09. Apaan Nih Nemplok Kaya Cicak

1.5K 139 1
                                    

Tata sedang berbaring di karpet sesekali sambil guling-guling badan karena nggak bisa tidur, gimanabisa tidur, orang perut kosong, cacing di perutnya nggak mau diajak kompromi. Nggak tau balas budibanget itu cacing.

Keadaan kelas sudah sepi, semua teman-temanya udah ngacir ke kantin nggak ngajak Tata yang sedang nggak punya uang, medit sekali teman-teman Tata.

Aldi juga nggak mau tawarin makan, malah nggak tau ke mana batang hidungnya, nggak inget
saudaranya banget, awas aja nanti di rumah bakal Tata gebok pakai raket nyamuk.

Tata bangun dan berjalan nyari buku di mejanya, bukan buat dibaca, tapi buat tutup muka, siapa
tau bisa tidur dan ngimpi makan ikan segede patung pancoran, kan lumayan.

Setelah dia mendapatkan buku dia langsung rebahan lagi.

"Tapi, kok nih buku jadi kaya pepes ayam, jadi pengen makan nih buku, enek kali, ya," gumam Tata sambil membayangkan buku sebagai pepes ikan, namanya juga orang kelaparan, tai kucing aja berasa cupcake coklat.

Lala meringis, perutnya masih saja keroncongan, dia jadi frustasi, kenapa nggak kepikiran bawa bekal aja ya tadi.

“Woy, rese banget sih lu cacing, gue suruh nyolong di perut orang, lu nggak mau, sekarang malah rengek-rengek minta makan,” omel Tata sambil nabok perutnya sendiri dan dia sendiri yang meringiskesakitan, dia sekarang udah tidak ada bedanya sama orang stres.

“Nggak ah, 'kan nyolong dosa,” jawab sebuah suara yang mencicit kaya anak ayam kejepit kenyataan
hidup, eh.

Tata jadi heran, tapi dia terus menunduk sambil garuk-garuk kepala, “Buset, kok cacingnya bisa
ngomong sih, kerasukan jin botol kali, ya.”

“Ternyata, lapar bikin orang jadi bego, ya? Nggak cuma cinta aja yang bikin orang jadi bego!” sinis
Dani yang ternyata udah berdiri di samping Tata sambil bawa plastik besar, nggak tau isinya apa,
yang pasti bukan bom panci, apalagi bom cinta.

“Anjir, sejak kapan lu di sini?” tanya Tata kaget sampai bukunya dilempar ke sembarang arah, untung nggak kena kepala Dani.

Dani memutar bola mata malas, lalu duduk di samping Tata di karpet. “Sejak spongebob masih
tetangga’an sama naruto.”

Tata langsung menoyor Dani dengan sekuat tenaga, hingga Dani kejengkan karena nggak siap mendapat serangan mendadak dari Tata, memang jiwa macannya tambah ganas seiring dirinya lapar.

“Yeu, gue nanya beneran bego!” ucap Tata kesal.

Dani mengusap jidatnya yang ngilu, “Ternyata jiwa barbar lu nggak ilang juga, miskipun pas kelaperan.”

Tata langsung melotot ganas, bersiap mau mukul kepala Dani, memang Dani itu nggak ada kapoknya, udah tau orang lapar itu bisa berubah jadi gorila, apalagi ini Tata yang kloningan singa betina.

Tapi, perhatian Tata teralihkan dengan bungkusan yang dibawa Dani, dia jadi mengernyit dan duduk
lagi,nggak jadi nabok Dani.

Dani yang sudah ancang-ancang nutupin kepala jadi keheranan, kenapa nggak kerasa tabokanya Tata, apa dia punya jurus kebal tabokan singa betina ya.

“Apaan, tuh?” tanya Tata sambil nunjuk kresek hitam punya Dani.

Dani membuka matanya, lalu bernafas lega karena nggak jadi kena tampol Tata. “Oh, itu bubuk bom buat ledakin sekolah ini, biar para manusia ular ilang.”

“Sekali lagi lo bercanda, bakal gue tendang masa depan lo,” ancam Tata nggak main-main karena dia
sudah emosi gara-gara kelaparan.

Dani jadi mengkerut. “Anu, itu makanan bukan bom, ya kali gue bawa bom.”

Tata hanya menganggukan kepala dan mulai berbaring lagi, karena pasti dia bakalan ngiler lihat Dani makan, lebih baik dia memperbanyak mimpi aja.

“Oy, kok lo malah molor, sih?” tanya Dani kesal sambil mengguncang tubuh Tata dengan barbar.

“Apa sih, lo kalau mau makan ya makan aja gue mau tidur,” balas Tata cuek sambil tidur
membelakangi Dani.

“Oh, nggak mau, nih? Ya udah, gue makan sendiri aja kalau gitu,” ucap Dani sambil ngambil bakwan
lima ratusan, tapi nggak dadakan.

Seketika mata Tata langsung terbuk lebar, selebar harapan, dia langsung duduk menghadap Dani dengan antusias,

“Gue boleh makan, nih?”

“Lah, ini ‘kan emang dibeliin buat lo, sales panci,” kata Dani sambil cengengesan menistakan Tata, tapi Tata udah nggak peuli, dia sudah kepalamg senang karena nggak jadi mati kelaparan.

“Uwaw, my baby honey Dani terunch, maaciw,” ucap Tata lebay sambil memeluk lengan Dani, seketika tawa Dani langsung berhenti, badanya langsung membeku kaya ikan asin yang dimasukin
freezer.

“WOY APAAN JIH NEMPLOK KAYA CICAK!" seru Pampam sewot, dia baru aja dari kantin. Tapi, udah lihatTata nemplok kaya cicak sama Dani.

Seketika Tata jadi menjauh dari Dani yang masih cengo, tapi Tata langsung makan cemilan yang ada
di plastik dengan rakus.

“Ah, lu Pam, tadikan belum gue video, siapa tau bisa gue kasih sama abangnya Tata,” seru Dika kecewa karena belum sempat videoin Tata sama Dani.

“Percuma Jing, dia 'kan nggak bakalan kena damprat,” balas Pampam masih misuh-misuh sambilberjalan mendekati Tata yang masihmakan dengan rakus.

“Ngapa, sih Pam, lu cemburu? Sewot aja terus,” tanya Dani heran, karena Pampam masih aja
ngedumel.

Pampam langsung menatap sinis Dani. “Ya kagak lah bego! Gue cuma ngerasa mata gue ternodai karena lihat lu nempel sama Tata.”

Plak!

“Jangan bikin nafsu makan gue ilang Nyet, pergi sono lu,” bentak Tata sambil mendorong Pampam
hingga kejengkang.

“Njir, apa sih Gorila! Makanan gue yang beli ini,” balas Pampam sewot, orang dia yang beliin Tata
makanan yang dapat peluk, sedangkan dia cuma kebagian tampolan maut.

“Loh, weh, ini yang beli lo toh?” tanya Tata heran, kirain tadi yang beli Dani jadi dia langsung nempel
sama Dani.

“Iye, sini peluk gue juga dong, biar adil,” jawab Pampam ngarep minta dipeluk Tata, dia
merentangkan tangan, tapi malah ditampol sama Tata dengan keras, sampai bunyinya menggelegar.

“Yeu Buaya, lo mah nggak pantes dapat pelukan dari gue, nih tampklan maut, lebih cocok.”

Pampam langsung mencibir sedangkan Dika malah ngakak sendiri, sebenarnya letak lucunya itu di
mana sih, kok dia malah ngakak sendiri.

“Pampam kena tampol, ngahaha lucu bet dah,” racau Dika sambil ketawa guling-guling nggak elit.

“Apa, sih! Aneh banget lu,” ucap Pampam, Tata dan Dani kompak, mereka saling noleh, lalu nggak
lama kemudian mereka bertiga ikutan ngakak.

Kalau begini, mereka nggak ada bedanya sama Dani yang hobi ngakak, contoh orang kena karma ya begini, nistain orang, tapi mereka sendiri ngakak tanpa alasan.

"Halo ges, Wellcome to my plog, ini di kelas gue ada para manusia receh yang nggak tau ngakakin apa'an, jangan ditiru ya ges!" Teriak Sasa yang baru masuk kelas malah belagak jadi vloger, pakai ngatain temannya receh lagi, orang dia sendiri aja recehnya kebangetan.

Seketika Pampam dan ketiga ajudannya langsung nimpukin Sasa pakai bungkus roti ramai-ramai.

Selamat malam, cepet tidur, jangan cuma mikirin  kenangan mantan! Ahahaha

Selamat menjalankan ibadah puasa

Cewek BarbarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang