelan gratis.
Akhirnya Tata nggak jadi ngegebok Sasa karena dia masih punya muka buat nggak malu- maluin diri sendiri.
Nanti dia dikira macan lepas kalau nekat gebok Sasa, salah-salah dia dimasukin kebun binatang barengan sama monyet.
“Uwaw, Pampam penyelamat Putri Raja, makan akan saya jadikan kau menjadi tukang bersih kandang.” Sasa langsung nemplok di tangan Pampam sambil cengengesan, sedangkan Tata memutar mata malas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cewek Barbar
Ficção Adolescente"Anjay, lo kasih gue minum air ketuban?!" "Gue suka gaya lo, gobloknya natural, nggak perlu settingan," ucap Tata dengan sinis. Itu sekelumit kisah Tata yang mirip gorila lepas, ya begitu kalau pengki dikasih nyawa nggak ada benernya. Belum Revisi...
