☘️ Chapter 20

33 16 0
                                    

Happy reading
Kuy langsung aja gass

🌿🌿🌿

Angin pagi ini terasa sangat menyejukkan di tambah gemuruh ombak yang bergulung ke bibir pantai memecah kesunyian. Gue merebahkan tubuh gue di bawah pohon kelapa, beralaskan pasir pantai yang lembut, mencoba mengingat kembali mimpi semalam yang terasa begitu nyata.

Flash back

Gue melihat Arrun yang sedang berdiri sambil sesekali melihat jam tangannya. Gue menatap punggungnya sesaat sebelum gue berjalan mendekat kearahnya. Arrun yang menyadari bahwa gue sudah ada di belakangnya, langsung membalikkan badannya.

"Lu gak papa?" Tanya Arrun saat melihat mata gue berkaca-kaca ingin menangis.

Gue mendongak ke atas supaya air mata gue tidak jatuh kemudian mencoba tersenyum.

"Lu kenapa?" Katanya sambil memegang kedua pundak gue sedikit khawatir saat melihat gue yang ingin menangis.

Gue langsung memeluk erat tubuh dia dan air mata gue pun pecah. "Maafkan aku hisk hisk"

"Dan mulai sekarang aku akan percaya sama kamu Run hisk" lanjut gue. Arrun mengelus punggung gue mencoba menenangkan.

"Gue juga. Gue melakukan semua itu, ya karena gue gak mau itu terjadi sama lu" katanya kemudian terdiam sesaat. "Udah jangan nagis. Kalo lu nangis wajah lu tambah jelek" lanjutnya.

"Woy ngapain lu pagi-pagi tiduran di bawah pohon kelapa. Nanti kesambet baru tau rasa lu" kata Lisa yang kemudian membuyarkan lamunan gue.

"Yeh. Penunggunya tadi udah temenan sama gue jadi gue mah aman-aman aja, gue sih gak yakin penunggunya suka sama lu"

"Lah emang bener di pohon kelapa ini ada penunggunya? Jangan bercanda deh Wil" kata Lisa yang sedikit ketakutan.

"Ada" kata gue yang langsung merubah ekspresi wajah gue menjadi serius.

"Emang bener ada?"

Gue mendekatkan wajah gue ke wajah Lisa kemudian berkata "Ada! Nih gue penunggunya" kata gue yang kemudian tertawa.

"Gak lucu!"

"Hehe ya maaf. Oh iya tadi malem gue mimpi aneh banget"

"Mimpi apa? Nikah sama vampir?"

"Kalo nikahnya sama vampir kayak Edward di film twilight mah gue mau. Tapi kalo gue nikah sama vampir China yang jalannya lompat-lompat kayak pocong mah gue ogah"

"Yee itu sih mau lu"

"Gue serius nih. Masa gue tadi malem mimpi meluk Arrun" kata gue sambil merubah posisi gue duduk menyilang.

"Lah emang tadi malem lu meluk Arrun kok, gue saksinya" kata Lisa.

"Jangan bercanda deh Lis"

"Ngapain gue bohong" katanya sambil memutar bola matanya malas.

"Lu inget kan, tadi malem lu tidur di kursi pantai di situ" kata Lisa sambil menunjuk kursi yang semalem gue duduki.

Gue menggaruk rambut gue yang tidak terasa gatal. Lah emangnya tadi malem gue tidur di situ yah? Perasaan gue cuma duduk-duduk santai.

"Masa? Gue liat lu tidur di situ. Karena gue gak tega gue panggil Arrun buat gendong lu ke kamar"

"Aslinya Arrun nolak tapi gue ancam dia dan akhirnya dia mau gendong lu. Ketika dia mencoba gendong lu, lu tiba-tiba meluk dia"

Gue tertawa hambar saat mendengar cerita Lisa. "Gak lucu! Mana mungkin dia gendong gue dan gak mungkin gue sampe peluk-peluk dia, ogah banget"

"Kalo lu gak percaya ya sudah. Gue mah cuma ngasih tau aja kejadian sebenarnya. Yasudah lah gue mau siap-siap dulu. Oh iya gue, Darren, Angga, Irene sama Albi mau mancing di laut, lu mau ikut gak?"

"Kalo ada Albi mah gue pasti ikut" sahut gue.

******

Gue berjalan menuju gudang untuk mengambil alat buat mancing hari ini, tapi sebelum gue ke gudang, gue melihat Arrun dan Citra sedang mengobrol di pinggir kolam renang gue mendengar apa yang mereka bicarakan saat ini kayaknya serius banget. Gue pun penasaran dan akhirnya gue mencoba lebih dekat agar bisa mendengar pembicaraan mereka.

"Run gue pengen jujur sama lu" kata Citra sambil menatap wajah Arrun yang ada di sampingnya.

"Sebenernya gue masih sayang sama lu" kata Citra lagi. Saat mendengar perkataan Citra Arrun langsung menengok kesamping dan akhirnya mereka saling menatap satu sama lain. Arrun memegang salah satu pipi Citra seraya tersenyum sebelum ia mencium Citra.

"Ya ampun! Apa yang mereka lakukan?" Batin gue serasa mengumpat dibalik tembok. Kenapa gue harus liat adegan ini sih? Gue menggelengkan kepala beberapa kali mencoba menghilangkan adegan yang barusan gue lihat. Ah udah lah mending gue pergi dari sini.

*****

"Nih alat pancing nya" kata gue sambil memberikan alat pancing itu kepada Angga.

"Tolong panggilkan Arrun sama Citra siapa tau mereka mau ikut" suruh Angga ke gue.

"Kenapa harus gue!" Sentak gue sambil memalingkan wajah.

"Kenapa lu jadi marah? Kalo gak mau yang gak papa. Gak usah marah-marah gitu kali" cetus Angga.

Iya yah, kenapa gue harus marah? Ah entahlah suasana hati gue lagi gak enak aja kali yah makanya gue jadi gini.

"Udah biar gue aja" kata Darren yang kemudian pergi.

"Lu gak papa kan?" Tanya Albi memastikan.

Gue hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban. Udah lah Wil kenapa suasan hati lu jadi kek gini sih, di sini kan ada Albi seharusnya lu seneng dong bisa deket sama dia.

****

"Gimana, kalian ikuti?" Kata Albi saat melihat kedatangan Arrun, Citra dan Darren.

"Gue gak ikut. Dan lu juga gak usah ikut" kata Arrun sambil melirik gue. Gue mengernyit heran. Kenapa nih cowok pake ngelarang gue gak ikut segala, emang gue siapanya dah. "Gue ikut" kata gue.

"Lu gak boleh ikut! Kali ini, lu harus percaya sama gue"

"Kenapa sih lu ngatur-ngatur segala. Pokoknya gue ikut"

"Baik, kalo lu ikut, gue juga akan ikut" kata Arrun.

"Cie cie so sweet banget kalian" goda Angga sama Iren.

Citra mengepalkan tangannya kesal saat melihat Arrun yang sangat perhatian kepada Wilda. Citra menunduk kepalanya sesaat sebelum ia melihat tajam kearah Wilda seraya tersenyum miring.

_________________________

Gimana menurut kalian?

Jangan lupa vote & comment yah

See you next part...

BEAUTIFUL EYESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang