☘️ Chapter 6

74 30 2
                                    

Gue mempercepat langkah gue, tanpa disadari tali sepatu gue terlepas dari ikatannya hingga membuat gue hampir jatuh karena menginjak tali sepatu gue sendiri. Saat gue hampir terjatuh ada tangan yang menarik lengan gue hingga gue berbalik arah dan menabrak dada bidang itu.

Gue mencoba mendongak melihat siapa pemilik dada bidang ini. Tapi sebelum gue sempat melihatnya dia memeluk tubuh gue dan membenamkan kepalanya dipundak gue. Gue memberontak mencoba melepaskan pelukan dia. Tapi semakin gue memberontak semakin erat dia meluk gue. Kemudian suara lembut terdengar di telinga gue. "Please kali ini saja".
Gue mencoba mengatur nafas gue yang menggebu dengan mengambil nafas dan mengeluarkannya secara berlahan. Ya cara itu berhasil membuat nafas gue menjadi lebih teratur. Dan tanpa disadari gue membalas pelukan hangat dia.

"Woy kak bangun..." Teriak Reihan di dekat kuping gue.
Seketika itu gue bangun dari tidur gue dan memutus mimpi gue yang tadi di peluk Ama cowok.

"Aaa... Berisik!! ganggu aja sih lu" teriak gue sewot. Kemudian gue menarik selimut dan menutupi seluruh tubuh gue dengan selimut.

"Cepat bangun!" kata dia sambil menarik selimut yang menutupi tubuh gue.

"Ada kak Lisa tuh"

"Mau apa dia kesini?" Tanya gue yang enggan untuk membuka mata gue.

"Mana gue tau. Cepet bangun kebo!"

Dasar adek terlutnut lu ngatain gue kebo!. Emang gue hewan berkaki empat apa.

"CK, suruh dia ke kamar aja"

"Kak Lisa lagi ngobrol di depan sama mama. Cepat bangun!"

"Iya nanti gue bangun"

"Kalo kelakuan kaka kayak gini terus, mana ada cowok yang suka, pantesan sampe sekarang nggak laku" kata Reihan sambil menekankan kata nggak laku seraya tersenyum miring.

Saat mendengar kata gak laku gue langsung auto bangun dan melirik dia tajam.

Gue nggak terima dong dikatai nggak laku. Maaf yah bukannya gue nggak laku tapi belum dapet aja yang cocok buat jadi pacar gue. Gue itu orangnya pemilih nggak sembarangan orang bisa jadi pacar gue. Gue mempunyai kriteria tersendiri dan yang masuk kriteria gue ya cuma Albi seorang hehehe.

"Dasar adek jahanam lu. Sana pergi" usir gue.

Dia pun pergi dari kamar gue. Pandangan gue beredar di sekeliling kamar gue yang berantakan. Banyak sampah di kamar gue dari mulai kulit kacang,bungkus makanan ringan yang berserakan dimana mana sampe tisu bekas ingus gue juga ada. Ya tadi malam gue habis begadang, ngerjain tugas dari dosen killer dan besok pagi pas pelajaran dia harus udah dikirim. Kalo kagak tamatlah riwayat gue karena dia bakal ngasih nilai di mata pelajarannya yaitu E dan nggak ada yang namanya tawar menawar.

Gue melirik meja belajar gue. Perasaan tadi malem gue naruh kotak yang berisi roti donat deh di situ, kok sekarang kagak ada yh?. Oh iya tadi kan Raihan ke kamar gue.

"Reihan...!! Kenapa donat gue lu embat semua...!!" Teriak gue kesal.

Dasar adek terlutnut. Gue kan baru makan satu dan masih ada lima donat lagi yang harus nya gue makan, eh malah di embat semua tuh donat.

*******

Setelah mandi gue turun menuju ruang makan dan di sana sudah ada Lisa, mama, papa dan Raihan.

Mereka sedang asyik mengobrol.

"Keliatannya seru banget nih" kata gue yang kemudian duduk di sebelah Reihan dan sekarang gue berhadapan dengan Lisa.

"Nggak juga tuh" kata Reihan sambil ngaca di layar hp nya merapikan rambut badainya.

Gue ngelirik dia tajam. Dan dia hanya menyengir kuda.

"Ya udah yuk dimakan sarapan nya" ucap mama.

"Oh iya, tumben lu kesini pagi pagi?" tanya gue pada Lisa seraya mengambil gelas berisi air putih di dalam nya yang kemudian gue minum.

"Temenin gue shopping yah?" kata dia sambil tersenyum lebar. "Boleh kan tan?" Lanjutnya bertanya pada mama gue.

"Boleh banget malah. Sekalian ajari dia dandan biar cantik kayak kamu gini" puji mama pada Lisa.

"Nggak mau ah males" kata gue menolak ajakan Lisa.

Ya, hal yang gak gue suka yaitu shopping. Walaupun gue cewek gue gak suka yang namanya shopping. Tau kenapa? Karena shopping itu satu, membuang waktu gue. Ya karena shopping itu nggak cukup lima menit atau sepuluh menit tapi berjam jam, dan harus memilih sebegitu banyak nya baju tapi yang dibeli hanya satu dua. Dan alasan nomer dua yaitu membuang buangkan uang saja. Asli gue lebih suka habisin uang gue buat beli makanan daripada buat shopping.

"Sekali kali shopping ngapa kak dan dandan dikit biar cantik. Ya walaupun dikit" kata Raihan seenak jidatnya.

Gue melirik Raihan tajam. Enak aja yah gue ini udah cantik dari lahir, ya itu pendapat gue. kemudian melihat kearah lisa "Nggak!" Kata gue sambil menggeleng kan kepala.

Gue mendapatkan tatapan tajam dari mama. Gue menghela nafas pasrah kemudian mengiyakan ajakan Lisa.

Dengan terpaksa

******

Kita sudah ada di dalam Mall. Tempat yang dituju adalah butik. Setelah di dalam butik gue cuma ngikuti Lisa dari belakang memilih-milih baju yang kira-kira cocok untuknya.

"Menurut lu ini bagus gak?"tanya Lisa sambil menempelkan baju itu kedepan tubuh nya.

"Bagus"Kata gue asal ngomong.

Ya iyalah gue udah males denger kata itu dari tadi. Setiap ambil baju, bagus gak?, cocok nggak buat gue?, Kalo gue pake yang ini cantik kan?, Ini cocok deh buat gue, gue suka warna nya dan masih banyak lagi yang dia tanyakan ke gue. Tapi gue cuma Jawa iya, cantik, bagus kok dah tiga kata itu doang supa cepet selesai dia milih baju. Belum juga dia coba in baju itu satu persatu. Aduh gue bisa mati berdiri nih gara gara nungguin dia shopping.

"Nih pegang in"

"Lah"

"Lu gak lihat nih. Berat tau" kata dia sambil memperlihatkan baju-baju yang ada di tangan nya. Kemudian memberikan sebagian baju itu ke gue.

Kemudian kita menuju ke ruang ganti untuk mencoba semua pakaian ini. Maksudnya Lisa yang mau coba semua tuh baju. Lah gue apa kabar?. Ya tugas gue disitu hanya menilai baju-baju yang dia coba satu persatu. Dan hal ini juga yang gue paling males.

Setelah Lisa mencoba semua baju-baju itu cuma dua, tiga baju yang dia beli. Lah tadi ngapain ambil baju banyak-banyak kalo cuma di beli dua, tiga baju doang. Heran gue.

"Kayak nya baju ini cocok buat lu wil" kata dia sambil memberikan dress selutut ke gue.

"Kayak nya gak deh" kata gue sambil mengamati baju itu. Apa jadinya gue kalo pake baju ini? Entar tubuh seksi gue terekspose deh.

"Nggak ah, jangan yang ini. Yang lain aja yang gak terlalu menampilkan tubuh seksi gue" kata gue sok.

"Yang tertutup yah?" kata Lisa tampak berpikir sejenak.

"Lu mau pake gamis?"

Selesai.

Jangan lupa vote & comment yah.

Salam hangat dari author🤗
See you next part.

BEAUTIFUL EYESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang