Kim Hongjoong • Affair [4]

4.3K 526 187
                                    

"Kamu apa kabar?"

"Baik"

"Kamu tinggal dimana sekarang?"

"Ngga penting juga buat kamu"

Hongjoong menghembuskan nafasnya pelan saat mendengar jawabanmu.

Sebenernya kamu udah mati-matian nahan rasa penasaran kamu soal bayi itu. Kamu mau bertanya, tapi sudah terlanjur malas.

"Ini anak aku" ujarnya tiba-tiba seakan tau isi pikiranmu.

Kamu hanya ber-oh ria.

"Namanya Jaeyoon" ujarnya lagi tanpa kamu bertanya.

Ada satu hal lagi yang membuat kamu penasaran.

"Ibunya kemana?" Akhirnya kamu memberanikan diri untuk bertanya.

Terlihat kesedihan pada sorot mata Hongjoong.

"Nayoung—, dia, dia pergi"

"Maksud kamu?"

"Dia pergi gitu aja setelah ngelahirin Jaeyoon, aku gatau apa alasan dia. Tapi dia pergi gitu aja ninggalin aku sama Jaeyoon tanpa bilang apapun"

See? Karma is real. Right?

Kim Hongjoong baru saja membuktikan bahwa karma itu ada dan akan berbalik.

"(Y/n) aku minta maaf sama kamu, dulu aku bodoh karena nyia-nyiain kamu"

Cih.

Hongjoong mengenggam tanganmu tapi kamu menepisnya.

"Udahlah, udah lewat juga. Gabisa diputer balik lagi"

"Aku mau ngulang semuanya sama kamu. Kita mulai semuanya dari awal. Aku butuh kamu. Kita bisa besarin Jaeyoon bareng-bareng"

"Segampang itu kamu ngomong buat mulai semuanya dari awal? Kamu lupa sama apa yang udah kamu bilang ke aku?"

"Aku kecewa sama kamu! Mau kamu apa sekarang?!" Tanya Hongjoong dengan emosi.

"Aku mau cerai"

"Oke, kita cerai. Aku bakal urus secepat mungkin. Jangan harap kita bisa sama-sama lagi"

"Kamu sendiri yang bilang jangan harap kita bisa sama-sama lagi" ucapmu diakhiri dengan senyuman miring.

"Aku—"

"Udahlah"

"(Y/n) aku mohon, kasi aku kesempatan satu kali lagi. Aku janji gaakan nyia-nyiain kamu lagi, aku janji"

Kamu mendecak malas.

"Kenapa? Udah ada laki-laki lain?" Tanyanya dengan tatapan sendu.

"Bukan masalah itu, aku udah gabisa, Hongjoong"

"Aku ngga sanggup ngerawat Jaeyoon sendirian. Aku butuh kamu"

Kamu hanya diam.

"Aku tau dulu aku bodoh banget, aku terlalu buta, tapi aku mau berubah. Aku masih sayang sama kamu, (y/n)"

Kamu menatap matanya tajam "Aku gamau ngulang kesalahan aku dua kali, kamu memang udah cukup bodoh, tapi aku bakal jadi manusia yang jauh lebih bodoh daripada kamu kalo aku kasi kamu kesempatan lagi, aku udah janji sama diri aku sendiri gaakan pernah mau nerima laki-laki yang udah pernah nyakitin aku"

Hoongjong menatapmu masih dengan tatapan sendu.

"Perempuan di dunia ini banyak, aku yakin kamu bakal dapet pendamping yang mau nerima kamu, yang pantes bersanding sama kamu, dan perempuan itu bukan aku. Permisi aku duluan"

Kamu langsung buru-buru keluar dari cafe tersebut karena sudah terlalu muak dengan kata-kata mantan suami kamu itu.

Mata kamu memanas, entah kenapa tiba-tiba emosi kamu naik hingga menyebabkan kamu menangis.

Kamu menghapus air matamu kasar.

Bayangin aja kamu mati-matian melupakan Hongjoong dan semua kejadian setahun lalu, tapi tiba-tiba aja semuanya balik lagi. Semua memori-memori yang udah berhasil kamu timbun berhasil teringat lagi.

"Kim Hongjoong sialan" makimu.

Kamu berlari menuju apartemenmu dipenuhi dengan emosi yang memuncak. Sampai-sampai kamu tidak sadar bahwa airpod yang kamu simpan di saku celanamu terjatuh.

"Hei!" Seruan dari seseorang dari arah belakangmu membuat mu menoleh.

Kamu menunjuk dirimu sendiri.

"Iya lo" orang tersebut berlari menghampirimu.

"Nih, jatuh. Jangan teledor, airpod mahal tau" sahutnya.

"Yaampun makasi ya"

Kamu mengambil airpodmu dari tangan orang itu.

Sebentar, kamu rasanya kenal sama orang didepanmu ini.

"Lo (y/n) kan?"

"Hah iya. Kok tau?"

"Kebiasaan ih lupa sama temen lama, lo gainget gue sama sekali?"

"Pantesan tadi muka kamu kayak ngga asing, tapi siapa ya?"

Orang tersebut tertawa.






























"Gue Seonghwa (y/n), Park Seonghwa. Temen SD lo"

•••

lagi satu part end ya hongjoong nya

ga tega bikin sad ending, jadi bikin yg happy ending aja yaw aowkkw

kan (y/n) juga berhak bahagia, ye ga

ATEEZ Imagine as HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang