☘️ Chapter 23

25 16 7
                                    

"Pagi!" Sapa gue seraya menepuk bahu Arrun.

Gue tersenyum saat Arrun melihat gue dengan tatapan aneh.

"Mau susu gak?"

Arrun langsung menghentikan langkahnya kemudian menatap gue lekat sebelum dia melihat dari ujung kepala sampai ujung kaki gue. Dia lagi ngapain dah liatin gue kek gitu? Gue langsung menyilang kan kedua tangan di depan dada. "Liatin apa lu?"

"Dasar aneh" katanya yang kemudian pergi.

Apanya yang aneh coba. Gue memakai baju kebalik apa? Gue mencoba melihat baju gue juga gak ke balik kok. Gue merapikan rambut gue menggunakan sela-sela jari tangan gue kemudian menyusul Arrun.

******

"Hai Bi!" Sapa gue seraya melambaikan tangan ke arah Albi. Albi tersenyum kemudian membalas lambaian tangan gue.

"Sendirian aja" seraya duduk di sampingnya.

"Oh iya, lu liat Arrun gak?" Tanya gue karena dari tadi gue cari gak nemu-nemu tuh orang.

"Kayaknya dia pulang deh. Tadi dia bilang gak enak badan"

Apa? Ternyata orang kek dia bisa sakit juga toh. Eh tapi tadi pagi gue liat muka dia yang pucat sih. Dia udah minum obat belum yah? Eh tunggu-tunggu kok gue jadi mencemaskan dia.

"Woy ngapa lu jadi ngelamun dah" kata Albi sambil menepuk bahu gue.

"Ehh" gumam gue kemudian tertawa hambar.

"Oh iya lu mau cobain kue buatan gue gak?" Tanya gue seraya mengeluarkan toples dari dalam tas gue kemudian gue buka tutup toplesnya.

"Ini kue nastar?" Katanya seraya mengambil satu kue yang ada didalam toples.

"Yap betul sekali"

"Gimana enak gak?" Tanya gue saat Albi memakan kue nastar buatan gue.

"Emmm, kalo di jual bakal laku keras nih" katanya seraya memakan kue nastar yang masih tersisa setengah.

Gue tersenyum lebar mendengar tanggapan Albi tentang kue nastar buatan gue yang katanya enak.

"Makasih pujian nya, kalo gitu gue pergi dulu"

"Eh Wil gue mau satu lagi kue nastar nya" teriak Albi saat gue tiba-tiba pergi.

"Iya nanti gue kasih lagi tapi bukan sekarang, gue ada urusan" kata gue yang kemudian pergi.

*****

Tok tok tok

Gue mengetuk pintu beberapa kali tapi sang pemilik rumah tidak kunjung membukakan pintu buat gue. Gue mencoba mengetuk pintu kembali dan beberapa menit kemudian sang pemilik rumah membuka pintu.

"Ngapain lu kesini?" Tanya nya saat melihat gue sudah ada di depannya.

"Gue mau ngasih ini buat lu" sambil menunjuk paper bag yang sedang gue pengen.

"Apa?"

"Nanti juga tau" kata gue seraya menyelonong masuk tak peduli dia bakal ngizinin gue apa enggak.

"Gak sopan banget sih lu, main masuk aja" gerutu nya.

Gue tersenyum sesaat kemudian berkata. "Yang namanya tamu itu harus di perlakukan dengan sopan dong"

"Tamunya aja gak sopan ngapain gue harus sopan segala" gerutu nya seraya mendorong gue agar keluar dari rumahnya.

"Iya, gue minta maaf. Masa sama pacar sendiri gitu sih" kata gue seraya tersenyum lebar.

BEAUTIFUL EYESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang