ATEEZ Imagine as Husband

Choi San • Anxiety

Akhir-akhir ini kamu mengalami yang namanya gangguan panik. Tapi sebisa mungkin kamu menutupinya dari San.

Kamu menikah dengan San karena perjodohan. Sementara San merupakan seorang idol.

San sangat menerima kamu dan kamupun juga sangat menerima San. Pernikahan kalian berjalan dengan lancar tapi baru-baru ini penggemar-penggemar San sudah mengetahui bahwa kamu itu istrinya.

Ada beberapa yang menerima, tapi tak sedikit juga yang malah "menerormu". Bahkan kamu sampai menonakftifkan akun instagram mu karena banyak sekali komentar-komentar negatif.

San pernah bertanya tapi kamu menjawab karena lagi tidak mood menggunakan media sosial.

Hp mu berbunyi dan ternyata itu panghipa masuk dari San.

"Halo?"

"Halo sayang, kamu lagi ngapain?"

"Ga ngapain sih, tadi abis beres-beres kamar"

"Nanti malemnya aku pulang agak malem ya, masih ada jadwal variety show soalnya"

"Iya, gapapa kok. Kamu jaga kesehatan ya jangan sampe kecapean"

"Iya. Nanti mau dibawain makanan ga pulangnya?"

"Gausa deh, aku sekarang mau ke supermarket aja beli bahan-bahan buat masak"

"Oh yauda, hati-hati ya"

"Iya"

"Bye sayang"

"Bye"

Kamu langsung siap-siap untuk pergi ke supermarket dekat rumah.

Setelah berjalan kaki kurang lebih 5 menitan, akhirnya kamu sampai.

Kamu memilih-milih bahan yang akan kamu gunakan untuk memasak makan malam nantinya.

"Eh eh itu bukannya istri nya San?"

"Eh iya iya"

"Cantik juga engga, masi cantikan gue"

"Kenapa San mau sih sama cewe jelek gitu?"

Kamu mendengar bisikan-bisikan dari para siswi SMA yang bisa kamu simpulkan mereka adalah penggemar San.

Salah satu dari mereka mendekat kearahmu dan dengan sengaja mendorongmu hingga keranjang belanjaan yang kamu pegang terjatuh.

"Ups sorry"

Kamu buru-buru meninggalkan mereka tapi salah satu dari mereka menahanmu.

"Eh jangan kabur"

Kamu dan empat siswi SMA itu berada di bagian supermarket paling belakang dan kondisi supermarket memang sedang sepi. Jadi tidak ada orang lain selain kamu dan keempat siswi itu.

"Lo pake pelet ya?"

"Apa sih yang San liat dari cewe kayak lo"

Kamu hanya bisa menunduk.

"Permisi ya, saya lagi buru-buru" ucapmu.