18. Dani Kenapa?

958 94 0
                                    

Selamat malam kaum rebahan, wokawok

***

“Jadi gimana rasanya pacaran di pasar malam?” tanya Dani sinis sambil jalan mendekati Tata yang lagi keringat dingin.

Tata masih diam sambil garuk-garuk jempol, kebiasaanya kalau udah grogi jadi garuk jempol, biasanya, ‘kan kalau orang lain garuk kepala.

“Malah garuk-garuk jempol kek monyet!” bentak Dani sok galak, meski sebenernya dia sedang emosi tingkat kecamatan.

“Eng, jempol gue ada kutunya,” jawab Tata ngawur, efek karena ngantuk dan grogi yang berlebihan.

Dani memutar mata jengah, biasanya dia akan tertawa sampai gulig-guling kaya kambing guling, kalau Tata ngebanyol.

Tapi, kali ini perasaanya sedang campur aduk kaya gado-gado Mbak Tutut.

Antara khawatir dan kecewa jadi satu, dia tak pernah merasakan perasaan selabil ini sebelumnya.

Biasanya dia lebih bisa mengontrol emosinya dan masang muka tengil seperti orang paling bahagia sedunia.

Memang kadang yang kelihatan hahahihi di luar, bisa saja menyimpan luka yang menyakitkan, wajah jenaka yang dipasang hanya untuk dijadikan topeng.

“Ternyata orang kasmaran bisa bego juga ya!” sinis Dani sambil terus natap Tata yang sedang menunduk.

Tata mengangkat kepala dan mengernyit. “Apasih, lo mabok ya? Siapa yang kasmaran sih.”

“Tuh kucing kasmaran sama kambing!” balas Dani dengan sengit.

Tata yang tak tau apa-apa dan ujuk-ujuk diomelin sama Dani jadi melotot tak terima, ditambah lagi ngantuk pengen cepet-cepet sampai rumah. Tapi, Dani malah menghalangi jalan cantiknya.

“Apaan sih! Nggak usah asal ngrepet kaya monyet PMS gitu dong!” balas Tata nggak kalah sengit, matanya melotot sambil berkacak pinggang dengan horor.

“Lo ngatain gue monyet, sedangkan lo sendiri bohongin keluarga lo kaya garongan!” ketus Dani sambil terus tak melepaskan tatapannya dari Tata.

“Lo kenapa sih! Ada masalah sama gue! Cepet langsung ngomong, jangan cuma kode, lu pikir gue komputer!” bentak Tata berapi-api.

Dia sudah teriak kaya monyet, nggak memikirkan keadaan tetangga yang bisa saja terganggu.

“Lo bohongin Abang lo! Apa susahnya buat jujur kalau mau ke pasar malam?” tanya Dani dengan ketus.

Tata mengehela nafas, nggak tau kenapa tiba-tiba dadanya seperti dihimpit grobak cilok, beserta abang ciloknya juga, nyeseg dan menyakitkan.

“Lo nggak pernah tau rasanya jadi gue!” bentak Tata lalu jalan dan menabrak Dani dengan sengaja.

Tata kira Dani bakalan membelanya karena selama ini dia yang selalu mendukung Tata, meskipun kehadiran Dani kadang membuat sakit kepala.

“Abang lo hanya sayang sama lo!” teriak Dani sambil mengejar langkah Tata yang secepat hilangnya doi.

Tata mbudekin diri dan jalan dengan cepat, dia hanya ingin molor di kamar dengan hikmad, tanpa memikirkan apapun.

Yaiyalah masa tidur mikirin sesuatu, apalagi Tata ini kalau tidur udah kaya orang mati suri, alias kebo banget.

"Woy, Tatakan panci!” panggil Dani sambil mensejajarkan langkahnya dengan Tata.

Tata noleh sebentar lalu balik lihat ke depan lagi. “Apasih, nggak usah jejeran kaya ondel-ondel gini bisa nggak.”

“Lo mau kemana!” tanya Dani sambil ngos-ngosan karena Tata makin lama makin lari aja, ini namanya maraton malam-malam.

“Mau pulang lah! Apa sekarang lo juga pengen tau gue ngapain aja, apa buang air kudu laporan sama lo juga, ngupil juga?” tanya Tata panjang lebar dengan kesal.

Tata belok ke pekarangan rumah yang gerbangnya masih terbuka, sedangkan Dani masih setia ngikutin Tata.

“Ta! Lo mabok ya?” tanya Dani sambil mencekal pergelangan tangan Tata, hingga sang empunya memekik kaget.

“Apasih? Lo nggak punya rumah, pakai ngikutin gue!” kesal Tata sambil menarik tanganya, mereka sekarang memang pantas jadi pemain sinetron.

“Helo, ini rumah gue, oon!” cibir Dani sambil menoyor kepala Tata.

Tata celingukan dan terkaget sampai sesak nafas, jadi dia salah rumah, duh jadi malu. Gara-gara Dani nih, dia jadi oleng.

Tata balik badan dengan cepat-cepat sambil nepuk-nepuk kepalanya, dia menahan malu, udah dari tadi drama sinetron, eh ujungnya salah kandang, malu Hayati.



Cewek BarbarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang