19. Salahin Aja Teros!

1K 101 2
                                    

Satu dua tiga sayang yang lagi baca😁

****

“Haduh, kenapa gue jadi bego dadakan begini sih,” gumam Tata sambil mengusap mukanya dengan kasar.

Dia masih malu karena insiden salah rumah tadi, untung cuma salah rumah, coba kalau salah jodoh ‘kan, lucu.

Apa karena efek ngantuk yang berlebihan atau karena rasa kecewa yang berlebihan, akibatnya Tata jadi bingung.

“Ini, rumah gue bukan ya, nanti nyasar ke kandang ayam lagi,” gumam Tata setelah sampai di depan gerbang rumahnya.

Dia masih ragu, kalau-kalau kejadian lama terulang lagi, yang namanya sakit hati yang terulang ‘kan, nggak enak.

Akan tetapi, di sana terparkir motor Aldi dan Ansel, akhirnya Tata memutuskan masuk gerbang yang untungnya nggak dikunci.

“Udah, masuk aja, nanti kalau salah rumah lagi, pura-pura amnesia aja,” gumam Tata sambil jalan santai menuju halaman rumah.

Lampu rumah sebagian sudah dimatikan, sepertinya orang rumah udah molor berjamaah. Tata, jadi bernafas lega, karena tak perlu sembunyi-sembunyi kaya maling panci bolong.

“Serem juga nih rumah kalau cuma remang-remang,” gumam Tata.

Dia merinding, setelah sampai di rumah dan cuma remang-remang, biasanya kalau jam segini sudah molor sambil bikin peta, alias iler.

“Aaa ... kolor terbang Pak RT dipakai Pampam!” latah Tata sambil nutupin telinganya, dia kaget karena tiba-tiba lampu hidup.

Tata masih mangap-mangap sambil celingukan nyari setan yang tiba-tiba ngidupin lampu.

Akan tetapi, bukannya nemuin tuyul dan semacamnya, dia malah nemuin Ansel dan Aldi yang berdiri di samping saklar dan berjalan ke arah Tata dengan memasang wajah datar.

“Kalian masang muka datar kaya Dani, kompak banget dah,” ucap Tata santai, dia tidak tau saja apa yang dihadapi di depannya.

“Apa kalian mau ngasih gue surprise ya? Uwaah gue jadi terharu,” ucap Tata lebay sambil pura-pura ngusap air mata yang sebenernya nggak ada.

“Duduk!” perintah Ansel sambil menunjuk sofa dengan dagunya.

Tata menuruti saja dengan tanpa curiga sama sekali, mereka sekarang sedang di depan ruang Tv, mama dan papa mereka menyerahkan tugas memarahi Tata ke Aldi dan Ansel.

“Ke mana aja baru pulang?” tanya Ansel memulai sesi introgasi, sedangkan sang korban masihbsantai.

“Yee, pikun dadakan nih Abang, ya ke rumah Dani dong,” jawab Tata santai, dia ini jagonya ngibul.

Ansel bersidekap dada di depan Tata yang duduk, jadi dia sekarang menunduk dengan tatapan mata yang seram.

“Oh, jadi sekarang Dani pindah ke pasar malam ya? Apa dia numpang tidur di bianglala?” tanya Ansel dengan ketus, sedangkan Aldi hanya duduk dengan wajah datar seperti biasa.

Tata jadi gelagapan, dia sekarang jadi tau kenapa semua orang kompak masang muka datar tak enak dipandang.

Padahal kalau Tata pintar sedikit saja, Dani tadi udah bilang masalah pasar malam. Tapi, karena efek ngantuk berat, kepintarannya kebuang barengan upil.

“Yeuy, Abang fitnah aja nih, Tata tadi ada di rumah Dani kok,” elak Tata dengan gemetaran, sudah terlihat sekali kalau lagi bohong.

“Gue nggak nyangka, demi pergi sama siapa tuh, Satpam? Lo rela bohongin Abang,” sinis Ansel. Tapi malah buat Tata jadi kepengen ketawa.

Cewek BarbarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang