Park Seonghwa • Missed

3.7K 326 33
                                    

"Diminum dulu tehnya"

Perlahan kamu menyesap teh hangat yang baru saja dibuatkan khusus untukmu.

"Makasih"

"Kamu mau aku bikinin makanan?"

Kamu mengangguk "Gausa Hwa"

"Mau sampe kapan kamu terus-terusan kayak gini hm?"

Kamu menunduk masih sambil memegang secangkir teh hangat manis guna untuk menghangatkan kedua telapak tanganmu.

"Gatau. Aku juga gamau terus-terusan kayak gini, tapi aku gabisa Hwa"

Seonghwa menghembuskan napasnya lalu beranjak dari tempat duduknya dan duduk di sebelahmu kemudian secara perlahan membawamu kedalam dekapan hangatnya "Udah tiga bulan (y/n), udah tiga bulan semenjak dia ninggalin kita. Aku ngerti perasaan kamu gimana sekarang ini. Tapi kamu gabisa kayak gini terus. Kamu gaboleh kayak gini terus"

"Kamu gampang ngomong kayak gitu. Aku yang bawa dia kemana-mana selama sembilan bulan di dalam perut aku. Aku yang berjuang ngelahirin dia, tapi aku sendiri yang bunuh dia. Aku ibu macam apa Hwa?" Isakmu.

"Bukan salah kamu, ini semua udah rencana Tuhan. Kamu sama sekali nggak salah"

"Kamu terus-terusan bilang kalo ini cuma rencana Tuhan, tapi kalo aku nggak ninggalin dia di taman sendirian waktu itu dia nggak bakalan ninggalin kita Hwa, ini semua salah aku"

Park Sera, anak perempuan kalian yang sudah meninggal karena tertabrak mobil tepat tiga bulan yang lalu.

Kala itu, Sera yang baru menginjak usia tiga tahun sedang bermain bersamamu di taman komplek, awalnya kamu tidak berniat untuk meninggalnya sendirian disana. Kamu hanya ingin mengambil sesuatu sebentar di rumah yang kebetulan jaraknya memang tidak terlaku jauh. Karena kamu melihat Sera yang sangat asik bermain disana, akhirnya kamu membiarkannya sendiri dan berlari menuju rumah. Tapi apa yang kamu dapati setelah kamu balik ke taman? Sera sudah tergeletak di tengah jalan dengan darah yang bersimbah di dahinya. Kamu yakin Sera korban tabrak lari.

Hingga sekarang pun kamu masih menyesali kecerobohan dan kebodohanmu yang dengan mudahnya meninggalkan anak sekecil Sera bermain sendirian di taman.

Walaupun jarak antara taman dan rumah sangat dekat, tapi itu bukanlah alasan yang tepat untuk meninggalkan Sera sendirian di taman seperti itu.

Seonghwa membawamu kedalam dekapan hangatnya, berusaha menyalurkan kekuatannya padamu "Sera udah tenang diatas sana, dia pasti ngga suka liat mamanya sedih terus"

"Hwa, aku malu sama diri aku sendiri. Ibu macam apa yang ngga bisa jagain anaknya sendiri? Ibu macam apa yang tega ninggalin anaknya sendirian di taman? Aku nggak pantes dipanggil ibu Hwa, aku gabisa jaga anak kita sendiri"

"(Y/n), aku udah bilang berkali-kali sama kamu, ini semua bukan salah kamu. Aku yakin kamu ninggalin Sera disana bukan karena sengaja jadi stop nyalahin diri kamu sendiri terus"

Kamu menatap Seonghwa yang terlihat sedikit kesal. Iya, kamu yakin Seonghwa sangat jengah dengan sikap kamu tiga bulan belakangan ini. Tiap harinya kamu hanya berdiam diri di kamar, makan pun tak selera. Senyum juga sangat jarang terbit di wajahmu yang padahal sebelumnya kamu itu tipe orang yang ramah senyum.

Seonghwa menghapus air mata yang masih mengalir di pipimu "Udah ya, ini terakhir kalinya kamu kayak gini. Aku gamau liat kamu terpuruk gini terus. Aku juga sedih ditinggal anak kita, kita bangkit sama-sama. Kamu gamau kan bikin Sera sedih diatas sana?"

"(Y/n) yang aku kenal itu (Y/n) yang ceria, (Y/n) yang nggak pernah berhenti senyum, (Y/n) yang bisa bikin suasana jadi hangat, aku mau kamu balik kayak (Y/n) yang dulu"

"Hwa... Aku minta maaf karna aku udah ngerepotin kamu selama ini"

Seonghwa menggeleng "Enggak, gaada yang namanya ngerepotin. Kamu istri aku, dan Sera anak kita. Kamu udah jadi tanggung jawab aku. Gapapa, aku paham sama perasaan kamu, tapi kamu harus janji sama aku, habis ini kamu gabakalan kayak gini lagi, janji?"

"Janji. Aku bakal berusaha buat ikhlasin Sera"

Seonghwa tersenyum hangat lalu mengusak pucuk kepalamu "Ini baru (Y/n) yang aku kenal"

Kamu memeluk Seonghwa kembali dengan sangat erat. Kamu sangat bersyukur bisa menikah dengan laki-laki baik seperti Seonghwa. Laki-laki yang selalu ada bersamamu setiap saat, baik suka maupun duka.

"Aku juga janji, aku gabakal ngulang kesalahan aku lagi, aku janji aku gaakan bikin kamu kecewa atau ngerepotin kamu" ujarmu.

Seonghwa tak menanggapimu, ia hanya mengecup bibirmu dengan sangat lembut.

"Aku sayang kamu" bisik Seonghwa setelah melepas ciumannya.

•••

huaa setelah sekian lama aku telantarin book ini, akhirnya bisa lanjut nulis jugaa.

ada yang nungguin ga sih?
kalo ada mon maap yak lama banget up nya, kalo gaada yaudah bagus deh :")

ATEEZ Imagine as HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang