Kamu masih meringkuk di pojok kamarmu sambil menundukkan kepala.
Entah sudah berapa lama kamu berada dalam posisi tersebut.
Baru saja kamu ditinggal pergi oleh satu-satunya orang yang merawatmu sejak kecil. Ayahmu.
Semenjak kepergiannya kemarin, kamu malah berubah menjadi pribadi yang pendiam dan lebih suka menyendiri di kamar.
"(Y/n) makan dulu, nanti maag kamu kambuh"
Itu Yunho. Suami kamu.
Kamu mendongak, menatap Yunho dengan mata sembabmu.
Kamu menurut dan langsung beranjak. Berganti posisi menjadi diatas ranjang.
Yunho dengan telaten menyuapimu. Bukannya kamu tidak bisa makan sendiri, tapi Yunho tau kalo tidak menyuapimu, kamu malas makan.
"Jangan sedih terus, papa pasti gasuka liatnya" ujar Yunho.
Kamu hanya tersenyum menanggapinya
Yunho berusaha untuk menghiburmu dengan melontarkan pertanyaan-pertanyaan random, tapi tetap tidak berhasil.
"Sayang, liat aku"
Kamu langsung beralih menatap Yunho.
"Semua nya udah takdir Tuhan. Bukan salah kamu, bukan juga salah siapa-siapa—"
Yunho sengaja menjeda ucapannya karena kamu tiba-tiba menangis. Ia meletakkan piring di nakas samping ranjang lalu memelukmu.
"Aku gagal ngabulin permintaan terakhir papa, Ho. Aku gagal. Papa pernah bilang kalo dia pengen cepet-cepet punya cucu. Dan sampe sekarang aku belum bisa menuhin permintaannya"
Yunho hanya menepuk-nepuk punggungmu, berusaha menyalurkan kekuatan.
"Sayang, kamu inget ga apa yang papa bilang terakhir kali sama kamu? Aku bukannya pengen bikin kamu keinget lagi, cuma aku mau tanya aja, kamu inget gak?"
Kamu menggangguk.
"Papa gamau kamu terus-terusan sedih mikirin dia, papa gamau kalo kamu jadi murung terus, jadi nangis terus, papa gamau kamu malah jadi pribadi yang beda, (y/n)"
Kamu melepaskan pelukannya lalu menatapnya.
"Yunho" panggilmu.
"Hm?"
"Maaf kalo dari kemarin aku ngerepotin kamu. Bisanya nangis, nangis, nangis terus" isakmu.
"Hei, sayang ga gitu maksud aku. Kamu ga ngerepotin sama sekali"
"Ya apapun itu, maaf"
Yunho menghela nafasnya "Aku cuma gamau kamu berubah"
Kamu tersenyum menanggapinya "Iya sayanggg"
Yunho ikut tersenyum karena ia merasa berhasil untuk mengembalikan moodmu.
"(Y/n)"
"Iya?"
"Mau ngabulin permintaan terakhir papa enggak?"
"Hah?" Tanyamu bingung.
"Papa kamu minta cucu kan?"
"Eh, oh i-iya sih"
Kamu langsung gelagapan entah kenapa.
"Sekarang ya?"
Kamu mengangguk pelan
Cup
Ia mengecup bibirmu pelan.
Setelah itu, silakan dibayangkan sendiri ;)
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
ATEEZ Imagine as Husband
Fanfictionatiny? mampir dulu skuy! [ CLOSED REQUEST ] ©atmospherxe, 2O2O